Jangan Disebar! Foto Terorisme Rusak Mental Masyarakat

Dwi AstariniDwi Astarini - Senin, 14 Mei 2018
Jangan Disebar! Foto Terorisme Rusak Mental Masyarakat

ilustrasi serangan. (foto: newsky)

Ukuran:
14
Audio:

AKSI teror mengguncang Indonesia beberapa waktu belakangan. Kejadian tersebut melibatkan berbagai macam lapisan masyarakat di Indonesia mulai dari kepolisian hingga masyarakat sipil. Kecanggihan teknologi membuat informasi dan foto-foto korban tersebar secara luas di dunia maya.


Kamu mungkin beranggapan viralnya informasi tentang aksi terorisme merupakan dampak positif dari perkembangan sosial media. Namun, sejumlah pengamat memiliki pendapat berbeda.

Menurut pengamat budaya dan seni rupa Adi Wicaksono, foto merupakan bagian dari seni visual. Seni visual berbentuk foto memiliki efek yang sangat besar dan dapat memengaruhi orang lain. Alih-alih membuat masyarakat waspada, hal tersebut disalahartikan sejumlah pihak sebagai bentuk motivasi untuk melakukan tindakan serupa. Tersebarnya foto-foto korban kejahatan justru meningkatkan angka kejahatan di Indonesia.

Selain itu, informasi tentang terorisme di Indonesia merupakan cikal bakal radikalisme.
"Sejak dahulu, potensi radikalisme ada di mana-mana. Namun, saat ini eskalasinya sangat besar," tutur Adi saat ditemui di Galeri Nasional, beberapa waktu lalu.

Ilustrasi. (foto: Antara)

Ia menyayangkan penyebaran foto-foto korban secara masif di sosial media. Ia menilai hal tersebut menjadi indikator kurangnya kontrol pemerintah Indonesia atas informasi yang beredar di media sosial.

"Di Jerman, orang yang menyebarkan segala bentuk kekerasan di Facebook akan mendapat sanksi keras dari pemerintah setempat karena ada undang-undang yang mengatur," bebernya. Sanksi tegas membuat masyarakat Jerman lebih berhati-hati dalam memanfaatkan media sosial miliknya dan tak seenaknya menyebar tindak kekerasan di jejaring sosial. Selain Jerman, ia mencontohkan Jepang yang menghargai korban bencana alam. "Media Jepang tidak pernah mengekspose korban tsunami," ucapnya.

Senada dengan Adi, psikolog Rena Masri menyampaikan bahwa penyebaran foto-foto korban tindak kekerasan akan menimbulkan rasa ngeri atau perasaan tidak nyaman lainnya bagi yang melihat.

"Jika foto tindak kekerasan dilihat orang yang pernah menjadi penyintas, mungkin akan menimbulkan trauma bagi orang tersebut," papar Rena.

Foto korban kejahatan juga berdampak buruk bagi keluarga yang ditinggalkan. Kondisi mereka yang jauh dari layak menimbulkan luka, trauma, cemas, dan kengerian bagi keluarga dan teman korban.

Seringnya melihat unggahan korban kejahatan di media sosial juga dapat merusak naluri kita sebagai manusia. "Lama-kelamaan menyebabkan rasa empati dan kepekaan kita terhadap korban menjadi menipis," terangnya.

Foto-foto aksi teror terkadang juga sengaja disebarkan pelaku dengan maksud dan tujuan tertentu. Mereka sengaja menyebar teror untuk menciptakan rasa takut di masyarakat. "Menyebarluaskan foto korban akan membuat tujuan tersebut berhasil," tukasnya. (avia)

#Terorisme #Teror Bom
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Lifestyle
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Isu makar kembali menjadi sorotan publik setelah Presiden RI Prabowo Subianto menyebut adanya indikasi tindakan hal tersebut dan terorisme
ImanK - Senin, 01 September 2025
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Indonesia
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Pada tahun 2025, jumlah korban yang masih aktif dalam layanan LPSK tercatat sebanyak 30 terlindung per Agustus,
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Indonesia
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Densus 88 saat ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan keras (hard approach) dan pendekatan lunak (soft approach)
Angga Yudha Pratama - Jumat, 08 Agustus 2025
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Indonesia
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal
Seorang pegawai Kementerian Agama ditangkap Densus 88 atas dugaan keterlibatan jaringan terorisme.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 07 Agustus 2025
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal
Indonesia
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat
Memastikan kementeriannya mendukung langkah Densus 88 menangkap ASN yang diduga terlibat terorisme.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat
Indonesia
ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri
MZ ditangkap di sebuah warung kopi di Kota Banda Aceh, sedangkan ZA, ditangkap di sebuah tempat penjualan mobil bekas di kawasan Batoh, Kota Banda Aceh.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 05 Agustus 2025
ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri
Indonesia
Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap terduga pelaku terorisme berinisial Y di wilayah Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Frengky Aruan - Senin, 21 Juli 2025
Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor
Indonesia
BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026
BNPT juga menekankan perannya dalam mewujudkan keamanan nasional yang esensial bagi Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2026
Angga Yudha Pratama - Rabu, 16 Juli 2025
BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026
Indonesia
Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor
Presiden Prabowo Subianto sendiri telah menekankan pentingnya kerapian data agar program pemerintah menjangkau pihak yang benar-benar membutuhkan
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 12 Juli 2025
Pemerintah Bakal Coret Penerima Bansos yang Terbukti Terlibat Pendanaan Terorisme Hingga Tipikor
Dunia
Serangan AS ke Iran Berpotensi Bangkitkan Sel Terorisme, Indonesia Mesti Waspada
Serangan AS ke Iran berpotensi membangkitkan sel terorisme. Indonesia pun mesti mewaspadai hal tersebut.
Soffi Amira - Jumat, 27 Juni 2025
Serangan AS ke Iran Berpotensi Bangkitkan Sel Terorisme, Indonesia Mesti Waspada
Bagikan