Detik-detik Mencekam Pemindahan Sukarno dengan Kereta Api, Beruntung Tak Digranat

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Senin, 01 Oktober 2018
Detik-detik Mencekam Pemindahan Sukarno dengan Kereta Api, Beruntung Tak Digranat

Lokomotif C28 yang mengantar KLB Sukarno dari Jakarta ke Yogyakarta. (Sumber: tropenmuseum.nl)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BELUM genap setahun merdeka, Indonesia kembali mencekam. Ancaman itu datang dari tentara kolonial Nederlandsch Indie Civil Administratie (NICA). Kegentingan tersebut terjadi tepat Tahun Baru 1946. Penguasaan atas Indonesia menjadi incaran Belanda untuk kali kedua.

Dalam kondisi darurat itu, ibu kota negara mesti dipindahkan. Dari Jakarta menuju Yogyakarta. Begitulah kata Bung Karno seperti yang ditulis Cindy Adams dalam Bung Karno; Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. "Tidak ada seorang pun dari saudara boleh membawa harta benda. Aku juga tidak," kata Sukarno, Rabu, 2 Januari 1946, di Jakarta.

Tak mau menunggu lama. Para tokoh bangsa seperti Bung Karno dan Bung Hatta mulai merancang strategi bagaimana menuju Yogyakarta dengan aman. Munculah ide pemindahan dilakukan dengan moda darat. Yakni dengan Kereta Api Luar Biasa (KLB).

Kereta Api Luar Biasa (KLB). (Merahputih.com/Noer Ardiansjah)

Persiapan dan Pengamanan Kereta

Di Dipo Manggarai, rangkaian kereta dipersiapkan. Salah seorang pemimpin KLB, Anwir dengan telaten memeriksa rangkaian. Sekitar empat kereta, termasuk kereta bagian poliklinik disusun. Presiden Sukarno bersama Wakil Presiden Mohammad Hatta berada di dua kereta paling belakang.

Soedarjo dalam buku Aku Ingat menjelaskan, demi menjaga keamanan Presiden beserta rombongan, pemberangkatan dimulai dari belakang rumah Bung Karno di Pegangsaaan Timur tepat pukul 18.00 WIB.

"Rangkaian dikeluarkan dari bengkel oleh Ali Noer dan kawan-kawan Angkatan Muda Kereta Api 17.15 dan pukul 17.30 dilangsir ke belakang rumah Bung Karno," kata Soedarjo.

Sebanyak 15 belas pasukan khusus disiapkan untuk mengawal para tokoh bangsa. Sama seperti lainnya, Sukarno memerintahkan para pengawal untuk tidak membawa barang apa pun dalam proses pemindahan. "Yang agak mencolok dalam KLB dua buah mobil kepresidenan, merek Buick 7 seat cat hitam dan merek de Soto cat kuning."

Langsiran kereta api dari Manggarai ke Pegangsaan pada waktu itu memang lazim dilakukan. Mangil Martowidjojo dalam buku Kesaksian tentang Bung Karno mengatakan, para pengawal mengatur pemberangkatan dengan sebaik mungkin. "Agar seolah-olah tidak ada tanda-tanda bahwa Bung Karno dan rombongan akan meninggalkan Jakarta," tulisnya.

Kereta Poliklinik dalam rangkaian KLB. (Merahputih.com/Noer Ardiansjah)

Rombongan mulai berangkat dari Pegangsaaan dengan hati was-was. Kata Sukarno, bernapas saja harus sangat hati-hati. "Sebab bisa saja serdadu-sedadu Belanda dari Batalyon KNIL di Senen yang terkenal brutal itu muncul."

Setelah semua rombongan berada dalam KLB, kata Mangil, semua pengawal dipersilakan masuk ke dalam kereta. "Waktu itu keadaan di dalam KLB gelap sekali. Lampu-lampu sengaja tidak dinyalakan," tulisnya.

Sesampainya di Stasiun Manggarai, KLB berhenti sejenak. Tak juga tenang. Tentara besutan Belanda banyak berkeliaran. Setiap kereta diperhatikan. Dipelototi.

Beruntungnya, kereta yang ditempati para tokoh bangsa diabaikan NICA dan KNIL. "Seandainya kami ketahuan, seluruh negara dapat dihancurkan dengan satu granat," katanya.

Rombongan Selamat Sampai Yogyakarta

Tak lama berselang, KLB kembali berangkat. Kereta melaju dan berbelok melintasi arah Stasiun Jatinegara. Kemudian menuju Stasiun Klender dengan kecepatan ditambah hingga mencapai 25 km per jam.

Soedarjo dalam buku yang sama mengaku tak menyangka atas apa yang telah terjadi. Keberangkatan rombongan dari Pegangsaan tidak diketahui patroli-patroli Belanda. "Lewat Stasiun Klender, Anwir mengizinkan masinis melaju dengan kecepatan sampai 90 km per jam," tulis Soedarjo.

Selama 15 jam perjalanan, pengawalan serta pengamanan diperketat. Jumat, 4 Januari 1946, sekitar pukul 9.00 WIB rombongan sampai di Yogyakarta dengan selamat.

Kereta Api Luar Biasa (KLB). (Merahputih.com/Noer Ardiansjah)

Presiden sempat tinggal sementara di kawasan Pura Pakualaman sebelum akhirnya tinggal di istana bekas Gubernur Belanda di selatan Malioboro.

Sejak 4 Januari 1946, dimulailah peran Yogyakarta sebagai ibu kota Republik Indonesia. Meski demikian, tak juga boleh dilupakan peran KLB yang begitu gagah mengantarkan para tokoh bangsa.

#Kereta Api
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Daftar Lengkap Kereta Ekonomi New Generation, Kini Tempat Duduknya Jadi Lebih Lega
Kereta ekonomi New Generation KAI kini sudah beroperasi. Tempat duduknya pun jadi lebih lega. Penumpang tak perlu merasa lelah di perjalanan.
Soffi Amira - Sabtu, 04 Oktober 2025
Daftar Lengkap Kereta Ekonomi New Generation, Kini Tempat Duduknya Jadi Lebih Lega
Indonesia
Peringatan HUT ke-80 TNI di Kawasan Monas, KAI Berlakukan Pemberhentian Luar Biasa di Stasiun Jatinegara
Kebijakan ini diambil guna mengantisipasi potensi kepadatan penumpang dan lalu lintas di sekitar Stasiun Gambir.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 03 Oktober 2025
Peringatan HUT ke-80 TNI di Kawasan Monas, KAI Berlakukan Pemberhentian Luar Biasa di Stasiun Jatinegara
Indonesia
Daftar Puluhan Kereta Jarak Jauh yang Akan Berhenti Luar Biasa di Stasiun Jatinegara Buntut HUT TNI
KAI Daop 1 Jakarta mengimbau seluruh calon penumpang untuk memeriksa kembali jadwal keberangkatan KA dan menyesuaikan lokasi naik atau turun
Angga Yudha Pratama - Jumat, 03 Oktober 2025
Daftar Puluhan Kereta Jarak Jauh yang Akan Berhenti Luar Biasa di Stasiun Jatinegara Buntut HUT TNI
Indonesia
LRT, MRT, KRL dan Kereta Bandara di Dukuh Atas Akan Terhubung, Penumpang Tidak Lagi Kehujanan
Pertemuan dengan Pramono membahas hal-hal yang berkaitan dengan transportasi di Jakarta, terutama kereta.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 29 September 2025
LRT, MRT, KRL dan Kereta Bandara di Dukuh Atas Akan Terhubung, Penumpang Tidak Lagi Kehujanan
Indonesia
Capaian 80 Tahun PT KAI, Bangun Kereta New Generation
Dari rel pertama pada abad ke-19 hingga LRT Jabodebek dan kereta cepat Whoosh di abad ke-21, KAI telah merangkai sejarah panjang perkeretaapian nasional.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 28 September 2025
Capaian 80 Tahun PT KAI, Bangun Kereta New Generation
Indonesia
Siap Sambut Nataru 2025/2026, KAI Genjot Peningkatan Keamanan dan Keselamatan
KAI kini telah berkembang menjadi perusahaan transportasi modern
Angga Yudha Pratama - Minggu, 28 September 2025
Siap Sambut Nataru 2025/2026, KAI Genjot Peningkatan Keamanan dan Keselamatan
Indonesia
Sterilisasi Jalur Kereta Perlintasan Kampungbandan - Kemayoran: Sanksi Penjara hingga Denda Rp 15 Juta Menanti Pelanggar Aturan
KAI menegaskan jalur kereta api merupakan daerah steril dan tidak boleh dimanfaatkan untuk aktivitas selain operasional kereta.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 23 September 2025
Sterilisasi Jalur Kereta Perlintasan Kampungbandan - Kemayoran: Sanksi Penjara hingga Denda Rp 15 Juta Menanti Pelanggar Aturan
Indonesia
Berada di Ujung Timur Jawa, Stasiun Ketapang Simpul Vital Moda Transportasi Kereta Api dan Laut
ang yang akan menyeberang ke Bali. Stasiun Ketapang menjadi gerbang utama bagi mobilitas masyarakat, terutama dari Jawa menuju Bali dan sebaliknya.
Frengky Aruan - Minggu, 21 September 2025
Berada di Ujung Timur Jawa, Stasiun Ketapang Simpul Vital Moda Transportasi Kereta Api dan Laut
Indonesia
KA Serayu Dilempar Batu hingga Sejumlah Kaca Pecah, tak Ada Korban Luka
KA Serayu dilempar batu hingga menyebabkan sejumlah kaca pecah. Untungnya, tak ada korban luka akibat kejadian tersebut.
Soffi Amira - Sabtu, 20 September 2025
KA Serayu Dilempar Batu hingga Sejumlah Kaca Pecah, tak Ada Korban Luka
Indonesia
Rayakan Ulang Tahun ke-80, KAI Kasih Diskon Tiket Kereta Api Mulai Rp 80 Ribu
KAI akan merayakan ulang tahun ke-80. Nantinya, ada diskon tiket kereta api mulai dari Rp 80.000 untuk jarak dekat dan jauh.
Soffi Amira - Sabtu, 20 September 2025
Rayakan Ulang Tahun ke-80, KAI Kasih Diskon Tiket Kereta Api Mulai Rp 80 Ribu
Bagikan