JK : Bencana Tsunami Adalah Ujian Bagi Masyarakat Aceh


MerahPutih Nasional- Peringatan 10 tahun bencana Gempa Bumi dan Tsunami yang melanda Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD) dipusatkan di Lapangan Blang Padang, Kota Banda Aceh. Peringatan satu dekade bencana alam yang merenggut ratusan ribu korban jiwa dihadiri banyak tokoh, baik dari dalam dan luar negeri. Salah satunya Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla (JK).
Wapres mengatakan, peringatan 10 tahun bencana tsunami dapat menjadi pelajaran bahwa bencana alam yang menimpa masyarakat Aceh adalah ujian, dan Indonesia berhasil melewati ujian tersebut.
"Bukan berarti kita duduk memperingati dan sedih, tetapi menjadi pelajaran bahwa ujian dari Allah telah kita lalui. Ujian apapun harus kita selesaikan dengan sebaik-baiknya. Kita menyadari bahwa bencana tsunami 10 tahun lalu merupakan bencana terbesar di dunia,” kata JK saat memberikan sambutan seperti dilansir dari rri.co.id, Jumat (26/12).
Pada hari pertama tsunami menghantam Aceh pada 26 Desember 2004, JK mendapatkan laporan korban meninggal 60 orang, lalu ia melaporkan kepada Presiden kala itu, Susilo Bambang Yudhoyono, yang tengah berada di Papua. Jumlah korban meninggal terus berubah menjadi 5.000, 50.000, hingga akhirnya mendekati 200.000 jiwa.
Wapres mengatakan, kala gempa 9,2 pada Skala Richter (SR) dan diikuti tsunami, Aceh porak-poranda. Negara-negara lain bingung dengan apa yang terjadi di Tanah Rencong itu. Lalu, Jusuf Kalla menghubungi Plt Gubernur Provinsi Aceh, Azwar Abubakar, namun yang bersangkutan justru berada di Jakarta.
"Gubernur ada di Jakarta acara silaturahmi. Panglima TNI juga tidak bisa dihubungi, semua tidak bisa dihubungi. Saya tidak bisa bayangkan apa yang dirasakan masyarakat Aceh, yaitu sedih, ketakutan dan trauma," sambung JK.
Pada kesempatan itu, Wapres Jusuf Kalla menyampaikan ucapan terima kasih kepada negara-negara seperti Amerika Serikat, Singapura, Malaysia dan negara-negara Timur Tengah, atas kontribusi mereka dalam penanganan pasca bencana tsunami Aceh.
“Itulah kebersamaan yang luar biasa. Saya kira, tidak ada operasi non-perang sebesar waktu itu,” demikian JK. (MP/BHD)
Bagikan
Adinda Nurrizki
Berita Terkait
BRIN Lakukan Ekspedisi Maritim Pelajari Tsunami Akibat Tumbukan Lempeng Australia–Jawa, Ajak Peneliti China

Tsunami Besar di Selatan Jawa Berpotensi Terulang, Tunggu 200 Tahun Kedepan

Peringatan Tsunami Sudah Dicabut, Rusia Dihantam Gempa Susulan M 6,7

Tsunami Pasca Gempa Rusia Mereda, Jepang dan Kamchatka Cabut Peringatan!

Gelombang Melemah, BMKG Cabut Peringatan Dini Tsunami akibat Gempa Rusia

Otoritas Kamchatka Umumkan Pencabutan Peringatan Tsunami

Warga Hawaii Ramai-Ramai Menjauh dari Pantai saat Gelombang Tsunami Tiba, tak Mau Ambil Risiko

Tsunami Akibat Gempa Rusia Hantam 9 Titik di Indonesia, Paling Tinggi 20 CM

Waspada! Peringatan Tsunami di Indonesia Imbas Gempa Rusia Belum Dicabut

Minta 10 Pantai Dikosongkan, BNPB: Tsunami 50 cm Bisa Membunuh
