Kemendikbud: Penghapusan Ujian Nasional Jadi Simbol Kemerdekaan Siswa


Diskusi MNC Trijaya yang bertajuk "Merdeka Belajar Merdeka UN!" di Ibis Hotel, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (14/12). (Foto: MP/Asropih)
MerahPutih.com - Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Ade Erlangga Masdiana mengatakan, kebijakan penghapusan ujian nasional (UN) di tahun 2021 menjadi simbol kemerdakan belajar bagi para siswa.
"Jadi ini yang menjadi sangat-sangat penting sangat konsen karena Pak Nadiem atau kita dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan ingin menciptakan suasana belajar di sekolah itu adalah suasana yang happy makanya tag-nya adalah 'merdeka belajar'," kata Erlangga dalam diskusi MNC Trijaya yang bertajuk "Merdeka Belajar Merdeka UN!" di Ibis Hotel, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (14/12).
Baca Juga:
Ujian Nasional Tidak Lagi Jadi Momok Menakutkan bagi Pelajar
Bahkan penghapusan UN ini, menurut Erlangga, kemerdekaan yang dirasakan oleh para orang tua siswa dan guru. Kebijakan itu juga semata-mata untuk memberikan suasana belajar yang menyenangkan bagi para siswa.

"Merdeka belajar itu bahwa pendidikan itu harus menciptakan sebuah suasana, suasana yang membahagiakan bahagia buat siapa? Bahagia buat guru, bahagia buat peserta didik, bahagia buat orang tua, bahagia untuk semua," papar dia.
Karena, kata dia, nilai tinggi yang terkesan dipaksakan yang harus diraih para siswa di sekolah acapkali membuat stres orang tua mereka di rumah. Untuk mendapatkan nilai itu, para orang tua serta guru harus ikut berpikir keras bagaimana anaknya dapat meraih hasil tersebut dalam setiap ujian UN.
Baca Juga:
Puji Keputusan Nadiem, Ujian Nasional Dianggap Membuat Bangsa Indonesia Makin Tertinggal
“Lalu orang tua juga stres juga karena anaknya stres, orang tua juga stres, guru juga apalagi, guru jugaa ditekan untuk bisa anak itu punya skor yang bagus berprestasi ya. Bahkan di masa yang lalu UN itu dijadikan sebagai standar untuk lulusan. Kritikan banyak begitu banyak dari mana-mana, iya kalau kemudian di diputuskan bahwa UN tidak menjadi standar kelulusan," tutur dia.

Ia pun mengungkapkan, dengan keberadaan UN saat ini belum membuat kemerdekaan dalam belajar. Sebab siswa dipaksa untuk mengejar nilai yang tinggi dalam setiap pelajaran di sekolah.
"Sekarang anak dipaksa untuk mencapai skor-skor tertentu ya tapi akhirnya apa yang berjamurankan lembaga-lembaga bimbingan belajar. Lalu kemudian siapa yang lebih untung, tentu bukan bukan siswanya tetapi adalah berbagai macam pihak yang memang bisa melihat pada potensi ini kan gitu ya," tutup Erlangga. (Asp)
Baca Juga:
Jokowi Pastikan Penghapusan Ujian Nasional Sudah Dikaji secara Matang
Bagikan
Berita Terkait
Dugaan Korupsi Rp 9,9 Triliun, Kemendikbudristek Ganti Kajian Agar Rekomendasi Jadi Gunakan Sistem Chrome

Bocor, Mendikdasmen Hilangkan Kata "Zonasi" dan "Ujian"

Lirik Lagu Penuh Motivasi Berjudul 'Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat' Ciptaan Benny Hermanto

DPR Saran Sistem Zonasi PPDB Dihapus, Seleksi Balik Berdasarkan Nilai UN

DPR Harap Wacana Pemberlakuan Kembali UN Tak Cuma Sekadar Ikuti Tren
DPR Ingatkan Penghapusan Jurusan di SMA Bisa Timbulkan Masalah Tenaga Pendidik

Aturan Seleksi Masuk PTN diubah, Rektor UNS Sebut Tidak Ada Lagi Diskriminasi
