Investasi Diharapkan Bertambah Dari Tabungan Rumah Tangga
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Pemerintah menyiapkan dan mendukung berbagai langkah di dalam negeri untuk meningkatkan perekonomian nasional di tengah dinamika ekonomi global saat ini.
Tercatat, permintaan luar negeri alami penurunan dan pertumbuhan perdagangan diperkirakan hanya 1,6 persen dari pada tahun lalu yang 4 persen.
Baca Juga:
Ridwan Kamil Minta Warga Tidak Menahan Belanja Untuk Cegah Resesi
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, terjadi kalibrasi terhadap resesi. Hal ini karena perekonomian dunia meskipun dilanda penurunan dan inflasi, namun kelihatan sudah lebih terkendali.
"Selain itu harga energi juga tidak naik seperti perkiraan awal karena iklim yang lebih panas, serta perkiraan harga energi dan kebijakan Zero-COVID di Tiongkok sudah mengalami revisi," katanya.
Ia memaparkan, langkah yang dilakukan pemerintah untuk mendorong perekonomian nasional saat ini, antara lain mendorong belanja dalam negeri, konsumsi dan investasi, serta mendorong geliat beberapa sektor seperti sektor industri dan sektor pariwisata.
Saat ini, purchasing manager index yang diterbitkan oleh BI, pada Januari mencapai 53,3. Kemudian untuk production level di angka 56,2, kemudian angka order from customer di angka 55.
"Dan tentunya juga kita melihat impor kredit dan yang lain arahnya positif dan pertumbuhan ekonomi kita didorong oleh konsumsi dan ekspor, dan kita harus menjaga domestic demand,” jelasnya.
Angka Purchasing Manager Index (PMI) yang positif serta consumer confidence di atas 100, kata Airlangga, membuktikan bahwa persepsi masyarakat terhadap ekonomi sudah mulai positif.
Pemerintah mencermati bahwa tabungan rumah tangga dan tabungan korporasi selama pandemi COVID-19 terus berada di perbankan, dan diharapkan menjadi sebuah peluang untuk investasi.
Airlangga menyampaikan, dana sektor swasta di perbankan dapat didorong agar net saving bisa direalisasikan dalam bentuk capital expenditur (capex).
"Pemerintah juga memantau bagaimana beberapa korporasi melakukan pembayaran atau manajemen hutang agar capex dapat didorong. Dan beberapa sektor yang tumbuh positif investasinya adalah energi maupun tambang, otomotif, perdagangan kemudian kesehatan, aneka manufaktur dan sektor konsumsi," katanya. (Asp)
Baca Juga:
Siasati Resesi, Strategi Pengembangan Pasar Wisatawan Mancanegara Berubah
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Tahap Pertama, Mobil Buatan Jepang Disasar Pakai BBM Bioetanol 10 Persen
Airlangga Sebut Indonesia Tujuan Investasi, Buktinya AS sudah Tertarik
Ford Kembali Bangun Pabrik di Indonesia, Belum Akan Masuk ke Mobil Listrik
Bali Bakal Kendalikan Investor Asing, Rental Kendaraan dan Villa Bakal Ditertibkan
Soroti Rencana Investasi Danantara, Legislator PKB Ingatkan Nasib Peternak Broiler yang Gulung Tikar
Danantara Rencana Investasi Rp 20 T untuk Peternakan Ayam, DPR Minta Pengkajian Mendalam
Toyota Bakal Gelontorkan Rp 1,6 Trilun di Proyek Hilirisasi Timah dan Tembaga
Jakarta Catatkan Investasi Rp 204 Triliun hingga September 2025
Presiden Prabowo Perintahkan Segera Eksekusi Proyek Hilirisasi Senilai Rp 600 Triliun
Beri ‘Karpet Merah’ untuk Investasi Asing di Indonesia, Prabowo Tegaskan Harus Buat Nyaman Investor