Jelang Puncak Haji, PPIH Terus Gelar Simulasi dan 60 Petugas MCR Dikerahkan Penuh Waspadai Kepadatan Ekstrem
Jemaah haji Indonesia secara bergelombang mulai meninggalkan kawasan Mina menuju hotel masing-masing, Selasa (18/6) (ANTARAFOTO/Sigid Kurniawan)
Merahputih.com - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi semakin gencar mempersiapkan teknis dan operasional jelang puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Fokus utama adalah memastikan keamanan dan ketertiban jamaah haji Indonesia saat menjalankan seluruh rangkaian ibadah.
Kepala Satuan Operasi Armuzna PPIH, Harun Arrasyid, menjelaskan bahwa berbagai simulasi dan pemetaan lokasi telah dilakukan secara intensif.
"Ini kami lakukan menjelang malam 1 Dzulhijah. Kami berada di Mina untuk melakukan pengecekan pos-pos strategis, termasuk pos pengawasan di lantai tiga tempat jamaah akan melontar jumrah," ungkap Harun, Rabu (28/5).
Baca juga:
Simulasi sengaja dilaksanakan pada malam hari. Hal ini bertujuan agar petugas dapat memahami tantangan nyata yang mungkin timbul saat malam puncak 10 Dzulhijah, mengingat kondisi cuaca yang lebih bersahabat di malam hari.
Sebanyak 60 petugas MCR (Mobile Crowd Management) khusus disiagakan di lantai atas area Jamarat, dibagi menjadi lima pos dengan sistem kerja bergantian. Namun, pada malam puncak, seluruh petugas akan siaga penuh tanpa pergantian shift.
Harun menambahkan bahwa lantai atas area Jamarat memiliki tantangan tersendiri, yaitu kepadatan yang lebih tinggi dan potensi kerawanan karena aliran jamaah dari Mina menuju Jumrah Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijah sangat besar.
Baca juga:
Untuk mengantisipasi potensi kepadatan dan kondisi darurat, PPIH juga telah menyiapkan mekanisme evakuasi berlapis di dalam terowongan dan titik rawan lainnya.
Jamaah yang kelelahan atau terpisah dari rombongan akan segera mendapatkan pertolongan di pos istirahat terdekat, yang dilengkapi kursi roda dan akses cepat ke ambulans. PPIH juga berkoordinasi erat dengan layanan kesehatan otoritas Arab Saudi.
"Ada 95 kloter yang potensial melontar jumrah dari lantai bawah. Maka kami tambah tujuh pos pantau baru dari arah Syisyah ke sektor 5,” kata Harun.
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Skema Haji 2026 Dinilai Terlalu Berbahaya, Jemaah Harus Tiba di Mina Pagi Hari Sebelum Cuaca Panas Ekstrem Mencapai Puncaknya
Jangan Lupa Batas Akhir Pengajuan Visa Haji 8 Februari 2026, Lewat Batal Berangkat!
Kuota Jemaah Haji Asal Jawa Barat Turun Drastis, Tak Ada Lagi Menyalip Antrean
Keberatan Kuota Haji Dipangkas, DPRD Sumedang Sambangi Komisi VIII DPR
BPKH Hormati Proses Hukum KPK dan Tegaskan Komitmen Transparansi Pengelolaan Dana Haji
DPR Ingatkan BPKH Jangan Jadikan Uang Umat untuk Proyek Infrastruktur yang Tak Ada Urusannya dengan Ka'bah
Kebijakan Masa Tunggu Haji 26 Tahun Ciptakan Ketidakadilan Baru yang Rugikan Ribuan Calon Haji, Prioritaskan Jemaah Lansia Agar Tidak Tunggu Sampai Tutup Usia
Gerindra Soroti Pasal Krusial RUU PKH, Jangan Sampai Dana Miliaran Rupiah Jadi Bancakan Investasi Gelap
Biaya Haji Turun, Puan Sebut Terapkan Prinsip Berkeadilan Bagi Seluruh Calon Jemaah
2 Syarikah Ditunjuk Urus Haji 2026, DPR Ingin Pastikan Komitmen Pelayanan Terbaik