Ingat! Ruam Penderita Mpox Tidak Selalu Muncul di Telapak Kaki dan Tangan

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Sabtu, 24 Agustus 2024
Ingat! Ruam Penderita Mpox Tidak Selalu Muncul di Telapak Kaki dan Tangan

Ilustrasi - Cacar Monyet atau Monkeypox. (ANTARA/freepick/pri)

Ukuran:
14
Audio:

Merahputih.com - Ada karakteristik gejala klinis yang cukup khas dijumpai pada penderita cacar monyet atau Mpox. Berdasarkan laporan wabah tahun 2022, lesi dan ruam yang dapat dijumpai pada pasien Mpox sering terjadi di area genital, anorektal atau di dalam mulut, dan biasanya berawal dari wajah. Tak hanya itu, ruam tidak selalu menyebar di banyak tempat di tubuh.

“Ruam mungkin terbatas pada beberapa lesi atau hanya satu lesi, tidak selalu muncul di telapak tangan dan telapak kaki,” ujar Dokter spesialis kulit dan kelamin lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Dr. dr. Fitria Agustina Sp.D.V.E., FINSDV, FAADV dikutip Antara, Jumat (23/8).

Lesi pada cacar monyet sering digambarkan sebagai nyeri, kecuali saat penyembuhan pasien sering mengeluhkan gatal. Dan biasanya lesi juga timbul bersamaan pada berbagai stadium atau disebut asinkron.

Adanya lesi pada area genital juga menyebabkan gejala pada rektal atau dubur seperti tinja yang bernanah atau berdarah, nyeri, atau pendarahan di sekitar dubur.

Baca juga:

Thailand Umumkan Temuan Kasus Pertama Mpox

Fitria menjelaskan cacar air dan cacar monyet sama-sama menyebabkan ruam, namun ruam pada cacar monyet lebih padat, lepuhannya berisi cairan dan berakhir menjadi luka keropeng.

“Lesi biasanya lebih besar dan lebih seragam daripada cacar air, dan disertai gejala demam tinggi, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening yang lebih dominan dibandingkan dengan cacar air,” tulis Fitria.

Fitria mengatakan cacar monyet biasanya berlangsung selama 2-4 minggu. Meskipun gejalanya terlihat ringan namun bisa menyebabkan komplikasi hingga kematian terutama pada anak-anak, ibu hamil dan pasien dengan gangguan sistem imun.

Baca juga:

CDC Eropa Waspadai Kasus Mpox dari Luar

Komplikasinya meliputi infeksi sekunder, pnuemonia, endefalitis, infeksi kornea hingga hilangnya penglihatan.

Pengobatan cacar monyet, merupakan simtomatik yang fokus mengurangi gejala demam dan nyeri. Dan vaksin yang digunakan untuk cacar (smallpox) juga mampu memberikan perlindungan terhadap cacar monyet.

Berdasarkan data WHO tahun 2022, pemberian vaksin cacar monyet lebih fokus pada individu yang berisiko tinggi cacar monyet seperti yang memiliki pasangan seksual lebih dari satu, tenaga kesehatan yang berisiko terpapar, petugas laboratorium dan seseorang yang kontak erat dalam waktu empat hari sejak paparan.

“Vaksinasi ini bertujuan untuk mencegah munculnya gejala atau meminimalkan keparahan penyakit. Ketentuan lebih lanjut penggunaan vaksin di Indonesia akan diatur sesuai ketentuan yang berlaku,” katanya.

#Cacar Monyet
Bagikan

Berita Terkait

Dunia
Batasi Penyebaran Mpox, Republik Demokratik Kongo Lanjut Vaksinasi Tahap 2
Tahap baru vaksinasi ini diperuntukkan bagi orang-orang yang berisiko tinggi terpapar virus, termasuk para pekerja seks komersial.
Dwi Astarini - Selasa, 29 Oktober 2024
Batasi Penyebaran Mpox, Republik Demokratik Kongo Lanjut Vaksinasi Tahap 2
Dunia
CDC Afrika Sebut Korban Jiwa Mpox Lampaui 1.100
Kasus Mpox telah dicatatkan di 18 negara Afrika.
Dwi Astarini - Jumat, 18 Oktober 2024
CDC Afrika Sebut Korban Jiwa Mpox Lampaui 1.100
Dunia
WHO Setujui Alinity m MPXV sebagai Uji Diagnostik Pertama Mpox
Permintaan global untuk pengujian Mpox meningkat karena wabah yang sedang berlangsung di beberapa negara, khususnya di Republik Demokratik Kongo.
Dwi Astarini - Sabtu, 05 Oktober 2024
WHO Setujui Alinity m MPXV sebagai Uji Diagnostik Pertama Mpox
Dunia
Kasus Mpox di Australia Melonjak 5 Kali Lipat dalam 3 Bulan
Lonjakan kasus Mpox di Australia mencapai 570 persen sejak Juli 2024.
Dwi Astarini - Jumat, 27 September 2024
Kasus Mpox di Australia Melonjak 5 Kali Lipat dalam 3 Bulan
Dunia
Mpox belum Terkendali, Presiden Afrika Selatan Serukan Penyebaran Vaksin
Ia juga meminta tindakan medis untuk memerangi ancaman Mpox yang semakin meningkat, khususnya di Afrika.
Dwi Astarini - Kamis, 26 September 2024
Mpox belum Terkendali, Presiden Afrika Selatan Serukan Penyebaran Vaksin
Dunia
India Laporkan Kasus Pertama Mpox Strain Clade 1B
Ini jadi kasus pertama Mpox strain clade 1b yang amat menular.
Dwi Astarini - Selasa, 24 September 2024
India Laporkan Kasus Pertama Mpox Strain Clade 1B
Dunia
CDC Afrika Nyatakan Mpox tak Terkendali
Jumlah kematian meningkat 38,5 persen di 15 negara Afrika jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Dwi Astarini - Jumat, 20 September 2024
CDC Afrika Nyatakan Mpox tak Terkendali
Lifestyle
Cegah Mpox Meluas, Edukasi Amat Penting
Edukasi kepada kelompok berisiko tinggi tetap penting.
Dwi Astarini - Rabu, 18 September 2024
 Cegah Mpox Meluas, Edukasi Amat Penting
Dunia
Lawan Mpox, WHO Umumkan Vaksin MVA-BN Masuk Prakualifikasi
Prakualifikasi vaksin pertama Mpox ini menjadi sebuah langkah penting dalam upaya melawan penyakit tersebut.
Dwi Astarini - Rabu, 18 September 2024
Lawan Mpox, WHO Umumkan Vaksin MVA-BN Masuk Prakualifikasi
Dunia
Butuh Rp 9,2 T untuk Eradikasi Mpox, Afrika Minta Bantuan Barat
Dana tersebut diharapkan berasal dari negara-negara anggota Uni Afrika, mitra pembangunan, filantrop, serta sektor swasta.
Dwi Astarini - Jumat, 13 September 2024
Butuh Rp 9,2 T untuk Eradikasi Mpox, Afrika Minta Bantuan Barat
Bagikan