Kemenkes: Cuaca Panas dan Terik Berpotensi Tingkatkan Kasus DBD

Soffi AmiraSoffi Amira - Kamis, 21 Maret 2024
Kemenkes: Cuaca Panas dan Terik Berpotensi Tingkatkan Kasus DBD

Cuaca panas terik dapat meningkatkan kasus DBD. Foto: Unsplash/ Grooveland Designs

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan, ada bahaya di balik cuaca panas dan terik beberapa hari terakhir. Hal itu berpotensi menyebabkan jumlah kasus dengue (demam berdarah) meningkat.

“Kalau saya bilang akhir-akhir ini hujan deras, kemudian tiga empat hari ini panas. Ini yang menyebabkan genangan yang ada dari hujan itu berpotensi menimbulkan banyak sarang nyamuk untuk berkembang biak (breeding place),” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Imran Pambudi dikutip dari ANTARA, Kamis (21/3).

Baca juga:

Kemenkes tentang Video Ulat 'Pembunuh' Manusia: Beracun, Tapi Tak Bisa Membunuh Manusia

Imran menyebutkan, cuaca panas yang tiba-tiba datang menyebabkan air dalam tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti itu, semakin kotor dan tidak terbilas dengan air yang baru.

“Sebetulnya dari sisi epidemiologi, lebih aman kalau hujan terus ada karena airnya akan terganti. Kalau sekarang hujannya berbahaya untuk terkait dengue,” kata dia.

Imran juga menjelaskan dalam data kumulatif, sebaran kasus dengue di Kemenkes per 18 Maret 2024, secara total sudah mencapai angka 35.556 kasus.

Lalu, ada enam provinsi yang menyumbang kasus terbanyak, yaitu Jawa Barat 10.428 kasus, Jawa Timur 3.638 kasus, Sulawesi Tenggara 2.763 kasus, Kalimantan Tengah 2.309 kasus, Kalimantan Selatan 2.068 kasus, dan Lampung 1.761 kasus.

Pada data yang sama, total kematian yang diakibatkan oleh dengue pun sudah mencapai 290 kasus. Kemenkes pun telah melakukan enam langkah strategis dalam memberantas penyakit dengue makin berkembang dalam masyarakat.

Baca juga:

Sampai Bulan Juni Potensi Peningkatan Kasus DBD Sangat Tinggi

Kasus dengue per 18 Maret 2024 mencapai 35.556 kasus
Kasus dengue per 18 Maret 2024 mencapai 35.556 kasus. Foto: Unsplash/Hac? Elmas

Ia menyebutkan, strategi pertama yang dilakukan adalah fokus pada manajemen vektor, yakni mengendalikan kasus sebelum masa penularan dengan memberdayakan masyarakat. Misalnya, melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik dan pemeriksaan jentik secara berkala.

Strategi kedua, menerbitkan berbagai aturan seperti PNPK terkait tata laksana infeksi dengue pada dewasa dan anak-anak serta remaja. Kemudia, mendorong penggunaan RDT dengue sebagai alat bantu penegakan diagnosis dini.

Upaya selanjutnya adalah mewujudkan surveilans dengue secara data seketika (realtime), melalui pengembangan SIARVI (Sistem Informasi Arbosirosis), membentuk Tim Gerak Cepat dalam penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB), dan sistem kewaspadaan dini KLB.

Keempat, jajarannya akan melakukan diseminasi dan sistem kewaspadaan dini KLB. Partisipasi masyarakat selalu didorong untuk gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus dan revitalisasi kelompok kerja operasional (POKJANAL).

Lalu, strategi kelima adalah Kemenkes bakal menjalankan manajemen program, kemitraan dan komitmen pemerintah, Kementerian Kesehatan melakukan penyusunan RPM Penanggulangan dengue, serta mengajak pemerintah daerah untuk membuat peraturan tentang pencegahan dan pengendalian dengue.

Terakhir, terkait pengembangan kajian, penelitian dan inovasi, pemerintah mengembangkan sebuah teknologi Wolbachia yang sudah dikembangkan setidaknya di lima kota seperti Semarang, Bontang, Kupang, Bandung dan Jakarta Barat.

“Memang beberapa kegiatan ini tidak bisa kita lakukan sendiri-sendiri. Kita semua harus bersama-sama mengatasi penyakit dengue,” ujarnya. (*)

Baca juga:

Cegah Diabetes, Ini Batas Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak Versi Kemenkes

#Kesehatan #Demam Berdarah #Cuaca Panas
Bagikan
Ditulis Oleh

Soffi Amira

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Cuaca Panas Makin Ekstrem Sampai 50 Derajat Celsius, Produktivitas Pekerja Turun
Tekanan panas telah membahayakan kesehatan dan mata pencaharian miliaran pekerja, terutama di komunitas yang paling rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 24 Agustus 2025
Cuaca Panas Makin Ekstrem Sampai 50 Derajat Celsius, Produktivitas Pekerja Turun
Bagikan