Ini 3 Cara Mendukung Bisnis Teman Biar Makin Laris

annehsannehs - Sabtu, 01 Agustus 2020
Ini 3 Cara Mendukung Bisnis Teman Biar Makin Laris

Bantu promosikan bisnis teman dari media sosial. (Foto Business News Daily)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SEMENJAK social distancing dan self-quarantine, orang-orang mulai terdorong untuk membuat bisnis kecil-kecilan. Misalnya seperti menjual masker dan hand sanitizer, barang bekas, makanan, sampai menawarkan jasa membuat KTP. Pemicunya tidak lain karena COVID-19 yang berhasil menciptakan dua krisis sekaligus, kesehatan dan ekonomi.

Di era kontemporer ini, tidak jarang kita dimintai tolong untuk follow, like, post foto atau video, atau Instastory di media sosial untuk mempromosikan dagangan teman. Bahkan, ada juga yang menawari atau sedikit 'memaksa' untuk membeli produk teman meski harga produknya cukup mahal bagi kita.

Baca juga:

Menikmati Seni di Kota New York Lewat Panduan Instalasi Publik

Krisis ekonomi ini dilalui oleh semua orang sehingga kita juga lebih ketat dalam memilah-milah kebutuhan dan keinginan. Terkadang, produk yang ditawari oleh teman sebenarnya kita tidak butuh atau tidak suka, atau harganya terlalu mahal untuk kita.

Walau tidak membeli produk yang ditawarkan, kamu tetap bisa mendukung bisnis teman kamu. Yuk ikuti ketiga tips di bawah ini, misalnya:

1. Promosikan bisnis temanmu di media sosial

Banyak orang menjual hand sanitizer dan masker DIY. (Foto Greatist)
Banyak orang menjual hand sanitizer dan masker DIY. (Foto Greatist)

Ketika baru memulai bisnis, biasanya orang akan melakukan pemasaran berskala kecil yang melibatkan keluarga dan teman-teman di media sosial. Nah, biasanya kamu akan dimintai tolong untuk follow, post, atau like postingan mereka. Ini merupakan langkah yang tepat untuk mendukung bisnis temanmu tanpa harus membelinya.

Tidak hanya sekali ketika dimintai tolong, kamu juga bisa mempromosikan bisnisnya berulang-ulang jika kamu rasa produk yang dijual memang berkualitas dan bakal disukai oleh teman-temanmu di media sosial.

Baca juga:

Virgin Galactic Dibuat untuk Memuaskan Wisatawan Luar Angkasa

2. Jangan bilang mahal, apalagi jika yang dijual adalah karya seni

Jangan suka mengkritik harga jual dari produk milik teman. (Foto Instagram Shennarts)
Jangan suka mengkritik harga jual dari produk milik teman. (Foto Instagram Shennarts)

Semua orang telah memiliki perhitungan bisnisnya masing-masing. Jika kamu ditawari meski produk tersebut sesungguhnya terlalu mahal untukmu dan tidak begitu kamu sukai, jangan pernah bilang kalau produk temanmu itu mahal. Ini disebabkan karena persepsi mahal atau murahnya suatu barang itu subjektif.

Tanpa kamu sadari, mereka harus menyiapkan mulai dari biaya bahan-bahan, packaging, serta pemasaran yang harganya bervariasi. Maka dari itu, hindari menyebut produk seseorang itu mahal, apalagi meminta 'harga teman' atau bahkan meminta di-endorse.

Nilai suatu barang juga pasti berbeda-beda, apalagi jika produk yang dijual merupakan barang seni. Para seniman pastinya tidak menganggap karya seninya hanya sebagai 'barang', melainkan tercurah passion, imajinasi, dan makna tertentu yang membuat karya seni tidak memiliki harga pasaran.

3. Kritik boleh, tapi jangan sok tahu

Banyak orang yang mulai menjual kue buatan rumah selama pandemi COVID-19. (Foto Preppy Kitchen)
Banyak orang yang mulai menjual kue buatan rumah selama pandemi COVID-19. (Foto Preppy Kitchen)

Kritik adalah suatu hal yang sangat membantu bagi orang-orang yang baru mulai berjualan. Kamu bisa mengkritik atau memberikan saran seperti strategi marketing yang digunakan atau soal packaging. Meski begitu, hindari sikap sok tahu dan suka mengatur bisnis orang lain. Terlebih jika kamu belum pernah membelinya. (shn)

Baca juga:

Netflix Uji Fitur Pengontrol Kecepatan Pemutar Film di Android

#Agustus New Order #Bisnis
Bagikan
Ditulis Oleh

annehs

Berita Terkait

Indonesia
Alasan Prahara Banyak Startup Bangkrut & Gagal Versi BRIN
BRIN menyoroti ketidaksesuaian antara produk yang dikembangkan startup dengan kebutuhan masyarakat sebagai faktor utama.
Wisnu Cipto - Rabu, 22 Oktober 2025
Alasan Prahara Banyak Startup Bangkrut & Gagal Versi BRIN
Indonesia
FLEI 2025 Dorong Jenama Lokal Tembus Pasar Global, Kadin Sebut Potensi Ekspor maki Terbuka
Dengan peluang yang sangat potensial, ajang tahunan ini menjadi magnet bagi pelaku usaha waralaba dan kemitraan.
Dwi Astarini - Sabtu, 11 Oktober 2025
FLEI 2025 Dorong Jenama Lokal Tembus Pasar Global, Kadin Sebut Potensi Ekspor maki Terbuka
Indonesia
Dharma Jaya Catat Lonjakan Bisnis 190 Persen Sambil Jaga Ketahanan Pangan
Dharma Jaya mencatat lonjakan bisnis 190 persen sambil menjaga ketahanan pangan.
Soffi Amira - Jumat, 03 Oktober 2025
Dharma Jaya Catat Lonjakan Bisnis 190 Persen Sambil Jaga Ketahanan Pangan
ShowBiz
‘KPop Demon Hunters’ Mewarnai Lorong Camilan di Korea Selatan, dari Mi Instan hingga Cake Bikin Perusahaan Cuan Besar
Perusahaan makanan berebut menggandeng megahit Netflix tersebut.
Dwi Astarini - Rabu, 01 Oktober 2025
 ‘KPop Demon Hunters’ Mewarnai Lorong Camilan di Korea Selatan, dari Mi Instan hingga Cake Bikin Perusahaan Cuan Besar
Lifestyle
Tersangkut Kasus Pajak, Ketua Ferrari Jalani Hukuman Kerja Sosial
John Elkann dan saudara-saudaranya, Lapo dan Ginerva, akan membayar 183 juta euro atau sekira Rp 3,53 triliun kepada otoritas pajak Italia.
Dwi Astarini - Rabu, 10 September 2025
 Tersangkut Kasus Pajak, Ketua Ferrari Jalani Hukuman Kerja Sosial
Indonesia
Unsur Politis Harus Dihindari Dalam Rencana Bisnis Kopdes, Bisa Gagal Jika Ambil Alih Bisnis Eksisting
Kopdes adalah program besar yang mahal dan berisiko, sehingga pemerintah perlu test the water dengan melakukan piloting
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 21 Juli 2025
Unsur Politis Harus Dihindari Dalam Rencana Bisnis Kopdes, Bisa Gagal Jika Ambil Alih Bisnis Eksisting
Indonesia
Pendapatan KAI Melonjak 29 Persen, Catatkan Laba Bersih Rp 2,21 T di 2024
Sejalan dengan itu, kinerja operasional KAI terus menunjukkan tren perbaikan yang konsisten dan berkelanjutan.
Dwi Astarini - Selasa, 01 Juli 2025
Pendapatan KAI Melonjak 29 Persen, Catatkan Laba Bersih Rp 2,21 T di 2024
Indonesia
Indonesia Ingin Ada Peluang Bisnis Baru Dengan Prancis
Prancis dan Indonesia dapat memberi sumbangan yang baik kepada stabilitas geopolitik dan geo ekonomi.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 28 Mei 2025
Indonesia Ingin Ada Peluang Bisnis Baru Dengan Prancis
Indonesia
Tupperware Hentikan Bisnis di Indonesia Setelah 33 Tahun Beroperasi
"Keputusan ini adalah bagian dari langkah global perusahaan," tulis Tupperware.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 13 April 2025
Tupperware Hentikan Bisnis di Indonesia Setelah 33 Tahun Beroperasi
Indonesia
Biang Kerok IHSG Anjlok, Dari Ketegangan Geopolitik Sampai Perang Tarif Uni Eropa dan AS
Pengamat pasar saham menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan IHSG turun lebih dari 6 persen.
Hendaru Tri Hanggoro - Selasa, 18 Maret 2025
Biang Kerok IHSG Anjlok, Dari Ketegangan Geopolitik  Sampai Perang Tarif Uni Eropa dan AS
Bagikan