Kasus Korupsi Bank BJB: KPK Pastikan Semua Pihak Terlibat akan Diperiksa Termasuk Ridwan Kamil


Jubir KPK Tessa Mahardika Sugiarto
MerahPutih.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan semua pihak yang terlibat dalam kasus dugaan korupsi pengadaan iklan di PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten akan diperiksa. Tak terkecuali, mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
"Semua pihak yang oleh penyidik diduga memiliki keterlibatan, akan dilakukan pemanggilan. Terutama mereka-mereka yang dianggap penting dan dibutuhkan dalam rangka pemenuhan unsur perkara yang sedang ditangani," kata Jubir KPK Tessa Mahardhika dikutip Rabu (19/3).
Namun demikian, Tessa belum memastikan kapan waktu pemanggilan terhadap politikus Golkar itu.
"Sampai dengan saat ini belum terinfo yang bersangkutan dijadwalkan untuk pemanggilan," katanya.
Baca juga:
Kata Ridwan Kamil Soal Deposito Rp 70 Miliar yang Disita KPK
Adapun nama Ridwan Kamil menjadi salah satu pihak yang paling disorot, lantaran KPK telah menggeledah kediamannya dalam proses penyidikan kasus Bank BJB.
Namun demikian, belum ada informasi lebih jauh terkait barang bukti ataupun uang yang disita dari Ridwan Kamil, mengingat rangkaian proses penyidikan masih terus bergulir.
Terlebih, KPK masih terus menggeledah sejumlah lokasi untuk memperkuat bukti korupsi di Bank pelat merah tersebut.
"Dalam hal ini ada beberapa kali penggeledahan dilakukan penyitaan. Dari mana saja atau spesifiknya siapa, baik itu uang atau kendaraan tersebut disita, belum bisa dibuka saat ini," ungkapnya.
Baca juga:
Bakal Diperiksa KPK, RK Berdalih Tak Pernah Tahu Korupsi Iklan BJB Selama Jabat Gubernur
Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan lima orang sebagai tersangka. Kelima tersangka itu yakni, Eks Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi, Pimpinan Divisi Corsec Bank BJB, Widi Hartoto.
Kemudian pemilik agensi Arteja Mulyatama dan Cakrawala Kreasi Mandiri; Ikin Asikin Dulmanan, pemilik agensi PSJ dan USPA; Suhendrik, dan pemilik agensi CKMB dan CKSB; Sophan Jaya Kusuma.
Adapun kasus dugaan korupsi dana iklan untuk penayangan di media TV, cetak, dan online itu diduga merugikan keuangan negara sebesar Rp 222 miliar. (Pon)
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Skor MCP Malut Masih Rendah, Gubernur Sherly Tjoanda Minta Arahan KPK

Gubernur Malut Sherly Tjoanda Konsultasi ke KPK Terkait Skor MCP dan Upaya Pencegahan Korupsi

Jawab Tantangan Mahfud MD, KPK Bakal Proaktif Mandiri Usut Dugaan Korupsi Whoosh

Dipenjara 5 Tahun, Nicolas Sarkozy Jadi Eks Presiden Prancis Pertama Masuk Bui

Bos Minyak Riza Chalid Mulai Dibidik KPK, Diduga Terlibat Skema Bisnis Katalis Pertamina

KPK Tidak Temukan SK Pencabutan 4 IUP Nikel Raja Ampat Yang Sempat Viral

Legislator NasDem Apresiasi Kejagung Kembalikan Rp 13 Triliun Uang Negara dari Kasus Ekspor CPO

Hakim Pengadil Tom Lembong Bakak Disidang KY di Akhir Bulan, Tom Sampaikan Apresiasi

KPK Pastikan Belum Ada Rencana Panggil Mahfud MD Terkait Dugaan Mark Up Proyek Whoosh

KPK Kirim Sinyal Bahaya, Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran Diperkuat dengan Integrasi Pencegahan dan Penindakan
