Jabat Komisaris Garuda, Peter Gontha Singgung M Nazaruddin dan Chairul Tanjung


Peter F. Gontha. Foto: Facebook/Peter F. Gontha
MerahPutih.com - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menetapkan jajaran Komisaris dan Direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Salah satunya, mengembalikan Peter F Gontha menjadi Komisaris maskapai pelat merah itu.
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Polandia itu memberikan pandangannya terkait kinerja Garuda Indonesia dan rencana ke depan melalui media sosial Facebook miliknya. Peter menjabat komisaris Garuda pada 2011-2014.
Baca Juga
Alasan Erick Thohir Pilih Yenny Wahid Jadi Komisaris Garuda Indonesia
Peter menjelaskan, pada 2011, Garuda Indonesia melepas sahamnya ke publik lewat penawaran umum perdana (IPO). Saham Garuda dilepas dengan harga penawaran awal sebesar Rp750-Rp1.100 per lembar saham. Harga yang dinilai kelewat mahal.
Saat itu, menurut Peter, Muhammad Nazaruddin, bendahara Partai Demokrat menyatakan siap membeli saham Garuda Indonesia dengan harga tersebut.
"Pada saat harus terjadinya pembayaran Nazaruddin tidak muncul dan tidak datang menyelesaikan kewajibannya karena sadar bahwa harga saham tersebut jauh diatas kisaran harga nilai perusahaan," tulis Peter.
Baca Juga
Irfan Setiaputra Jadi Dirut, Yenny Wahid dan Triawan Munaf Isi Kursi Komisaris Garuda
Untuk tidak hilang muka, kata Peter, pemerintah meminta kelompok usaha pimpinan Chairul Tanjung untuk menyerap sisa saham yang tidak diserap pasar. Peter menyebut, Chairul Tanjung setuju membeli 29% saham Garuda dengan nilai US$300 juta atau sekitar Rp3,5 triliun. Nilai tersebut setara dengan harga saham per lembar Rp600 s.d Rp650.
Chairul Tanjung, lanjut Peter disebut oleh "orang tertentu" mengantongi keuntungan ratusan miliar rupiah. Padahal, harga saham Garuda terus merosot dan bertengger di kisaran Rp 400-an per lembar saham.
Selain itu, kata dia, kelompok usaha Chairul Tanjung yang memiliki saham Garuda Indonesia dalam jumlah signifikan, hanya mendapat hak kedudukan dua komisaris, yaitu Chris Kanter dan dirinya. Peter menyebut, seharusnya Chairul Tanjung mendapat hak perwakilan dua komisaris dan dua direksi.
Bahkan, pada era Rini M Soemarno, jatah Komisaris dari pihak CT dikurangi yang tadinya dua komisaris hanya mendapat jatah satu komisaris saja.
Baca Juga
'Pilot' Baru Garuda Diminta Amanah dan Tegakkan 'Good Corporate Governance'
Dengan hasil kinerja yang buruk itu, Peter F Gontha menilai wajar jika selama ini ia mengeluhkan kinerja para direksi. Pun demikian, saat ini dia akan mengawasi dengan benar, hal ini agar manajemen Garuda yang baru tak bisa main-main seperti sebelumnya.
Saat ini, selain Peter, ada dua nama lain dari kelompok usaha CT yang menjabat di Garuda yakni, Chairal Tanjung didapuk sebagai wakil komisaris utama dan Dony Oskaria menempati posisi Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia. (Knu)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Pembelian 50 Pesawat Boeing Oleh Garuda Masih Tahap Negosiasi, Belum Capai Kesepakatan

Garuda Indonesia Borong 50 Pesawat Boeing yang Dianggap Punya Reputasi Buruk, Ekonom: Apakah ini Tanda Menuju Krisis?

Ketepatan Waktu Penerbangan Haji pada 2025 Capai 96,2 Persen atau Naik dari Tahun Sebelumnya, Menurut Garuda Indonesia

DPR Desak Garuda Minta Maaf Terbuka Usai Kasus iPhone Hilang

Perbaiki Citra, Garuda Indonesia Minta Usut Kehilangan Handphone Seorang Penumpang Saat Penerbangan Rute Jakarta-Melbourne

Anggota DPR Minta Kasus Hilangnya HP Penumpang Garuda Diusut Tuntas

Penumpang Kehilangan HP di Pesawat, Garuda Indonesia Lakukan Investigasi

Strategi Garuda Antisipasi Keterlambatan Penerbangan 246 Kloter Haji 2025: Siapkan 1 Pesawat Cadangan

15 Pesawat Di-grounded, Garuda Indonesia Tepis Isu Kesulitan Biaya

Supply Chain Global Terjadi Hambatan, Puluhan Pesawat Garuda Group Antre Pergantian Suku Cadang
