Kenali Gejala Awal Anak Alami Mental Illness


Kenali gejala mental illness sejak dini. (foto: pexels misha voguel)
DALAM masa pertumbuhan, bukan hanya perkembangan kognitif dan fisik yang perlu diperhatikan, melainkan juga perkembangan emosi anak. Orangtua harus menyadari pentingnya kesejahteraan psikologis pada anak-anak dan remaja karena itu dapat memengaruhi perkembangan emosional, sosial, fisik, kognitif, dan pendidikan.
Mengidentifikasi gangguan mental pada anak-anak dapat menjadi rumit bagi para tenaga kesehatan. Hal itu disebabkan perkembangan normal anak-anak merupakan proses yang melibatkan perubahan dan berkembang seiring waktu. Apalagi mereka masih memproses pembelajaran tentang bagaimana menghadapi, beradaptasi, dan berhubungan dengan orang lain dan dunia di sekitar mereka.
Sering kali banyak perilaku dianggap sebagai gejala penyakit kejiwaan, seperti rasa malu, kecemasan (gugup), kebiasaan makan yang aneh, dan amarah. Padahal itu dapat terjadi sebagai bagian normal dari perkembangan anak.
BACA JUGA:
Kita dapat mengidentifikasi apakah perilaku mereka normal atau bermasalah dari lamanya perilaku tersebut berlangsung. Selain durasi perilaku berlangsung, perhatikan juga apakah perilaku tersebut terjadi pada usia yang tidak biasa, atau menyebabkan gangguan signifikan pada kemampuan anak dan/atau keluarga untuk berfungsi.

Masalah morbiditas psikiatri anak semakin serius karena ketidaktahuan masyarakat tentang kesehatan mental dan masalah-masalahnya. "Anak-anak lebih rentan terhadap risiko karena masih dianggap terlalu muda dan tidak tahu apa-apa," ujar Dr JPS Bakshi, pendiri Dr Bakhsi's Healthcare.
Lebih jauh lagi, itu menjadi alasan yang membuat orangtua luput untuk mengatasi masalah ini dan membaca tanda-tanda kesehatan mental anak mereka. Diagnosis gangguan mental dapat dilakukan dengan mempelajari seberapa baik fungsi anak di rumah, dalam keluarga, di sekolah, dan dengan teman sebaya, serta usia dan gejala anak.
Beberapa tanda peringatan yang harus diperhatikan orangtua yakni ketidakmampuan dalam mengungkapkan perasaan mereka atau mereka mungkin tidak mau mengungkapkan sama sekali, gangguan dalam siklus tidur, ledakan vokal emosional atau tiba-tiba, kemarahan emosi yang intens dan ketakutan yang luar biasa tanpa alasan. "Terkadang emosi tersebut disertai dengan jantung yang berdebar kencang atau napas yang cepat," jelas Bakhsi.
Ketika bersekolah, mereka juga mengalami kesulitan ekstrem dalam berkonsentrasi. Dalam kondisi yang ekstrem, anak juga sudah bisa mengekspresikan pemikiran negatif, menjadi kritis terhadap diri sendiri, atau berbicara tentang kematian atau sekarat.
Lalu apa langkah pertama yang perlu segera dilakukan?

Langkah pertama yang mendesak ialah merangsang peningkatan jangka panjang dan berkelanjutan dalam kesejahteraan psikologis anak-anak. Orangtua juga bisa aware dengan menetapkan standar untuk perawatan mental dan kesehatan terpadu berkualitas tinggi untuk anak-anak dari sebelum lahir, sampai dewasa. Bakhsi menyebut ada berbagai perawatan yang tersedia untuk mendiagnosis dan mengelola penyakit mental pada anak-anak, termasuk intervensi pendidikan atau pekerjaan, bentuk psikoterapi tertentu (terapi perilaku interpersonal dan kognitif), dan beberapa obat yang efektif.
"Partisipasi orangtua dalam evaluasi dan perawatan anak juga sangat penting karena anak yang lebih kecil sering kali lebih nyaman dengan keterlibatan pengasuh dan keluarga mereka," saran dokter Bakhsi. Di sisi lain, faktor protektif untuk penyakit mental masa kanak-kanak harus mencakup pencegahan paparan kekerasan masyarakat, keterlibatan orang dewasa yang mendukung, hubungan keluarga dan teman sebaya yang kuat dan konsisten, keterampilan coping yang sehat, dan regulasi emosional.
Kesehatan mental yang baik memungkinkan anak-anak dan remaja untuk mengembangkan ketahanan untuk mengatasi apa pun yang dilemparkan kehidupan kepada mereka dan tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat dan utuh. Jika anak-anak menderita penyakit mental, ketahuilah bahwa ada bantuan yang tersedia dan bahwa orangtua tidak sendirian dan dapat menjalani kehidupan yang sehat dan aktif.(Avia)
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
