Kebakaran Hutan di Korea Selatan makin tak Terkendali, Menyebar ke Seluruh Negeri karena Angin Kencang


Ilustrasi (Foto: pexel/Pixabay)
MERAHPUTIH.COM - KEBAKARAN hutan di bagian tenggara Korea Selatan tampaknya semakin tak terkendali akibat angin kencang dan cuaca yang sangat kering. Kebakaran ini telah menghanguskan lebih daripada 15 ribu hektare hutan dan menyebabkan 16 kematian. Demikian diungkap pihak berwenang kehutanan pada Selasa (25/3).
Kebakaran hutan besar yang dimulai di Uiseong, Provinsi Gyeongsang Utara, telah berlangsung selama empat hari, menyebar ke Andong, Cheongsong, Taman Nasional Juwangsan, Yeongyang, dan Yeongdeok, yang berjarak 63 kilometer dari Uiseong. Kantor Kehutanan Korea Selatan mengumumkan pada Selasa sore bahwa mereka telah mengeluarkan peringatan krisis nasional untuk bencana kebakaran hutan dalam tahap parah untuk semua wilayah di seluruh negeri.
Seperti dilansir The Korea Times, operasi pemadaman kebakaran sedang berlangsung, tapi personel yang dikerahkan menghadapi kesulitan dalam mendekati lokasi kebakaran akibat asap dari kebakaran hutan yang menyebar pada malam hari. Seorang perempuan berusia sekitar 60 tahun ditemukan tewas terbakar di dekat lokasi kebakaran hutan di Cheongsong.
Pemerintah Kota Andong memerintahkan semua warga untuk dievakuasi pada pukul 17.00. “Kebakaran hutan menyebar ke seluruh wilayah kami,” kata mereka, dikutip The Korea Times.
Baca juga:
Kebakaran Hutan Korsel: 3.286 Hektar Habis Terbakar, 4 Orang Tewas
Fasilitas penyediaan air rusak akibat kebakaran hutan di beberapa bagian Provinsi Gyeongsang Utara, dan layanan kereta api serta lalu lintas jalan raya di wilayah tenggara dihentikan sejak pukul 19.30.
Kecamatan Yeongyang dan Yeongdeok juga memerintahkan warga untuk dievakuasi setelah pukul 18.00.
Sementara itu, Kementerian Kehakiman memindahkan sekitar 3.400 narapidana dari penjara-penjara di Andong dan Provinsi Gyeongsang Utara ke penjara-penjara terdekat karena kebakaran hutan. Ini merupakan kali pertama kementerian memerintahkan pemindahan massal narapidana akibat bencana alam.
Kerugian terhadap aset budaya akibat kebakaran hutan juga signifikan. Kuil Goun, sebuah kuil kuno berusia seribu tahun di Uiseong, hancur total akibat kebakaran. Untungnya, harta karun nasional yang disimpan di kuil tersebut telah dipindahkan ke lokasi lain.
Biksu dan pejabat Kuil Daejeon di Cheongsong, Provinsi Gyeongsang Utara, juga diperintahkan untuk dievakuasi demi keselamatan. Kuil kuno yang dibangun pada 681 selama periode Silla Bersatu (668-935) tersebut merupakan rumah bagi sejumlah aset budaya dan harta karun nasional.
Situs Warisan Dunia UNESCO, Desa Hahoe Andong dan Byeongsan Seowon, juga berisiko terbakar. Kota Andong mengeluarkan perintah evakuasi bagi warga mereka karena kebakaran hutan telah menyebar hingga dalam jarak 10 kilometer dari desa tersebut pada pukul 15.00. Kantor Warisan Korea mengeluarkan peringatan bencana nasional parah untuk situs warisan budaya di seluruh negeri pada pukul 17.30.
Ini pertama kalinya peringatan tersebut dinaikkan ke tingkat tertinggi dalam sistem peringatan bencana warisan budaya nasional yang terdiri dari empat tingkatan.(dwi)
Baca juga:
Listrik Padam karena Kebakaran, Bandar Heathrow Lumpuh, Ditutup Total Sepanjang Jumat (21/3)
Bagikan
Berita Terkait
Kemensos Gelontorkan Santunan Rp 15 Juta untuk Korban Meninggal akibat Banjir Bandang Bali

Bali Dilanda Cuaca Ekstrem dan Banjir, Pemda Minta BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca

Tingkat Kerawanan Bencana Alam di Garut Cukup Tinggi, BPBD Keluarkan Surat Edaran

Banjir Bali Masuk Rehabilitasi, 5 Korban Masih Dinyatakan Hilang

BPBD Bali Koreksi Korban Tewas Banjir Bandang Bukan 18 tapi 17 Orang

Pemerintah Pusat Kirim Logistik Bantu Pengungsi Korban Bencana Bali, Prabowo Beri Instruksi Langsung

Satu Keluarga Korban Banjir Bali Diduga Terjebak Reruntuhan Rumah, SAR Terjunkan 2 Ekskavator

Jumlah Korban Tewas Banjir Bali Capai 18 Orang, 2 Orang Masih Hilang

Korban Tewas dan Hilang Banjir Bali Terus Bertambah, Denpasar Jadi Wilayah Paling Banyak

15 Korban Meninggal Akibat Banjir Bali Ditemukan, Gubernur Fokus Pembersihan
