ITSEC Asia Siap IPO


Kisaran harga saham untuk IPO ditetapkan di rentang Rp 100 hingga Rp110 per saham. (Foto: Unsplash/Nicholas Cappello)
PT ITSEC Asia Tbk menggelar agenda Due Dilligence Meeting & Public Expose dalam rangkaian proses Penawaran Umum Perdana Saham (IPO). Kegiatan ini dilakukan perseroan untuk memaparkan kinerja perseroan, prospek bisnis di industri, dan rencana-rencana perseroan ke depannya.
PT ITSEC Asia Tbk merupakan perusahaan penyedia layanan, solusi, dan teknologi keamanan informasi yang menawarkan jasa keamanan siber dalam tiga tahap, yaitu penilaian, implementasi, dan analisis. Mereka bekerja memastikan perlindungan atas infrastruktur teknologi informasi perusahaan-perusahaan terhadap ancaman siber.
“Keamanan informasi merupakan tulang punggung kesuksesan transformasi digital. Dalam berbagai bidang, transformasi digital yang diharapkan membawa banyak kemudahan, efisiensi, peningkatan efektivitas dan output kinerja, perlu ditunjang dengan infrastruktur keamanan siber yang tangguh. Hal ini yang mendorong ITSEC Asia terus berperan aktif dalam membangun ekosistem keamanan siber yang baik," kata Presiden Direktur ITSEC Asia Andri Hutama Putra, dalam siaran resminya.
Baca juga:
Cyber Security Summit 2023 Dukung Keamanan Infrastruktur Siber dan Ruang Digital
Sejalan dengan program pemerintah Indonesia yang saat ini sedang mendorong perkembangan industri digital, perseroan memandang pertumbuhan industri teknologi keamanan siber di Indonesia juga akan meningkat dengan pesat.
Menurut data dari Frost & Sullivan, sebanyak 49 persen organisasi di Indonesia pernah mengalami serangan siber, merugikan Indonesia sebesar USD 43,2 miliar (sekitar Rp 647 triliun), atau 3,7 persen dari total PDB Indonesia.
Untuk Indonesia, diperlukan strategi dan taktik keamanan siber yang efektif, karena Indonesia merupakan negara ketiga yang paling rentan terhadap serangan malware.
Dalam menjawab berbagai tantangan keamanan siber dalam perusahaan dan organisasi, ITSEC Asia mengembangkan dua layanan utama, yaitu Managed Security Services (MSS) dan Professional Security Services (PSS).
Pasar MSS dan adopsi PSS mengalami pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Tren ini diperkirakan akan berlanjut di tahun-tahun mendatang karena perusahaan-perusahaan semakin sadar akan risiko yang ditimbulkan oleh ancaman siber.
Baca juga:
Seiring dengan banyaknya bisnis yang menyimpan data sensitif dan menjalankan operasinya secara daring, kebutuhan akan langkah-langkah keamanan siber yang kokoh menjadi sangat penting.
Ke depannya, persyaratan kepatuhan seperti privasi data dan peraturan keamanan siber akan tetap menjadi pendorong utama permintaan solusi layanan keamanan siber.
Perseroan berhasil meningkatkan pendapatan bersih sebesar 154 persen dari periode satu tahun 2020 dibanding dengan periode satu tahun 2022. Kisaran harga saham untuk IPO ditetapkan di rentang Rp 100 hingga Rp110 per saham.
ITSEC Asia menargetkan dapat menghimpun dana sebanyak-banyaknya Rp 110.960.828.000.
Dana hasil IPO setelah dikurangi biaya emisi efek rencananya akan digunakan perseroan untuk modal kerja, perluasan tim cybersecurity, R&D, pengembangan produk, peningkatan alat teknologi, dan berbagai rencana taktis untuk mendorong pertumbuhan pendapatan di masa depan. (and)
Baca juga:
Graha Protergo, Cyber-Security Hub Pertama di Indonesia
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Dharma Jaya Catat Lonjakan Bisnis 190 Persen Sambil Jaga Ketahanan Pangan

‘KPop Demon Hunters’ Mewarnai Lorong Camilan di Korea Selatan, dari Mi Instan hingga Cake Bikin Perusahaan Cuan Besar

Tersangkut Kasus Pajak, Ketua Ferrari Jalani Hukuman Kerja Sosial

Unsur Politis Harus Dihindari Dalam Rencana Bisnis Kopdes, Bisa Gagal Jika Ambil Alih Bisnis Eksisting

Pendapatan KAI Melonjak 29 Persen, Catatkan Laba Bersih Rp 2,21 T di 2024

Indonesia Ingin Ada Peluang Bisnis Baru Dengan Prancis

Tupperware Hentikan Bisnis di Indonesia Setelah 33 Tahun Beroperasi

Biang Kerok IHSG Anjlok, Dari Ketegangan Geopolitik Sampai Perang Tarif Uni Eropa dan AS

IHSG Terperosok dan Alami Trading Halt, DPR Langsung Kunjungi BEI

Setelah 28 Tahun, Donatella Versace Turun dari Jabatan Chief Creative Officer, Menyerahkan Tanggung Jawab ke Pihak di Luar Keluarga
