Cyber Security Butuh Pekerja Perempuan Supaya Lebih Efektif
 Ikhsan Aryo Digdo - Jumat, 28 Juni 2019
Ikhsan Aryo Digdo - Jumat, 28 Juni 2019 
                Perempuan juga melek teknologi (Foto: Pexels/Negative Space)
PEKERJA di bidang cyber security lebih identik dengan pria. Karena pria terlihat lebih menguasai hal-hal yang berkaitan dengan teknologi. Namun, bukan berarti perempuan enggak bisa bergelut di dunia cyber security.
Cyber security butuh pekerja perempuan supaya lebih efektif. Penelitian menunjukkan tim yang lebih beragam memiliki kinerja lebih baik jika dibandingkan dengan tim yang homogen. Namun faktanya hingga hari ini, hanya 11% dari profesional cybersecurity merupakan perempuan.
Hasil penelitian perbedaan gender tersebut dan ditambah dengan kekurangan keterampilan cybersecurity menawarkan kesempatan karir yang baik bagi perempuan. Serta memberi perusahaan sarana untuk mengisi kesenjangan keterampilan yang saat ini menjangkiti industri.
Kekurangan pekerja dan terampil keamanan cybersecurity yang sudah ada diperkirakan akan semakin buruk, dengan 51% dari 3,5 juta lowongan pekerjaan di cybersecurity enggak akan terisi sampai tahun 2021.
 
"Membangun tim yang inklusif gender bisa menjadi solusi dimana perekrutan perempuan lebih banyak untuk mengisi bagian-bagian yang kosong," ujar Edwin Lim, Country Manager Fortinet Indonesia sebagaimana tertulis di berita pers yang diterima merahputih.com.
Fortinet baru-baru ini mengadakan webinar bertajuk 'Menyadari Manfaat Keanekaragaman Gender dalam Cybersecurity' untuk membahas masalah ini. Webinar analitik ini menampilkan dua pemimpin industri yang paling berkualitas, Joyce Brocaglia dan Renee Tarun.
Dalam proyek fortinet dengan Datalere, mereka menggunakan pemrosesan bahasa alami dan mencerna ribuan iklan pekerjaan dan resume untuk jenis pekerjaan mulai dari Incident Response Specialist hingga CISO.
Baca juga:
Sudah Saatnya Perempuan Mengenal Teknologi
 
Ketika melihat iklan pekerjaan ini dan struktur resume, Fortinet menganalisis hard-skill dan soft-skill serta berbagai demografi, termasuk kenaikan pekerjaan, masa kerja, dan keragaman gender.
"Dari sana, kami membagi soft-skill menjadi empat kuadran untuk melakukan analisis yang lebih mendalam tentang persyaratan peran dan individu yang memenuhi kriteria," tukas Edwin.
Intinya Cybersecurity dapat menjadi karier yang hebat bagi siapa saja yang memiliki keterampilan. Kombinasi soft-skill kepemimpinan dan hard-skill dalam strategi cybesecurity, manajemen, pendidikan pengguna, penilaian risiko, dan operasi keamanan memenuhi syarat siapa pun. Tanpa memandang jenis kelamin, identitas seksual, ras, atau latar belakang. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
OPPO Find N6 Bakal Jadi HP Lipat Pertama yang Pakai Snapdragon 8 Elite 6
 
                      OPPO Find X9 Series Segera Rilis di Indonesia, Sudah Bisa Dipesan dari Sekarang!
 
                      Bocoran Huawei Mate 70 Air: Bawa RAM Jumbo dan Daya Tahan Baterai Lebih Lama
 
                      Samsung Galaxy S25 Plus Terbakar usai Overheating, Pemilik Alami Luka Bakar Ringan
 
                      Baterai OPPO Find X9 Pro Kalahkan iPhone 17 Pro, Kuat Diajak Main Game hingga Streaming!
 
                      OPPO Find X9 Pro Sudah Rilis, Usung Kamera Telefoto Hasselblad 200MP dan Baterai 7.500mAh
 
                      OPPO Find X9 Akhirnya Meluncur, Bawa Kamera Hasselblad hingga Dimensity 9500
 
                      iPad Pro M5 Lolos TKDN, Simak Spesifikasi dan Keunggulannya
 
                      OpenAI Buka Data Pengguna ChatGPT yang Tunjukkan Tanda Psikosis dan Pikiran Bunuh Diri
 
                      iPhone 20 Dikabarkan Pakai Tombol Solid-State, Akhiri Era Tombol Mekanis
 
                      




