Jokowi Sebut Segera Kuasai 61 Persen PT Freeport Indonesia


Freeport. (Foto: PTFI)
MerahPutih.com - Pemerintah bakal melanjutkan membeli saham PT Freeport Indonesia sebagai langkah memperpanjang izin operasional setelah pada Desember 2018, Indonesia resmi mengakuisisi PT Freeport Indonesia lewat holding BUMN pertambangan, PT Inalum (Persero) atau MIND ID dengan nilai akuisisi mencapai 3,85 miliar dolar AS atau setara Rp 55,8 triliun.
Saat itu, untuk membeli 51 persen saham Freeport, Inalum menerbitkan surat utang global senilai USD 4 miliar atau sekitar Rp 57 triliun, yang merupakan obligasi terbesar yang pernah diterbitkan Indonesia.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, dalam waktu dekat Indonesia akan menambah kepemilikan saham di PT Freeport Indonesia menjadi 61 persen, dari kepemilikan saat ini sebesar 51 persen.
Dengan penambahan kepemilikan saham tersebut, diperkirakan 70-80 persen keuntungan PT Freeport Indonesia baik dalam bentuk royalti, PPh badan, PPh karyawan, bea ekspor, maupun bea keluar akan masuk ke kas negara.
Baca juga:
Komitmen Smelter Gresik Alasan Jokowi Jamin Perpanjang Izin Ekspor Freeport
"Sekali lagi, kalau bicara Freeport itu bukan milik Amerika lagi tetapi sudah menjadi milik negara, Indonesia,” kata Presiden Jokowi ketika menyampaikan sambutan dalam acara Pelantikan Pengurus Gerakan Pemuda (GP) Ansor 2024-2029 di Istora Senayan, Jakarta, Senin (27/5) petang.
Jokowi mengungkap, proses pengambilalihan sebagian besar saham Freeport itu dilakukan secara diam-diam oleh pemerintah Indonesia, dengan waktu kurang lebih 3,5 tahun. Proses pengambilalihan kendali Freeport dibereskan secara bisnis, tidak menggunakan “kekuatan” atau power negara.
"Pengambilalihannya pakai uang. Tidak pakai kekuatan tetapi pakai uang. Uangnya ngambilnya dari Amerika, kita bayar ke Freeport. Dalam empat tahun pasti lunas, insya Allah tahun ini sudah lunas,” ujar Jokowi.
Ia memaparkan nilai saham Freeport saat ini sudah empat kali lipat dibandingkan ketika pemerintah mengakuisisi Freeport, karena harga tembaga dunia yang kini naik drastis.
Baca juga:
Pemerintah Pastikan Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat PT Freeport
“Artinya untung dan untung. Untungnya saat itu pemiliknya mau melepas karena kondisi goncangan ekonomi pada saat itu,” ujar Jokowi.
Jokowi mengaku, meskipun mengaku sempat ditakut-takuti bahwa upaya mengakuisisi Freeport akan memicu pergolakan di Papua, tetapi langkah Jokowi dan pemerintahannya tidak goyah untuk mengambil alih perusahaan tambang yang telah 50 tahun beroperasi di Indonesia itu.
"Kesuksesan pengambilalihan Freeport, dilanjutkan dengan pengambilalihan Blok Rokan oleh Pertamina. Minggu ini saya akan cek lagi setelah kita ambil alih (Blok Rokan) dari Chevron, Amerika. Sudah ambil alih 100 persen, saya mau cek apakah kita kelola sendiri itu lebih baik daripada dikelola oleh asing. Karena ada dua kemungkinan, bisa lebih baik, bisa tidak lebih baik," katanya. (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Perasaan Terjebak dam Kecewa Musisi Saat Penyelenggara Gaet Sponsor Tambang Emas dan Tembaga

Berbagai Musisi Mundur dari Pestapora, Penyelenggara Akhiri Kerja Sama Dengan PT Freeport Indonesia

Prabowo ke Jawa Timur Buat Resmikan Fasilitas Pemurnian Emas Freeport dan Stadion Delta Sidoarjo

Presiden Prabowo Resmikan Smelter PT Freeport di Gresik, Dulu Sudah Diresmikan Jokowi

Freeport Diizinkan Ekspor 1 Juta Ton Konsentrat, Batas Bawah Bea Keluar 7,5 Persen

Bank Emas Bentuk Ekosistem Layanan Dari Hulu ke Hilir, Freeport Bakal Suplai 28 Ton Emas

PT Freeport Kembali Diberi Izin Ekspor Konsentrat Hingga Juni, Dampak Kebakaran Smelter

Pemerintah Tengah Finalisasi Angka Penambahan Saham 10 Persen di PT Freeport

Tambahan 10 Persen Saham Freeport Berpotensi Gratis

Jokowi Tegaskan Negara Dapat Tambahan Pendapatan Rp 80 Triliun dari Investasi Smelter
