Kenali Bahaya Obat Diet yang Sebabkan Sering Buang Air


Kenali bahaya obat diet yang menyebabkan kamu sering buang air kecil atau besar (Foto: pixabay/pexels)
DEMI memperoleh bentuk tubuh yang ideal, berbagai hal kerap dilakukan oleh banyak orang, seperti halnya mengonsumsi obat diet. Namun, tidak sedikit orang yang 'awam' soal risiko dari obat yang diminum.
Mengenai hal itu, ahli gizi dari Rumah Sakit Siloam, Dr. dr. Ing Permadhi, MS, SpGK, mengimbau masyarakat tidak sembarangan dalam memilih obat penurun berat badan atau untuk diet.
Baca Juga:
"Sebenarnya kalau obat-obat diet yang memang digunakan oleh dokter-dokter gizi, itu sih oke banget ya. Memang sudah terbukti dia (obat) bisa membantu," tutur Inge, seperti yang dikutip dari laman Antara.

Kemudian, Inge menambahkan, bahwa obat-obatan yang menjanjikan bisa menurunkan berat badan dengan cara membuat seseorang menjadi lebih sering buang air kecil atau besar, sebaiknya tidak digunakan.
"Namun, yang enggak setuju itu kalau menggunakan obat-obat pencahar atau obat yang menyebabkan banyak buang air kecil dan air besar. Itu saya tidak setuju karena itu tidak sesuai dengan konsep obat yang memang digunakan untuk penurunan berat badan," tegas Inge.
Menurut Inge, apabila seseorang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, hal yang harus dikurangi agar bobot tubuh menjadi turun, yakni lemak dan bukan cairan.
Karena itu, penggunaan obat diet yang membuat seseorang menjadi sering buang air besar dan buang air kecil bukanlah solusi yang tepat.
"Kalau dia banyak buang air kecil, sebetulnya kan cairan sangat dibutuhkan oleh tubuh. Orang gemuk itu bukan berarti dia harus mengurangi cairan di dalam tubuhnya. Tapi lemaknya yang kebanyakan. Itu yang harus dihilangkan," tambah Inge.
Baca Juga:

Jadi, menurut Inge, apabila memang beratnya turun menggunakan obat tersebut, itu karena cairannya yang berkurang, bukan lemaknya yang berkurang. Hal itu bisa menyebabkan dehidrasi atau gagal ginjal.
Oleh karenyanya, Inge menyarankan agar masyarakat tak sembarang membeli atau mengonsumsi obat diet. Disarankan, lakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter, apabila kamu memang mengalami obesitas, dan ingin melakukan diet penurunan berat badan. (Ryn)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

5 Menu Sahur Sehat dan Mengenyangkan, Diet Pun Maksimal!

Apa Itu Clean Eating? Panduan Diet Bersih yang Populer di Kalangan Selebriti

Diet Kurangi Makan Bisa Berdampak Buruk terhadap Metabolisme Tubuh

10 Buah Terbaik untuk Memulai Diet, Lengkap dengan Kandungan dan Manfaatnya

Alpukat vs Apel: Mana yang Lebih Bagus untuk Diet?

Apel vs Melon: Mana yang Lebih Baik untuk Diet?

Diet Rendah Gula: Tips Mudah untuk Mengontrol Asupan

Diet Mediterania Bantu Turunkan Kecemasan dan Stres pada Lansia

Diet Cukup Makan Teratur Tiga Kali Sehari
