Investor Asing Dituding Berada di Balik Kebakaran Hutan

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Jumat, 18 September 2015
Investor Asing Dituding Berada di Balik Kebakaran Hutan

Petugas berdiri di dekat monitor yang menginformasikan penundaan sejumlah penerbangan akibat kabut asap di Bandara Sultan Syarif Kasim II, di Pekanbaru, Riau, Senin (14/9). Kabut asap kebakaran hutan

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih Peristiwa - Investor asing dituding sebagai dalang kebakaran hutan yang menimbulkan kabut asap di beberapa wilayah di Indonesia. Keberadaan asing di balik kebakaran hutan di Indonesia membuat penegakan hukum berjalan setengah-setengah.

Helda Khasmy dari Serikat Perempuan Indonesia (Seruni) Riau mengatakan, saat ini ada permainan besar dari investor asing dalam melakukan pembakaran hutan dan lahan secara sengaja di sejumlah wilayah di Indonesia.

"Yang kita lawan bukan orang Indonesia sendiri. Ada dua perusahaan besar yang di wilayahnya banyak titik api. Kalau temen (Anda) lihat, mereka pemiliknya Amerika dan Eropa," ucapnya di Komnas HAM, Jakarta Pusat, Jumat (18/9).

Wanita yang juga tergabung dalam gerakan Rakyat Riau Melawan Asap ini menilai, dengan adanya kepentingan asing, pemerintah seakan tutup mata dan melakukan pembiaran bagi perusahaan yang melanggar hukum.

"Ya pembiaran pemerintah karena ini kepentingan uang yang triliunan. Kalau kita lihat banknya semua milik Amerika dan Eropa. Kalau kita lihat pangsa pasarnya sawit dan akasia kebutuhan Amerika dan Eropa. Itu kan memang disengajakan untuk kemudian dipertahankan agar mereka bisa memenuhi pasar internasional terus menerus," kata Helda.

Lebih lanjut, Helda mengatakan, pembakaran hutan dan lahan dilakukan agar meminimkan biaya suatu perusahaan.

"Kalau dibakar hanya dua juta. Kalau enggak dibakar berapa ratusan juta mereka bisa mengeluarkan. Itu bisa meringankan pekerjaan mereka dan murah. Membakar hanya dua juta kalau pakai yang lain bisa ratusan juta," jelas Helda.

Berdasarkan data dari satelit NASA, sejak bulan Januari hingga September 2015, titik api paling banyak pada bulan Juli yaitu 2.085 titik.

Titik api di antaranya berada di areal HTI PT Inhil Hutani Pratama 103 titik, PT RAPP 297 titik, PT Bukit Batu Hutani 107 titik, PT Arara Abadi 336 titik, PT Rimba Rokan Lestari 146 titik, PT Sumatera Riang Lestari 208 titik.

Titik api di areal perkebunan di antaranya ada di PT Lestari 43 titik, Non HGU 1.730 titik, PT Langgam Inti Hibrindo 23 titik, PT Pustaka Mega Bumi Nusantara 10 titik. (yni)


Baca Juga:

  1. Masyarakat Riau adukan Kabut Asap ke Komnas HAM
  2. Jengkel Karena Kabut Asap, Netizen Malaysia Sindir Indonesia #TerimaKasihIndonesia
  3. Dampak Kabut Asap Sumatra untuk Malaysia dan Singapura
  4. Kabut Asap Ancam Penyelenggaraan GP Singapura
  5. Belum Ada Bukti Kabut Asap Sebabkan Kanker

 

#Helda Khasmy #Satgas Operasi Penanggulangan Kebakaran Hutan #Kebakaran Hutan #Kabut Asap
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Dunia
Kebakaran makin Berkecamuk, Yunani, Spanyol, dan Portugal Berpacu Padamkan Api saat Uni Eropa Tingkatkan Bantuan Lintas Negara
Sebagian besar Eropa Selatan masih berisiko tinggi akibat cuaca panas dan kering.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kebakaran makin Berkecamuk, Yunani, Spanyol, dan Portugal Berpacu Padamkan Api saat Uni Eropa Tingkatkan Bantuan Lintas Negara
Dunia
Eropa Selatan Dilanda Kebakaran Hutan, Suhu Ekstrem Tembus 40 Derajat Celsius
Peringatan panas ekstrem dikeluarkan di beberapa wilayah Italia, Prancis, Spanyol, Portugal, dan Balkan.
Dwi Astarini - Rabu, 13 Agustus 2025
Eropa Selatan Dilanda Kebakaran Hutan, Suhu Ekstrem Tembus 40 Derajat Celsius
Indonesia
Biaya Padamkan Karhutla Mahal, Satu Menit Penerbangan Habiskan Rp 300 Juta
Efisiensi dilakukan dengan mengombinasikan operasi modifikasi cuaca dan water bombing menggunakan helikopter atau pesawat berkapasitas lebih kecil ketika titik api masih sedikit.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 12 Agustus 2025
Biaya Padamkan Karhutla Mahal, Satu Menit Penerbangan Habiskan Rp 300 Juta
Dunia
Prancis Alami Kebakaran Hutan Terbesar Musim Panas ini, Areanya Lebih Luas daripada Kota Paris
Kebakaran telah meluas hingga lebih dari 13.000 hektare.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
 Prancis Alami Kebakaran Hutan Terbesar Musim Panas ini, Areanya Lebih Luas daripada Kota Paris
Indonesia
Peneliti IPB Ungkap Strategi Cerdas Tekan Karhutla dengan Padukan AI dan Keterlibatan Masyarakat
Semua kembali lagi ke masyarakat, bagaimana teknologi itu digunakan oleh masyarakat
Angga Yudha Pratama - Rabu, 06 Agustus 2025
Peneliti IPB Ungkap Strategi Cerdas Tekan Karhutla dengan Padukan AI dan Keterlibatan Masyarakat
Indonesia
Buka Lahan dengan Cara Membakar Kini Dilarang, Pemerintah: Gunakan Teknologi yang Modern
Membuka lahan dengan cara membakar tidak bisa dibenarkan karena berdampak buruk terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Buka Lahan dengan Cara Membakar Kini Dilarang, Pemerintah: Gunakan Teknologi yang Modern
Indonesia
Titik Panas di Kaltim Meningkat, Rata-Rata Harian di Atas 100 Titik
Dalam informasi titik panas selalu disebutkan tingkat kepercayaan sedang dengan angka 7 maupun kepercayaan tinggi dengan angka 8.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 31 Juli 2025
Titik Panas di Kaltim Meningkat, Rata-Rata Harian di Atas 100 Titik
Indonesia
Karhutla Sekitar Bandara Singkawang Jadi Lautan Api, Lahan 100 Hektar Ludes Terbakar
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sekitar Bandara Singkawang Kalimantan Barat terus meluas semakin sulit dikendalikan
Wisnu Cipto - Rabu, 30 Juli 2025
Karhutla Sekitar Bandara Singkawang Jadi Lautan Api, Lahan 100 Hektar Ludes Terbakar
Indonesia
Karhutla Kian Merajalela, DPR Desak Pemerintah Lakukan Ini Demi Selamatkan Indonesia
Rina juga menyoroti alokasi anggaran pada Ditjen Penegakan Hukum Kementerian Kehutanan untuk prasarana, sarana, dan pelibatan masyarakat
Angga Yudha Pratama - Rabu, 30 Juli 2025
Karhutla Kian Merajalela, DPR Desak Pemerintah Lakukan Ini Demi Selamatkan Indonesia
Indonesia
Puan Maharani Ungkap Korban Karhutla Bukan Cuma Lingkungan, tapi Anak-anak
Negara harus memastikan bahwa warga terdampak tidak hanya menjadi korban
Angga Yudha Pratama - Selasa, 29 Juli 2025
Puan Maharani Ungkap Korban Karhutla Bukan Cuma Lingkungan, tapi Anak-anak
Bagikan