Industri Sawit Diharapkan Serap Pengangguran Lulusan SMK


Sawit. (Foto: BPDP Sawit).
MerahPutih.com - Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit terus melakukan upaya melawan penyebaran informasi negatif kelapa sawit di Indonesia termasuk memberikan informasi ke generasi usia sekolah di Banten, yang memiliki perkebunan sawit seluas 20 ribu hektar yang tersebar Kabupaten Lebak dan Pandeglang.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Banten Lukman mengatakan, sektor kelapa sawit dari hulu ke hilir berpotensi membuka lapangan pekerjaan bagi peserta didik di tingkat SMA dan SMK di Provinsi Banten. Bahkan, diyakinininya industri ini bisa menutupi pengangguran yang dihasilkan dari dunia pendidikan.
Baca Juga:
KJRI Johor Baru Layani Urusan Penerbitan Paspor di Ladang Sawit
Ketua Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis (APKS) PGRI Provinsi Banten, Untung Supriyanto menyatakan, kelapa sawit berkontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia dan juga masyarakat di Provinsi Banten.
"Kami akan selalu dukung diseminasi informasi sawit baik melalui musyawarah dengan guru, webinar, maupun diskusi di tingkat kabupaten/kota,” ujar Untung dalam keteranganya, Selasa (13/4).
Ketua Apkasindo Banten, Wawan mengatakan, dukungan dari asosiasi sawit terhadap peningkatan SDM dan diseminasi informasi positif sawit dalam dunia pendidikan ditunjukkan melalui pendirian SMK Pertanian Kelapa Sawit di Provinsi Banten.
Kurikulum Pendidikan dalam sekolah ini mengacu pada kurikulum Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi. Kegiatan pembelajaran direncanakan akan dilangsungkan pada tahun 2021 ini.
"Kelapa sawit memiliki peran strategis bagi aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan, namun dalam perkembangannya, industri dan perkebunan kelapa sawit Indonesia banyak mendapatkan tantangan dari dalam maupun luar negeri," ujarnya.
Menghadapi tantangan dan isu negatif sawit, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit menggandeng Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) untuk mendiseminasikan fakta objektif kelapa sawit kepada para guru dan siswa.

Paling tidak, keberadaan sektor industri kelapa sawit dinilai secara langsung mampu mengentaskan sebanyak 1,3 juta masyarakat pedesaan keluar dari kemiskinan semenjak 2020, termasuk diantaranya di kawasan Indonesia bagian timur
"Sejak 2020 sawit telah membantu 10 juta orang keluar dari kemiskinan yang mana setidaknya (diantaranya) 1,3 juta masyarakat pedesaan keluar dari kemiskinan secara langsung karena sawit, " ujar Deputi Bidang Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud di Jakarta, Jumat (9/4).
Ia menegaskan, tingkat kemiskinan di daerah dengan pengembangan sawit turun signifikan dibanding daerah lain yang bukan pengembangan sawit secara nasional.
"Pertumbuhan kemiskinan semakin rendah di daerah yang mengembangkan sawit sebagai komoditas andalan. Dengan masuknya keekonomian kelapa sawit bisa menekan terhadap rate kemiskinan nasional," ujarnya. (*)
Baca Juga:
Program Biodiesel Bikin Industri Sawit Bisa Bertahan Saat Pandemi
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Pemerintah Musnahkan Tanaman Sawit 700 Hektare di Dalam Kawasan TN Tesso Nilo

Harga Referensi Minyak Kelapa Sawit Menguat Jadi 877,89/MT Periode Juli, Naik 2,51 Persen

Pemerintah Butuh Tambahan Lahan Sawit Buat Implementasikan Biofuel 60, Bisa Capai 2,5 Juta Hektar

Impor BBM Hampir USD 40 Miliar Per Tahun, Prabowo Ingin Optimalkan Potensi Kelapa Sawit

Mendag Kaji Dampak B40 ke Rasio Ekspor Minyak Sawit Mentah

Pemerintah Masih Terapkan Moratorium Izin Pembukaan Lahan Sawit, Evaluasi Tengah Dilakukan
Indonesia Tegaskan Aruran EUDR Sulit Diterapkan Termasuk Bagi Negara Eropa
Penangguhan EUDR Jadi Jalan Bagi Pemerintah Percepat Perbaikan Tata Kelola Komoditas Sawit
Biodiesel B50 Mulai Diujicobakan di Kalimantan Selatan

KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Milik Bupati Labuhan Batu
