Ini 3 Cara Mendukung Bisnis Teman Biar Makin Laris


Bantu promosikan bisnis teman dari media sosial. (Foto Business News Daily)
SEMENJAK social distancing dan self-quarantine, orang-orang mulai terdorong untuk membuat bisnis kecil-kecilan. Misalnya seperti menjual masker dan hand sanitizer, barang bekas, makanan, sampai menawarkan jasa membuat KTP. Pemicunya tidak lain karena COVID-19 yang berhasil menciptakan dua krisis sekaligus, kesehatan dan ekonomi.
Di era kontemporer ini, tidak jarang kita dimintai tolong untuk follow, like, post foto atau video, atau Instastory di media sosial untuk mempromosikan dagangan teman. Bahkan, ada juga yang menawari atau sedikit 'memaksa' untuk membeli produk teman meski harga produknya cukup mahal bagi kita.
Baca juga:
Menikmati Seni di Kota New York Lewat Panduan Instalasi Publik
Krisis ekonomi ini dilalui oleh semua orang sehingga kita juga lebih ketat dalam memilah-milah kebutuhan dan keinginan. Terkadang, produk yang ditawari oleh teman sebenarnya kita tidak butuh atau tidak suka, atau harganya terlalu mahal untuk kita.
Walau tidak membeli produk yang ditawarkan, kamu tetap bisa mendukung bisnis teman kamu. Yuk ikuti ketiga tips di bawah ini, misalnya:
1. Promosikan bisnis temanmu di media sosial

Ketika baru memulai bisnis, biasanya orang akan melakukan pemasaran berskala kecil yang melibatkan keluarga dan teman-teman di media sosial. Nah, biasanya kamu akan dimintai tolong untuk follow, post, atau like postingan mereka. Ini merupakan langkah yang tepat untuk mendukung bisnis temanmu tanpa harus membelinya.
Tidak hanya sekali ketika dimintai tolong, kamu juga bisa mempromosikan bisnisnya berulang-ulang jika kamu rasa produk yang dijual memang berkualitas dan bakal disukai oleh teman-temanmu di media sosial.
Baca juga:
Virgin Galactic Dibuat untuk Memuaskan Wisatawan Luar Angkasa
2. Jangan bilang mahal, apalagi jika yang dijual adalah karya seni

Semua orang telah memiliki perhitungan bisnisnya masing-masing. Jika kamu ditawari meski produk tersebut sesungguhnya terlalu mahal untukmu dan tidak begitu kamu sukai, jangan pernah bilang kalau produk temanmu itu mahal. Ini disebabkan karena persepsi mahal atau murahnya suatu barang itu subjektif.
Tanpa kamu sadari, mereka harus menyiapkan mulai dari biaya bahan-bahan, packaging, serta pemasaran yang harganya bervariasi. Maka dari itu, hindari menyebut produk seseorang itu mahal, apalagi meminta 'harga teman' atau bahkan meminta di-endorse.
Nilai suatu barang juga pasti berbeda-beda, apalagi jika produk yang dijual merupakan barang seni. Para seniman pastinya tidak menganggap karya seninya hanya sebagai 'barang', melainkan tercurah passion, imajinasi, dan makna tertentu yang membuat karya seni tidak memiliki harga pasaran.
3. Kritik boleh, tapi jangan sok tahu

Kritik adalah suatu hal yang sangat membantu bagi orang-orang yang baru mulai berjualan. Kamu bisa mengkritik atau memberikan saran seperti strategi marketing yang digunakan atau soal packaging. Meski begitu, hindari sikap sok tahu dan suka mengatur bisnis orang lain. Terlebih jika kamu belum pernah membelinya. (shn)
Baca juga:
Netflix Uji Fitur Pengontrol Kecepatan Pemutar Film di Android
Bagikan
annehs
Berita Terkait
Unsur Politis Harus Dihindari Dalam Rencana Bisnis Kopdes, Bisa Gagal Jika Ambil Alih Bisnis Eksisting

Pendapatan KAI Melonjak 29 Persen, Catatkan Laba Bersih Rp 2,21 T di 2024

Indonesia Ingin Ada Peluang Bisnis Baru Dengan Prancis

Tupperware Hentikan Bisnis di Indonesia Setelah 33 Tahun Beroperasi

Biang Kerok IHSG Anjlok, Dari Ketegangan Geopolitik Sampai Perang Tarif Uni Eropa dan AS

IHSG Terperosok dan Alami Trading Halt, DPR Langsung Kunjungi BEI

Setelah 28 Tahun, Donatella Versace Turun dari Jabatan Chief Creative Officer, Menyerahkan Tanggung Jawab ke Pihak di Luar Keluarga

Direksi Shell Mengundurkan Diri, Perusahaan Ingin Struktur Baru demi Efisiensi dan Nilai Bisnis

Apple dan Indonesia Dikabarkan Capai Kesepakatan untuk Penjualan iPhone 16

Penjualan Eropa Jeblok, Nilai Pasar Tesla Anjlok Sampai di Bawah USD 1 Triliun
