Ini Resep Ketua UKP-PIP Tangani Ormas Anti-Pancasila
 Noer Ardiansjah - Rabu, 14 Juni 2017
Noer Ardiansjah - Rabu, 14 Juni 2017 
                Ketua Unit Kerja Presiden bidang Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP), Yudi Latif. (MP/Ponco Sulaksono)
Ketua Unit Kerja Presiden bidang Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP), Yudi Latif menyoroti organisasi masyarakat (ormas) yang kerap bertentangan dengan ideologi Pancasila.
Menurut dia, ada cara-cara khusus untuk menangkal ormas-ormas yang paham dan ideologinya bertentangan dengan ideologi bangsa.
"Yang lebih penting bukan menghadapi secara frontal, tetapi justru untuk membatasi virusnya," kata Yudi usai acara diskusi bertajuk 'Pancasila Sebagai Integrasi Negara dan Agama' di Rumah Dinas Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (13/6).
Yudi menuturkan, cara penangkalan yang dimaksud yakni dengan mengalihkan hal-hal negatif untuk diubah menjadi energi positif sejak dini.
"Kita harus memberi alternatif di ruang publik agar tidak hanya tertarik dengan ormas ini (anti-Pancasilais), yakni dengan paham yang sesuai Pancasila. Ini, 'kan sebenarnya rebutan daya tarik," tuturnya.
Yudi menilai, selama ini sosialisasi dasar negara tersebut tidak efektif. Oleh karena itu, lanjutnya, sosialisasi Pancasila harus dikemas dengan cara yang tepat.
"Kalau masyarakat dan khususnya anak-anak tidak tertarik dengan Pancasila, berarti deliver metode Pancasila tidak efektif. Ini kritik cara menyosialisasikan Pancasila," ungkapnya.
"Kita nggak ngurusi bagaimana orang itu tertarik dengan ideologi lain, tetapi bagaimana supaya deliver Pancasila lebih menarik dan orang-orang tertarik dengan Pancasila. Ini harus kita siapkan caranya," tandasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo membentuk Unit Kerja Presiden bidang Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) yang terdiri dari sejumlah tokoh-tokoh bangsa seperti Kiai Ma'ruf Amin, Try Sutrisno, Jimly Asshiddiqie, Megawati SP, dan Said Aqil Siradj.
Presiden menyatakan pembentukan UKP-PIP ini dalam rangka menangkal potensi perpecahan, terorisme dan intoleransi karena Pancasila dianggap mampu menjadi perekat bangsa Indonesia. (Pon)
Baca berita terkait Pancasila lainnya di: Yudi Latif: Pancasila Bisa Lebih Luas Dan Lebih Sempit Dari Agama
Bagikan
Berita Terkait
Peluncuran Buku Bertema Pancasila Sebagai Ideologi Partai Golkar di Jakarta
 
                      Penetapan Hari Kebudayaan Nasional 17 Oktober Diklaim Tidak Terkait Dengan Hari Ulang Tahun Presiden Prabowo
 
                      Lagu Indonesia Raya dan Pembacaan Naskah Pancasila Diputar Setiap Hari di Kabupaten Bogor
 
                      DPR Mulai Cari Masukan dan Pandangan Buat Bahas RUU BPIP
 
                      Pembubaran Retret Pelajar Kristen di Sukabumi Cederai Pancasila, DPR Desak Semua Pelaku Ditangkap
 
                      Prabowo-Mega Mesra Saat Upacara Hari Pancasila, Jokowi Absen karena Alergi
 
                      Ingatkan Pancasila Bukan Slogan, Prabowo Imbau Pejabat: Jangan Anggap NKRI Bisa Ditipu
 
                      Prabowo: Tidak Boleh Ada Kemiskinan di Indonesia
 
                      Momen Akrab Prabowo-Megawati di Hari Pancasila, Presiden Sampai Pindah Kursi
 
                      Prabowo Tuding Asing tidak Mau Indonesia Maju, Biayai LSM Adu Domba Bangsa
 
                      




