Jokowi Optimis Kejar Pertumbuhan Ekonomi, Ini Kritik PKS


Anggota Komisi I DPR RI sekaligus Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini. (Foto: dpr.go.id).
MerahPutih.com - Presiden Joko Widodo memaparkan optimismenya melihat ekonomi 2021 di tengah kondisi pandemi COVID-19. Hal ini tercermin dalam nota keuangan dan RUU APBN 2021.
Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini mengingatkan, pentingnya kerja keras Pemerintah dengan target pertumbuhan yang disampaikan dalam rapat Paripurna DPR.
Apalagi, lanjut ia, serapan anggaran 2020 sebagaimana kritik Presiden belum lama kepada para menterinya sangat lambat, belanja pemulihan ekonomi secara keseluruhan baru 22 persen, stimulus untuk UMKM baru 26,4 persen.
Baca Juga:
Bamoset Ingatkan Efek Domino COVID-19
“Jangan sampai Presiden dan Pemerintah termakan janjinya sendiri. Namun, percepatan serapan anggaran dan stimulus pemulihan ekonomi lambat," ungkap Jazuli.
Ia mengatakan, pemerintah harus membuktikan dengan kerja keras dan kerja cepat yang nyata, bukan sekadar angka di atas kertas.
"Rakyat butuh bukti nyata,” jelas Anggota Komisi I DPR itu
Optimisme yang diungkapkan Presiden Jokowi, harus didukung oleh realita kinerja pemerintah khususnya tim ekonomi dalam menumbuhkan ekonomi negara dan ekonomi masyarakat.
Jazuli melihat target yang dipatok, sangat optimis di tengah kondisi dan basis dasar pencapaian pertumbuhan di tahun 2020 yang hanya berkisar – 1 persen sampai 0,2 persen, yang artinya tekanan sangat dalam bahkan di ambang resesi.
"Pemerintah harus punya strategi jitu untuk mengejar target pertumbuhan tersebut. Butuh kebijakan ekstra untuk mengakselerasinya," katanya.

Pada 2021, pemerintah merencanakan defisit anggaran pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) pada 2021 mencapai 5,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) atau sebesar Rp971,2 triliun dengan rencana pendapatan negara Rp1.776,4 triliun dan belanja negara Rp2.747,5 triliun.
Dengan anggara tersebut, Joko Widodo optimis jika pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada kisaran 4,5-5,5 persen pada 2021 dengan inflasi terjaga pada tingkat 3 persen, nilai tukar rupiah diperkirakan bergerak pada kisaran Rp14.600 per dolar AS.
Selain itu, suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun yang diperkirakan sekitar 7,29 persen. Harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan akan berkisar pada 45 dolar AS per barel dengan produksi (lifting) minyak dan gas bumi diperkirakan masing-masing mencapai 705.000 barel dan 1.007.000 barel setara minyak per hari.
"Pemerintah mengusung tema kebijakan fiskal tahun 2021 yaitu 'Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Penguatan Reformasi'," kata Presiden Joko Widodo.
Baca Juga:
Pemuda Harus Berani Jadi Pelaku UMKM di Tengah Pandemi Corona
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Tanggapi Ucapan Kontroversial Menkeu Purbaya soal Tuntutan Publik, Ekonom: Demonstrasi Bukan Sekadar Masalah Perut

Pasar Melemah dan Rupiah Bisa Capai Rp 16.500 Per Dolar AS, Airlangga Minta Investor Tetap Tenang

Ekonomi Indonesia Diklaim di Jalur yang Benar, Menko Airlangga Minta Pengusaha dan Investor tak Panik

Ekspansi Belanja Pemerintah Bakal Bikin Ekonomi Membaik di Semester II 2025

Pertumbuhan Ekonomi 2026 Diprediksi Capai 5,4 Persen, Prabowo Pede Angka Pengangguran dan Kemiskinan Turun

Kesenjangan di Tengah Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Prabowo: Masih Banyak Anak-anak Kelaparan dan Petani Tak Bisa Jual Hasil Panen

Riset Prasasti: ICOR Ekonomi Digital 4,3, Dinilai Lebih Efisien Dibanding 17 Sektor Lain

Investasi Danantara Diyakini Jadi Motor Penggerak Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi Bisa Capai 7 Persen

Pujian Presiden Prabowo ke Tim Ekonomi dan Menlu Sugiono di Sidang Kabinet, Senang Dengan Capaian Ekonomi

Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen
