Kebakaran Hebat di Korea Selatan Hancurkan Landmark Budaya, Mengancam Situs Warisan Budaya UNESCO, Pemerintah Lakukan Evakuasi Artefak Bersejarah


Pemerintah Korea Selatan bergegas memindahkan artefak di sejumlah situs warisan budaya UNESCO.(foto: Instagram @thekoreatimes_official/yonhap)
MERAHPUTIH.COM - KEBAKARAN hutan nan mematikan, yang dipicu angin kering, terus melanda wilayah tenggara Korea. Sejumlah situs warisan budaya dan alam telah menjadi korban dari api yang berkobar ini.
Hingga Rabu pukul 17.00 waktu Korea, Layanan Warisan Korea (KHS) melaporkan 15 kasus kerusakan pada situs warisan budaya yang dikelola negara. Seperti dikabarkan The Korea Times, layanan tersebut mengeluarkan peringatan bencana nasional untuk situs warisan pada hari sebelumnya, menetapkannya sebagai ‘parah’, level tertinggi dalam sistem peringatan empat tingkat di negara tersebut.
Di antara bangunan yang paling parah kerusakannya yakni Kuil Goun yang berusia ribuan tahun di Kabupaten Uiseong, Provinsi Gyeongsang Utara. Kuil Buddha bersejarah yang didirikan pada 681 selama Kerajaan Silla (57 SM – 935 M) ini mengalami kerugian yang menghancurkan. Meskipun relik-reliknya, seperti lukisan, manuskrip, dan patung, telah dipindahkan ke tempat lain di provinsi tersebut, kompleks biara habis dilalap api pada Selasa (25/3) sekitar pukul 16.50. Di antara bangunan yang hancur yakni Aula Yeonsujeon dan Paviliun Gaun-ru. Keduanya telah ditetapkan sebagai harta negara.
Monumen lain yang juga mengalami kerusakan akibat kebakaran termasuk Chiljoknyeong Pass yang indah di Gunung Baegun di Provinsi Gangwon, pohon ginkgo berusia 900 tahun dan Kuil Dubangjae dari era Goryeo di Hadong, Provinsi Gyeongsang Selatan, hutan hijau abadi dan benteng berusia berabad-abad di Ulsan, dan Paviliun Mansae dari era Joseon dan Rumah Sanam dari akhir abad ke-18 di Cheongsong, Provinsi Gyeongsang Utara.
Kebakaran hutan ini juga semakin mendekati dua situs yang terdaftar sebagai warisan budaya UNESCO di Andong, Provinsi Gyeongsang Utara, yakni Desa Rakyat Hahoe dan Byeongsan Seowon.
Baca juga:
Desa Rakyat Hahoe, sebuah desa klan bersejarah yang didirikan pada akhir Dinasti Goryeo (918-1392), masih menjadi rumah bagi klan Pungsan Ryu, sedangkan Byeongsan Seowon merupakan sebuah akademi Konfusianisme dari abad ke-17.
Hingga Rabu siang, asap tebal dan abu yang jatuh menutupi area tersebut, saat api mendekat dalam jarak 5,4 kilometer dari kedua landmark budaya tersebut. Sebagai respons tanggap bencana, sekitar 10 papan nama kayu dari akademi tradisional tersebut telah dipindahkan ke Museum Budaya Konfusianisme Dunia di kota tersebut.
KHS, bekerja sama dengan organisasi terkait, terus berupaya mengevakuasi harta dan artefak yang terancam dari daerah-daerah yang berisiko untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Sejauh ini, hampir 670 artefak dalam 15 kelompok yang awalnya disimpan di enam kuil Buddha di Provinsi Gyeongsang Utara telah dipindahkan. Artefak itu mencakup blok kayu cetakan kitab suci Buddha dari era Goryeo yang dimiliki Kuil Buseok dan lukisan gulung abad ke-18 nan digantung, keduanya ditetapkan sebagai harta negara. Kedua relik itu dipindahkan ke museum kota.
Sementara itu, patung kayu Bodhisattva Avalokitesvara dalam posisi duduk di Kuil Bongjeong dan lukisan Buddha Amitabha dari akhir Joseon telah dipindahkan ke Institut Penelitian Warisan Budaya Nasional di Gyeongju.(dwi)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Hampir 1000 Orang Meninggal Akibat Banjir di Pakistan, 1 Juta Penduduk Kehilangan Tempat Tinggal

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Parigi, Rangkaian Susulan Gempa Magnitudo 4,8

Gunung Ibu Erupsi Setinggi 700 Meter, PVMBG Naikkan Status Menjadi Waspada

Tanah Longsor Tewaskan Lebih dari 1.000 Orang di Sudan, hanya 1 Orang yang Selamat

Diguncang Gempa Magnitude 6, Desa-Desa di Afghanistan Timur Hancur, 800 Orang Tewas, dan 2.500 Terluka

Gunung Marapi Kembali Erupsi, Waspada Lahar Dingin Mengancam Warga

Magma Gunung Lewotobi Laki-laki Masih Bertumbuh, Erupsi Hampir Setiap Hari

Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman

Tergolong Senior, Ketua Federasi Woodball Korea Selatan Berumur 65 Tahun Turun Langsung di Asian Cup 2025, Sampaikan Pujian Penyelenggaraan di JSI Resort

PT KCIC Pastikan Sistem Pendeteksi Gempa Berfungsi di Sepanjang Jalur Whoosh
