Di Balik Panggung Proklamasi

Sukarno-Hatta "Diculik"

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Kamis, 16 Agustus 2018
Sukarno-Hatta

Peristiwa Rengasdengklok. (Sumber: wikipedia.ord)

Ukuran:
14
Audio:

DERU mobil sedan Fiat hitam memekik keheningan pagi buta Pegangsaan Timur, 16 Agustus 1945. Tiga pemuda bersenjata turun kendaraan. Mereka menjelajah rumah nomor 56.

Saat sang empunya rumah keluar, seorang dari ketiga pemuda sontak mengultimatum. "Bersiaplah, Bung. Waktunya sudah tiba!" kata Sukarni seperti ditulis Cindy Adams dalam buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.

"Ya," jawab Bung Karno dengan sorotan mata memerah. "Sudah tiba waktunya bagiku untuk dibunuh! Jika aku yang memimpin pemberontakanmu ini dan gagal, kepalaku akan dipenggal. Engkau pun juga... begitu yang lain-lain."

Di saat bersamaan, seorang pemuda menghardik sambil megayunkan pedang Jepang. "Itulah sebabnya kami akan melarikan Bung ke luar kota di malam buta ini. Sudah diputuskan untuk memindahkan Bung demi keamanan."

Bukannya melunak, Bung Karno justru semakin kecewa. Katanya, "Oh!" Bagi Bung Karno, langkah yang diambil para pemuda merupakan kesalahan besar. "Tidak mengertikah kalian bahwa pemberontakanmu ini akan menemui kegagalan?" tanya Bung Karno keheranan.

Sementara itu, Sukarni terus mendesak Bung Besar. "Sekarang ini saatnya! Sekarang! Sekarang, selagi moral orang-orang Jepang sedang merosot dan semangat mereka hancur," kata Sukarni.

Bung Karno pun menurut. Saat akan memasuki mobil, ia terkejut melihat Bung Hatta telah lebih dulu ditawan.

Suasana pagi buta di bulan suci Ramadan itu pun menjadi tegang. Baik Bung Karno maupun Hatta menentang tindakan golongan muda untuk dibawa ke Rengasdengklok.

Muhammad Ridhwan Indra dan Sophian Marthabaya dalam bukunya Peristiwa-Peristiwa di Sekitar Proklamasi 17-8-1945 menulis, Bung Karno dan Hatta akhirnya bersedia ikut dengan para pemuda demi menghindari kejadian tak diinginkan. "Sempat terjadi ketegangan antara golongan muda dan Sukarno-Hatta," tulisnya.

Adapun alasan memilih Rengasdengklok menjadi tempat persembunyian Bung Karno dan Hatta tak lain lantaran wilayah tersebut sudah dikuasai tentara Pembela Tanah Air (Peta). Menurut Her Suganda dalam Rengasdengklok Revolusi dan Peristiwa 16 Agutus 1945, Peta memiliki keresidenan Jakarta terbagi dua.

"Daidan (batalyon), Daidan I Jakarta dan Daidan II Purwakarta. Chudan (kompi) Peta yang memiliki asrama di Rengasdengklok termasuk Daidan II Purwakarta," kata Suganda.

Pengamanan Rengasdengklok

Setelah memasuki lokasi terpencil Rengasdengklok, rombongan termasuk Sukarno-Hatta diturunkan di tengah persawahan. Di sana terdapat sebuah pondok bambu berbentuk rumah panggung.

Renacan berubah. Lokasi yang semula menjadi tempat persembunyian tersebut dinilai tak lagi aman. Mereka pun pindah ke sebuah rumah di dekat asrama Peta.

Sepanjang pengamanan tersebut, Sukarno terus menanyakan kabar revolusi besar yang sering digadang-gadang para pemuda.

Pertanyaan Si Bung tak pelak memantik diskusi tajam, terutama berkait proklamasi kemerdekaan.

Bung Karno Naik Pitam

Desakan para pemuda untuk memproklamasikan kemerdekaan saat itu juga membuat Sukarno naik pitam. Bung Karno dan Hatta menolak desakan dari para pemuda. Dwi Tunggal tersebut hanya ingin proklamasi terjadi di Jakarta.

Sekitar pukul 18.00 WIB, Achmad Subardjo datang menemui dan menjemput Sukarno-Hatta di Rengasdengklok. Lima belas menit kemudian mereka kembali pulang ke Jakarta. Perasaan kesal terhadap ulah para pemuda menjadi bekal cerita selama perjalanan.

"Pengamanan" atau sering disebut "penculikan" Sukarno-Hatta ke Rengasdengklok menimbulkan interpretasi berbeda di antara dua golongan, tua dan muda.

Peristiwa "penculikan" tersebut, menurut Ridhwan Indra dan Sophian Marthabaya, jika dilihat dari sudut pandang kepentingan proklamasi hanyalah perbuatan sia-sia.

"Beliau beranggapan bahwa tidak ada hasil yang didapatkan oleh para pemuda dan bangsa dalam hal kemerdekaan dari peristiwa pengamanan Sukarno-Hatta ke Rengasdengklok," tulisnya. (*)

#Lapsus Proklamasi #Sukarno # Rengasdengklok #Jejak Proklamasi
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Jadi Tamu Utama HUT ke-76 India, Prabowo Ikuti Jejak Sukarno 75 Tahun Silam
Presiden RI Prabowo Subianto akan memeriahkan parade perayaan Hari Republik India ke-76 di Kartavya Path, New Delhi, pada Minggu (26/1) sebagai Tamu Utama atau Chief Guest.
Wisnu Cipto - Minggu, 26 Januari 2025
Jadi Tamu Utama HUT ke-76 India, Prabowo Ikuti Jejak Sukarno 75 Tahun Silam
Indonesia
Guntur Sebut Pendongkelan Kepemimpinan Sukarno tidak Sah
Guntur menekankan fakta-fakta sejarah membantah Bung Karno telah melakukan pengkhianatan dengan mendukung pemberontakan G30SPKI.
Dwi Astarini - Senin, 09 September 2024
Guntur Sebut Pendongkelan Kepemimpinan Sukarno tidak Sah
Kuliner
Ini nih, Menu Sahur Sukarno dan Hatta Jelang Indonesia Merdeka
Keduanya menyempatkan menyantap sahur untuk pelaksanaan puasa hari kesembilan di bulan Ramadan 1366 H.
Dwi Astarini - Rabu, 20 Maret 2024
Ini nih, Menu Sahur Sukarno dan Hatta Jelang Indonesia Merdeka
Property
Piala Bergilir Soekarno Cup Hasil Kontemplasi Prananda dan Diwujudkan Dolorosa Sinaga
Tim juara akan mendapatkan piala yang didesain khusus oleh Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Prananda Prabowo.
Zulfikar Sy - Kamis, 02 November 2023
Piala Bergilir Soekarno Cup Hasil Kontemplasi Prananda dan Diwujudkan Dolorosa Sinaga
Fun
Mengagumi Kemegahan Tiga Mobil Dinas Presiden Sukarno
Sukarno memiliki 12 unit mobil Kepresidenan.
P Suryo R - Selasa, 10 Oktober 2023
Mengagumi Kemegahan Tiga Mobil Dinas Presiden Sukarno
Indonesia
Patung Bung Karno Bakal Jadi Ikon Baru di Bandung
Patung Bung Karno ini dipastikan tertinggi di dunia, khususnya Indonesia.
Andika Pratama - Rabu, 28 Juni 2023
Patung Bung Karno Bakal Jadi Ikon Baru di Bandung
Indonesia
Monumen Plaza Bung Karno Diproyeksikan Jadi Patung Tertinggi di Dunia
“Insya Allah tahun ini Monumen Bung Karno ini selesai dan akan menjadi patung Bung Karno tertinggi di dunia,” kata Pamriadi.
Andika Pratama - Rabu, 28 Juni 2023
Monumen Plaza Bung Karno Diproyeksikan Jadi Patung Tertinggi di Dunia
Indonesia
3 Ribu Penari Perempuan akan Tampilkan Tarian Kecak saat Peringatan Puncak Bulan Bung Karno
Pasalnya, Tari Kecak itu akan dilakukan seluruhnya oleh para perempuan.
Andika Pratama - Kamis, 22 Juni 2023
3 Ribu Penari Perempuan akan Tampilkan Tarian Kecak saat Peringatan Puncak Bulan Bung Karno
Indonesia
Puan Ungkap Ada Kejutan di Acara Puncak Bulan Bung Karno
Ketua DPR RI ini juga menuturkan, akan ada kejutan yang bisa saja terjadi. Namun, Puan masih enggan membocorkan.
Andika Pratama - Kamis, 22 Juni 2023
Puan Ungkap Ada Kejutan di Acara Puncak Bulan Bung Karno
Indonesia
Politisi PDIP Sebut Dunia Mengagumi Sosok dan Pemikiran Bung Karno
" Dunia begitu mengagumi Bung Karno dan pemikiran Bung Karno. Dia bukan sekadar pemimpin bangsa Indonesia, tetapi pemimpin dunia," kata Basarah.
Andika Pratama - Kamis, 22 Juni 2023
Politisi PDIP Sebut Dunia Mengagumi Sosok dan Pemikiran Bung Karno
Bagikan