‘Jimmy Kimmel Show’ Dihentikan Tayang karena Ledek Donald Trump, Langkah yang ‘tidak Amerika Banget’
                Jimmy Kimmel. (Foto: IMDb)
MERAHPUTIH.COM — ACARA late-night Jimmy Kimmel Show ditarik dari penyiaran pada Rabu (17/9), beberapa jam setelah pemerintahan AS mengancam akan membatalkan lisensi penyiaran. Penarikan itu disebabkan komentar yang dibuat pembawa acara itu tentang pembunuhan influencer konservatif Charlie Kirk.
Langkah mengejutkan jaringan ABC yang menghapus salah satu acara late-night paling berpengaruh di Amerika itu dikecam para kritikus sebagai sensor pemerintah. Di lain sisi, Donald Trump malah merayakan penarikan acara itu. Sang Presiden memang telah lama merasa kesal terhadap komedian yang meledeknya.
"Berita hebat untuk Amerika. Selamat kepada ABC karena akhirnya memiliki keberanian untuk melakukan apa yang harus dilakukan,” tulis Trump di halaman Truth Social. 
Trump, yang juga bersorak pada Juli atas pembatalan rekan satiris late-night Kimmel, Stephen Colbert, kemudian mendesak agar dua komedian lain juga dihapus. "Itu menyisakan Jimmy (Fallon) dan Seth (Meyers), dua pecundang total, di Fake News NBC. Rating mereka juga mengerikan. Lakukan itu NBC!” kata Trump.
Baca juga:
Jimmy Kimmel Sentil Komentar Donal Trump Soal Kebakaran Los Angeles, Jangan Salahkan Orang Lain
Di Hollywood, tempat acara Kimmel direkam, penonton diputar balik di pintu sebelum rekaman dimulai Rabu. Tommy Williams, seorang pekerja bongkar muat dari Florida, mengatakan langkah itu terasa tidak Amerika.
"Setiap acara TV yang berbicara menentang Donald Trump, dia berusaha menutupnya. Kita kehilangan kebebasan berbicara kita. Ini sesuatu yang terjadi di Rusia dan Korea Utara dan China, hal-hal televisi yang dikendalikan negara,” kata pria berusia 51 tahun itu kepada AFP.
Sherri Mowbray, seorang warga San Francisco, mengatakan dia hancur. "Ini kebebasan berbicara. Seharusnya kita memiliki kebebasan berbicara di negara ini, dan ini bukan kebebasan berbicara. Dia tidak mengatakan sesuatu yang salah. Saya sangat kesal,” tegasnya. 
Sensor Media Real-Time
Gedung Putih telah melancarkan beberapa serangan terhadap institusi budaya yang dianggap kritis terhadap Trump. Firma hukum, universitas, dan media semuanya telah menjadi sasaran, termasuk dengan gugatan yang menurut pakar hukum tidak berdasar, tetapi yang menghasilkan pembayaran besar. ABC dan CBS milik Paramount keduanya telah membayar.
Penyelesaian, yang akan dibayarkan untuk perpustakaan kepresidenan masa depan Trump, dipandang dimotivasi keinginan perusahaan induk outlet berita itu untuk tetap berada dalam simpati Trump.
"Presiden Trump dan Ketua FCC Carr membuatnya jelas: tunduklah atau disenyapkan," ujar Senator Demokrat Ben Ray Lujan di X.
Gubernur California Gavin Newsom menyebut langkah mengendalikan media merupakan sebuah usaha terkoordinasi dan berbahaya. 
"Membeli dan mengendalikan platform media. Memecat komentator. Membatalkan acara. Ini bukan kebetulan. Ini terkoordinasi. Ini berbahaya. Mereka sedang menyensor Anda secara real time,” tegas Newsom.(dwi)
Baca juga:
Stephen Colbert, Jimmy Fallon, dan Jimmy Kimmel Bahas Isu Mogok Kerja di Podcast
Bagikan
Berita Terkait
Mantan Wapres Amerika Serikat Dick Cheney Meninggal Dunia di Usia 84 Tahun
                      Program Bantuan Pangan Dihentikan, Setengah dari Negara Bagian AS Gugat Pemerintahan Donald Trump
                      Indonesia Harapkan Amerika Kenakan Tarif Ekspor Minyak Sawit 0 Persen Seperti ke Malaysia
                      Gedung Putih Klaim PM Jepang Sanae Takaichi Janji Menominasikan Presiden AS Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian
                      Trump dan Xi Jinping Bakal Bertemu di Korea Selatan, Kedua Menlu Lakukan Pembicaraan Telepon
                      Hadiri KTT ASEAN di Malaysia, Donald Trump Lempar Pujian untuk Kepemimpinan Negara ASEAN
                      Donald Trump Puji Prabowo, Sebut Bantu Amankan Perdamaian di Timur Tengah
                      44 Warga Palestina Tewas Saat Gencatan Senjata, Trump Takut Israel Bahayakan Perjanjian
                      Media Besar AS Tolak Pembatasan Pers, Ramai-Ramai Say Good Bye ke Pentagon
                      Bikin Kontroversi Lagi, Donald Trump Ancam Pindahkan Laga Piala Dunia 2026 dari Boston