Kegigihan Sri Sugihastuti Merawat Batik


Sri Sugihastuti bermodal semangat dan cita-cita luhur ingin melestarikan batik rela jatuh bangun jadi pengusaha batik (Foto: MP/Yohanes Abimanyu)
MerahPutih Bisnis - Batik merupakan warisan kebudayaan Indonesia yang mesti dilestarikan, disisi lain memiliki potensi binis di bidang fesyen. Hal ini mendorong pemilik Hassa Batik & Craft Sri Sugihastuti terjun menggeluti usaha fesyen.
Wanita yang kerab disapa dengan Tuti mengaku sudah sejak tahun 1998 berjualan batik. Saat itu, ia hanya berjualan kain batik saja yang diperoleh dari Pasar Tanah Abang.
"Waktu pertama kali saya mulai bisnis saya ini sudah sejak lama, saat itu masih berjualan saja belum membuat produksi batik masih menjual saja," kata Tuti saat ditemui merahputih.com di Pameran UKM di JCC, Kamis, (24/3).
Tuti menjelaskan waktu itu modal yang dikeluarkan sebesar Rp40 juta digunakan untuk pengadaan bahan batik. Alasannya ia tertarik menekuni batik karena kesukaannya batik sebagai warisan Nusantara dan mesti dilestarikan.
Tuti terjun dalam usaha batik karena kecintaannya pada warisan Nusantara (Foto: MP/Yohanes Abi)
"Karena saya berfikir karena dengan batik itu kita bisa menjual ke seluruh dunia dan pasarnya tidak terbatas. Kami juga ingin batik ini dapat dipakai oleh semua kalangan," tuturnya.
Tuti mengaku awalnya dirinya memperkirakan membuka toko batik itu sangat menjanjikan. Namun, dalam menekuni usahanya tersebut harus dihadapkan banyak kendala, ternyata penjualan harus mengalami penurunan mengingat kondisi saat tengah krisis moneter.
"Bisnis saya sempat mengalami penurunan hal ini disebabkan karena kondisi ekonomi di Indonesia krisis moneter dagangan pun sepi dari pelanggan," terangnya.
Hal ini tidak membuat Tuti patah arang dalam merintis bisnisnya. Ia pun harus bergrilya untuk mempromosikan produknya dengan menawarkan produknya dari mulut ke mulut ke teman-temannya.
"Melihat kondisi seperti itu saya memutuskan untuk begrilya untuk mempromosikan usaha saya. Ditambah lagi promo melalui internet masih jarang tidak seperti sekarang ini yang dimudahkan dengan fasilitas internet," tuturnya.
Pengusaha Batik Sri Sugihastuti menonjolkan batik bercorak terang (Foto:MP/Yohanes Abi)
Pada tahun, 2000 berjalan usahanya yang dirintis Tuti pun mulai membuahkan hasil produknya pun sudah banyak dikenal dan mulai banyak yang mengajaknya bekerja sama untuk menjadi agen. Ternyata, beberapa kerabatnya ingin menjadi agen dan membantu menjuali.
Tuti membeberkan ternyata ada beberapa ia mengalami pernah ditipu oleh beberapa orang tersebut. Ia pun merasa kecewa atas peristiwa itu, namun dirinya tidak menceritakan berapa jumlah kerugiannya.
"Waktu itu saya sempat mengalami kerugian akibat di tipu beberapa orang yang ingin menjadi mitra. si orang ini mengambil kain banyak namun ketika ingin di tagi nyatanya orangnya udah tidak bisa dihubungi," kenang Tuti sembari mengenang masa lalu.(abi)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Rahasia Batik Indonesia Tak Hanya Warisan Budaya, Tapi Senjata Ampuh di Kancah Global

Pemerintah Siap Bawa Batik Indonesia Mendunia, Siap-siap Bikin Kolektor Klepek-Klepek

Mekotekan: Warisan Budaya Bali Setelah Kuningan, Simbol Keberanian dan Tolak Bala

Kunjungi Kampung Batik Kauman, Gibran Minta Tingkatkan Produktivitas Produk

Galeri Indonesia Kaya Jadi 'Tuan Rumah' Pemutaran 'Tutur Batik: Jejak Artistik Para Penjaga Tradisi Batik Jawa Barat'

Pagelaran Tutur Batik: Jejak Artistik Para Penjaga Tradisi Batik Jawa Barat

Tutur Batik: Upaya Menjaga Tradisi dan Inovasi Kriya Batik Jawa Barat
Peluang Ekspor Batik Indonesia Masih Sangat Tinggi

Hari Batik Nasional 2024, dari Tema, Sejarah hingga Kisah Sengketa Budaya

Yayasan Batik Indonesia Rayakan Hari Batik Nasional Lewat 'Bangga Berbatik'
