Kelompok Khilafah Disebut-sebut Ingin Gagalkan Pelantikan Jokowi

Andika PratamaAndika Pratama - Selasa, 15 Oktober 2019
Kelompok Khilafah Disebut-sebut Ingin Gagalkan Pelantikan Jokowi

Jokowi-Ma'ruf Amin. Foto: ANTARA

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Pengamat politik Karyono Wibowo mengatakan suhu politik Indonesia semakin memanas menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, Jokowi-Ma'ruf Amin pada 20 Oktober 2019.

Hal ini bisa meemicu kekhawatiran dan dampak terhadap situasi politik hukum dan keamanan Indonesia. Menurut Karyono, yang harus diwaspadai adalah penumpang gelap yang ingin memperkeruh suasana.

Baca Juga

Pakar Intelijen Percaya Mahasiswa Bisa Dilobi Lancarkan Pelantikan Jokowi

"Mereka bisa saja melakukan provokasi untuk menimbulkan chaos sehingga menimbulkam instabilitasi politik dan keamanan," kata Karyono saat acara diskusi di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/10).

Ia melihat, kelompok ini anti demokrasi dan mengusung ideologi khilafah. "Mereka kelompok anti demokrasi. Yang menganggap kepolisian dan pemerintah itu thogut. Ini yang perlu diwaspadai," jelas Direktur Indonesia Public Institute ini," tegasnya.

Pengamat politik Karyono Wibowo saat acara diskusi di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/10). Foto: MP/Kanu
Pengamat politik Karyono Wibowo (berkacamata dan kemeja putih) saat acara diskusi di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/10). Foto: MP/Kanu

Karyono beranggapan, mereka seperti memancing di air keruh. "Namanya mancing pasti dapat ikannya (keuntungan). Bisa saja ada sponsor dibalik itu. Kalau Jokowi digagalkan ada pemilu baru. Namun itu terlalu jauh kalau pelantikan presiden digagalkan," ujarnya.

Mereka juga kecewa dengan Pilpres 2019 lalu di mana hasilnya tak sesuai keinginan mereka. "Yang berpotensi mengacaukan situasi adalah kelompok anti demokrasi. Kalau pendukung kecewa itu biasa lah," ungkap Karyono.

Baca Juga

IPW Ingatkan Intelijen Waspadai 3 Kelompok Ingin Gagalkan Pelantikan Jokowi-Ma'ruf

Ia mengatakan beberapa fenomena selama menjelang pelantikan presiden ada beberapa peristiwa yang diangggap sangat mengkhawatirkan yang diduga dapat mempengaruhi pelantikan presiden. Misalnya peristiwa Kerusuhan di Wamena, kemudian aksi menolak revisi dan terbaru adalah insiden penusukan Wiranto.

"Tetapi saya melihat, meskipun mempengaruhi pelantikan, tetapi peristiwa itu tidak memiliki korelasi dengan pelantikan. Saya melihatnya sejumlah peristiwa itu tidak memiliki tujuan Yang sama. Misalnya peristiwa Wamena dan aksi demonstrasi yang memiliki agenda dan tujuan yang berbeda-beda." kata Karyono.

Tetapi, dirinya tidak melihat ada indikator aksi tersebut diarahkan untuk menggagalkan pelantikan presiden. Ia menyimpulkan gerakan itu berdiri sendiri.

Baca Juga

Pelantikan Kepala Negara Mutlak Harus Sesuai Jadwal KPU

"Saya tidak yakin kalau ada kekuatan besar yang dapat menggagalkan pelantikan Jokowi." kata Karyono.

Menurut dia, jika ada kelompok yang ingin menggagalkan pelantikan presiden maka gerakan tersebut bisa disebut sebagai gerakan inkonstitusional. (Knu)

#Jokowi-Ma'ruf Amin
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
Survei Charta Politika Sebut 61 Persen Pemilih Jokowi Pilih Ganjar
Salah satu yang menarik dari survei nasional ini adalah 61 persen pemilih Jokowi-Ma'ruf yang menetapkan pilihannya ke Ganjar Pranowo
Andika Pratama - Senin, 15 Mei 2023
Survei Charta Politika Sebut 61 Persen Pemilih Jokowi Pilih Ganjar
Indonesia
Survei Algoritma: Masyarakat Puas Kinerja Jokowi, tapi Tak Setuju Pemilu Ditunda
Namun, hal tersebut tak lantas membuat wacana penundaan pemilu atau perpanjangan masa jabatan presiden mendapat kata setuju dari mayoritas publik.
Andika Pratama - Senin, 23 Januari 2023
Survei Algoritma: Masyarakat Puas Kinerja Jokowi, tapi Tak Setuju Pemilu Ditunda
Indonesia
Ada Kemunduran Demokrasi di 3 Tahun Kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf Amin
"Ada kemunduran demokrasi yang sangat signifikan dan perlu menjadi perhatian serius pemerintah. Kasus peretasan, doxing dan berbagai kasus lainnya yang menimpa aktivis pro demokrasi," imbuhnya.
Andika Pratama - Jumat, 21 Oktober 2022
Ada Kemunduran Demokrasi di 3 Tahun Kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf Amin
Indonesia
Tindakan Represif Aparat Penegak Hukum Meningkat di 3 Tahun Jokowi-Ma'ruf
Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Fitri Maulidiyanti menilai, janji Jokowi melakukan reformasi Polri demi meningkatkan kepercayaan publik kepada Polri juga dianggap belum berhasil.
Mula Akmal - Jumat, 21 Oktober 2022
Tindakan Represif Aparat Penegak Hukum Meningkat di 3 Tahun Jokowi-Ma'ruf
Bagikan