Mengenal Lebih Dalam Tiga Bersaudara: KRL, MRT, dan LRT

Zulfikar SyZulfikar Sy - Senin, 16 September 2019
Mengenal Lebih Dalam Tiga Bersaudara: KRL, MRT, dan LRT

Serupa tapi tak sama, KRL, MRT, dan LRT masing-masing memiliki perbedaan. (Foto: merahputih.com/Andrew Septian)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

KEMACETAN jadi salah satu masalah terbesar yang dihadapi Jakarta saat ini. Enggak hanya bikin ke mana-mana jadi lama, kendaraan-kendaraan yang terjebak macet pun jadi penyumbang polusi udara.

Pemerintah Jakarta pun akhirnya mencarikan berbagai solusi untuk mengurai kemacetan tersebut. Salah satunya yaitu pembuatan mode transportasi massal baru, Mass Rapid Transit dan Light Rapid Transit.

Baca Juga:

Jalur MRT Fase 2 Dibangun di Bawah Tanah

Kedua mode tersebut sebenarnya enggak beda jauh sama Kereta Rel Listrik (KRL) atau yang kini bernama Commuter Line. MRT, LRT dan KRL sama-sama menggunakan kereta sebagai alat transportasi utamanya. Tapi, mereka memiliki perbedaannya masing-masing.


Jumlah penumpang

View this post on Instagram

Sobat, sudahkah kamu memahami perbedaan dari ketiga moda transportasi berbasis rel yang telah dan akan beroperasi di wilayah Jakarta, LRT, MRT, KRL? Kali ini, dengan senang hati ADHI akan menyegarkan kembali ingatan Sobat. Seperti yang Sobat lihat pada gambar di atas, LRT, KRL dan MRT memiliki perbedaan baik dari perlintasan, kapasitas penumpang, dan rangkaiannya. . . Light Rail Transit (LRT) atau Kereta Api Ringan mengacu pada beban ringan dan bergerak cepat. Meskipun MRT dan KRL memilki daya angkut lebih besar namun LRT dapat memindahkan penumpang melalui operasi rute yang lebih banyak. Selain itu kelebihan dari moda transportasi LRT ini sistem perlintasannya dibuat melayang sehingga tidak memiliki konflik sebidang yang sering ditemukan di lintasan KRL. Karenanya, “headway” atau jarak antar kereta dapat dipastikan waktunya. Proyek-proyek LRT saat ini, antara lain LRT Jabodebek yang dibangun oleh ADHI, lalu LRT Jakarta oleh @ptwijayakarya dan LRT Palembang oleh @waskita_karya. . . Kemudian Mass Rapid Transit (MRT) merupakan transportasi dengan transit cepat, memilki daya angkut yang lebih besar dari LRT. Saat ini proyek MRT di Jakarta, yaitu @mrtjkt, pengerjaannya dibangun oleh Shimizu- Obayashi-@ptwijayakarya-Jaya Konstruksi dan SMCC-@hutamakarya. Nah, seperti yang sobat bisa lihat di gambar, perlintasannya dibuat melayang dan bawah tanah sehingga meminimalisir pertemuan dengan konflik sebidang sama halnya dengan LRT. . . Sedangkan Commuter Line atau Kereta Rel Listrik yang sudah mulai beroperasi sejak tahun 1925 merupakan kereta rel yang menggunakan sistem propulsi motor listrik sebagai penggerak keretanya. KRL yang melayani rute Jabodetabek ini seringkali bertemu konflik sebidang dengan penyebrangan jalur kendaraan mobil dan motor. Nah, sudah tahu kan bedanya? . . . . #BedaLRTMRTKRL #LRTKita #LRTJabodebek #LRT101 #Jakarta #Bogor #Depok #Bekasi #EngineeredbyADHI #EngineeringFuture #ADHIKarya #BeyondConstruction

A post shared by PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (@adhikaryaid) on

Perbedaan yang pertama yaitu seberapa banyak gerbong yang ada dalam satu rangkaian. Banyaknya gerbong tersebut nantinya memengaruh kapasitas penumpang per rangkaian.

KRL mampu mengangkut 2.500-3.000 penumpang dengan 10-12 gerbongnya per rangkai. LRT mampu mengangkut 708 orang dengan 6 gerbongnya. Dan MRT mampu mengangkut 1.950 orang dengan 6 gerbongnya.

Melihat dari angka tersebut bisa disimpulkan bahwa LRT memiliki kapasitas penumpang per gerbong terkecil (sekitar 118 orang per gerbong). Disusul KRL dengan kapasitas 250 penumpang per gerbong. Dan yang terbanyak yaitu MRT dengan kapasitas 332 penumpang per gerbong.


Sistem persinyalan


Perbedaan kedua terletak pada sistem persinyalan yang digunakan. KRL menggunakan sistem persinyalan Fixed Block. Singkatnya, dalam sistem ini rel dibagi menjadi bagian-bagian yang terhubung dengan lampu sinyal. Jika ada kereta yang sedang melintasi rel, lampu sinyal yang berhubungan dengan rel tersebut akan menyala. Warna lampu yang menyala berbeda sesuai dengan jarak kereta. Lampu ini berfungsi untuk memberi tahu jarak antarkereta dengan mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan.

Sistem tersebut dapat dikatakan ketinggalan zaman jika dibandingkan dengan sistem yang digunakan LRT dan MRT. Sistem tersebut adalah Communication Based Train Control (CTBC). Dengan sistem CTBC, kereta dapat terhubung dengan ruang kontrol pusat. Nantinya dapat menghitung jarak aman antarkereta sesuai dengan kecepatan masing-masing kereta.

Alhasil sistem CTBC memungkinkan jadwal keberangkatan kereta yang lebih banyak. Tingkat keamanan yang lebih tinggi. Dan, penumpang dapat lebih mudah mengetahui kapan kereta akan tiba dan berangkat dari stasiun.

Baca Juga:

Tanpa Subsidi, Tarif MRT Ratangga Sekali Jalan Bisa Rp40 Ribu

Perlintasan

Solusi Kemacetan Jakarta
MRT dan LRT punya jalur khusus sehingga minim gangguan. (Foto merahputih.com/Rizki Fitrianto)

Perbedaan ketiga yaitu jenis perlintasan yang digunakan. Perlintasan KRL berada di atas tanah dan ada yang berada di lintasan layang. Ada beberapa perlintasan di mana KRL berpapasan dengan mobil dan motor. Hal ini menyebabkan perjalanan KRL kadang terganggu. Selain itu, hal itu juga membuat KRL lebih rentan kecelakaan.

Berbeda dengan MRT dan LRT yang memiliki jalurnya sendiri. MRT memiliki perlintasan di bawah tanah dan lintasan layang. Sedangkan lintasan LRT hanya lintasan layang saja. Alhasil MRT dan LRT jarang sekali mengalami gangguan. MRT dan LRT pun dapat melaju dengan kecepatan yang tinggi dan stabil. Hal tersebut membuat jadwal keberangkatan MRT dan LRT juga jadi lebih rutin.

Jenis rel yang digunakan

Solusi Kemacetan Jakarta
Rel yang digunakan LRT yaitu light rail yang berukuran lebih kecil. (Foto: LRT Jakarta)

Perbedaan yang terakhir adalah jenis rel yang digunakan LRT. Ternyata rel yang digunakan oleh LRT lebih kecil dibanding dengan kereta lainnya. Hal ini membuat biaya produksi dan operasi LRT lebih kecil dibanding kereta lainnya. Meski begitu, LRT bergerak lebih lambat dari yang lain dan tidak dapat membawa terlalu banyak penumpang sekaligus.

Jadi, sudah tahu kan apa perbedaan di antara ketiga mode transportasi kereta tersebut? Saat ini MRT dan LRT masih dalam tahap pengembangan. Diharapkan nantinya MRT dan LRT dapat mengatasi masalah kemacetan yang ada di Jakarta.

Tapi agar hal tersebut benar-benar terjadi, tentunya perlu ada kesadaran dari warga Jakarta sendiri. Begitu juga dengan Sahabat Merah Putih. Dibandingkan naik kendaraan pribadi, banyak kelebihan yang dapat dibawa transportasi umum. Yuk mulai gunakan transportasi umum sekarang! (Sep)

Baca Juga:

Sejarah Panjang MRT di Negara-negara Lain Sejak 1863

#Hari Perhubungan Nasional #Kereta Rel Listrik (KRL) #MRT Jakarta #LRT
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Indonesia
Viral Isu Pegawai KRL Dipecat setelah Tumbler Penumpang Hilang, KAI Commuter Berikan Penjelasan Resmi
Insiden tumbler hilang di KRL Tanah Abang–Rangkasbitung memicu isu pemecatan pegawai. KCI menegaskan informasi tersebut tidak benar.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 27 November 2025
Viral Isu Pegawai KRL Dipecat setelah Tumbler Penumpang Hilang, KAI Commuter Berikan Penjelasan Resmi
Indonesia
KRL belum Beroperasi 24 Jam, Bos KAI: Kapan Periksa Kabelnya?
Perpanjangan jam operasional KRL bukan hanya soal memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat, melainkan juga terkait waktu untuk melakukan perawatan rutin.
Dwi Astarini - Rabu, 26 November 2025
KRL belum Beroperasi 24 Jam, Bos KAI: Kapan Periksa Kabelnya?
Indonesia
Perjalanan MRT Jakarta Dibatasi, Hanya Rute Blok M–Lebak Bulus yang Beroperasi
Perjalanan MRT Jakarta dibatasi akibat pohon tumbang. Jadi, hanya rute Blok M-Lebak Bulus saja yang beroperasi.
Soffi Amira - Kamis, 20 November 2025
Perjalanan MRT Jakarta Dibatasi, Hanya Rute Blok M–Lebak Bulus yang Beroperasi
Indonesia
Layanan MRT Jakarta Terganggu, Pramono Harap Perbaikan Tuntas dalam 3-4 Jam
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung berharap, perbaikan layanan MRT bisa tuntas dalam waktu tiga hingga empat jam.
Soffi Amira - Kamis, 20 November 2025
Layanan MRT Jakarta Terganggu, Pramono Harap Perbaikan Tuntas dalam 3-4 Jam
Indonesia
Layanan Terganggu akibat Pohon Tumbang, MRT Jakarta Sampaikan Permintaan Maaf
MRT Jakarta menyampaikan permintaan maaf akibat layanan yang terganggu. Operasional MRT terganggu akibat pohon tumbang di Senayan.
Soffi Amira - Kamis, 20 November 2025
Layanan Terganggu akibat Pohon Tumbang, MRT Jakarta Sampaikan Permintaan Maaf
Indonesia
Imbas Gangguan MRT Jakarta, Transjakarta Langsung Tambah Armada
MRT Jakarta mengalami gangguan sejak Kamis (20/11) pagi. Untuk mengantisipasi penumpukan penumpang, Transjakarta langsung menambah armadanya.
Soffi Amira - Kamis, 20 November 2025
Imbas Gangguan MRT Jakarta, Transjakarta Langsung Tambah Armada
Indonesia
Wacana Menhub soal Pengoperasian KRL 24 Jam, Komisi V DPR: Perlu Kajian Matang dan Koordinasi dengan KAI
Anggota Komisi V DPR Syafiuddin menilai wacana KRL 24 jam perlu kajian mendalam dan koordinasi Kemenhub–KAI, terutama terkait biaya dan kebutuhan penumpang.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 19 November 2025
Wacana Menhub soal Pengoperasian KRL 24 Jam, Komisi V DPR: Perlu Kajian Matang dan Koordinasi dengan KAI
Indonesia
LRT Jakarta Layani 1,1 Juta Penumpang, Lampaui Target Dishub DKI
Menunjukkan kepercayaan masyarakat yang terus tumbuh terhadap LRT Jakarta sebagai moda transportasi publik yang andal, aman, dan nyaman.
Dwi Astarini - Rabu, 19 November 2025
LRT Jakarta Layani 1,1 Juta Penumpang, Lampaui Target Dishub DKI
Indonesia
Soal Kabar Tarif LRT Velodrome-Manggarai Sampai Rp 60 Ribu, Gubernur Pramono: Jadi Saja Belum
Pramono mengatakan bahwa pembahasan tarif masih terlalu dini karena proyeknya sendiri belum resmi beroperasi.
Frengky Aruan - Minggu, 16 November 2025
Soal Kabar Tarif LRT Velodrome-Manggarai Sampai Rp 60 Ribu, Gubernur Pramono: Jadi Saja Belum
Berita Foto
Mengunjungi Mini Museum JALITA KRL Seri 8500 di Stasiun Jakarta Kota
Aktivitas pengunjung mengamati berbagai seni isntalasi yang dipajang di Mini Museum Stasiun Jakarta Kota, Jum'at (14/11/2025).
Didik Setiawan - Jumat, 14 November 2025
Mengunjungi Mini Museum JALITA KRL Seri 8500 di Stasiun Jakarta Kota
Bagikan