Jepang Bersiap Keluarkan Sanksi Baru Bagi Rusia


Warga membawa bendera putih saat menyeberangi perbatasan Bucha dan Irpin di sebelah jasad yang terbaring di jalan, saat invasi Rusia, di Irpin, Ukraina, Jumat (11/3/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Serhii N
MerahPutih.com - Pemerintah Jepang sedang mempertimbangkan untuk memberikan sanksi baru pada Rusia karena telah menyerang Ukraina. Jepang bersama Amerika Serikat dan negara Eropa, terus memberikan tekanan lewat sanksi kepada Moskow.
Salah satu yang dikaji adalah pembatasan impor batu bara Rusia sebagai bagian dari sanksi di bidang energi terhadap negara itu.
Baca Juga:
Perang Rusia dan Ukraina Jadi Alasan Pemerintah Beri BSU Rp 1 Juta
Dilansir dari Jiji Press, Jepang akan mengoordinasikan tindakannya dengan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, setelah sekutu Kelompok Tujuh (G7), mengeluarkan pernyataan yang menjanjikan sanksi tambahan terhadap Rusia sebagai tanggapan atas dugaan pembunuhan massal warga sipil di Ukraina.
Dilansir Antara, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan, Jepang akan mengungkap sanksi lebih lanjut terhadap Rusia untuk invasi ke Ukraina, secepatnya pada Jumat (8/4) setelah berkoordinasi dengan sekutu G7 mengenai langkah hukuman lebih lanjut itu.
Menyusul invasi Rusia 24 Februari ke Ukraina, Jepang telah meningkatkan sanksi mulai dari menghapus Moskow dari jaringan pembayaran internasional SWIFT, hingga membekukan aset bank sentral.
Jepang telah membekukan aset pejabat Rusia, oligarki, bank, dan lembaga lainnya, sejalan dengan negara-negara anggota G7, dan melarang ekspor teknologi tinggi ke Rusia.

Sementara itu, Rusia tengah melakukan segala upayanya untuk memastikan krediturnya menerima mata uang rubel saat negara itu mendekati potensi gagal bayar atau default pada utang internasionalnya.
Saat ini, Rusia menghadapi kesulitan dengan pembayaran valuta asing pada Eurobonds-nya. Rabu (6/4) Rusia telah membayar rubel kepada pemegang Eurobonds berdenominasi dolar yang jatuh tempo pada 2022 dan 2042 karena bank asing telah menolak untuk memproses perintah untuk membayar USD 649 kepada pemegang surat utang negaranya.
"Kami akan melakukan segalanya sehingga kreditur menerima uang yang mereka investasikan dari Federasi Rusia," kata Siluanov seperti dikutip kantor berita TASS. (*)
Baca Juga:
AS Minta Rusia Dikeluarkan dari G20 dan Boikot Pertemuan
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Presiden Prabowo Bentuk Komisi Reformasi Polri, Mahfud Md Masuk Kandidat Utama
Prabowo Tunjuk Dony Oskaria Jadi Plt Menteri BUMN, Gantikan Posisi Erick Thohir

Hasil AFC Champions League Two: Persib Gigit Jari, Kemenangan di Depan Mata Harus Sirna Kontra Lion City Sailors

Perekonomian Masih Dalam Tren Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Dunia Masih Akan Rendah

Muhamad Qodari Resmi Jabat Kepala Staf Kepresidenan, Erick Thohir Menpora dan Djamari Chaniago Menko Polkam

Penembak Charlie Kirk Tertangkap, Diserahkan sang Ayah setelah 33 Jam Buron

Ledakan Hebat Guncang Pamulang: Rumah Hancur, 7 Orang Luka Termasuk Bayi

Jadi Tersangka Korupsi Bansos, Rudy Tanoe Ajukan Praperadilan Lawan KPK

Rahayu Saraswati Keponakan Prabowo Mundur dari DPR, Fraksi Gerindra Langsung Proses Mekanismenya

Banjir Melanda Bali, BBMKG Prediksi Hujan Lebat Masih akan Terjadi hingga Beberapa Hari ke Depan
