Pemerintah Butuh Tambahan Lahan Sawit Buat Implementasikan Biofuel 60, Bisa Capai 2,5 Juta Hektar


Ilustrasi - Puluhan mobil truk bermuatan tandan buah segar kelapa sawit antre di salah satu pabrik kelapa sawit di Kabupaten Mukomuko, Jumat (27/5/2022) ANTARA/Ferri.
MerahPutih.com - Presiden Prabowo Subianto memberi arahan langsung untuk mendorong penggunaan biofuel B50 pada 2026 guna menciptakan kedaulatan energi. Implementasi B50 di 2026 diklaim dapat meningkatkan cadangan energi Indonesia.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menyatakan Indonesia siap untuk mengimplementasikan bahan bakar minyak (BBM) jenis biodiesel 50 (B50) pada 2026.
"Untuk ketersediaan FAME-nya, kita sudah siap untuk masuk di B50 tahun depan. Mudah-mudahan awal tahun bisa ditetapkan,” ucap Yuliot ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat.
Ia menegaskan, keyakinan tersebut dilandasi oleh evaluasi implementasi B40 yang sudah berlaku sejak awal 2025.
Baca juga:
Impor BBM Hampir USD 40 Miliar Per Tahun, Prabowo Ingin Optimalkan Potensi Kelapa Sawit
Yuliot menilai implementasi B40 berjalan dengan baik untuk yang PSO (public service obligation) maupun non-PSO.
Selain itu, kesiapan industri di dalam negeri terkait ketersediaan Fatty Acid Methyl Ester (FAME) juga dinilai siap untuk memenuhi kebutuhan B50. FAME adalah bahan bakar mesin diesel yang terbuat dari minyak nabati melalui proses transesterifikasi.
"Kesiapan badan usaha sendiri dari industri FAME, mereka mendapatkan kuota pada tahun ini lebih dari biasanya, mereka juga menambah kegiatan investasinya," katanya.
Yuliot mengatakan penerapan B50 pada 2026 memerlukan tambahan lahan sawit seluas 2,3 juta ha, kini penerapan B50 tak perlu penambahan lahan sawit.
Berdasarkan hasil koordinasi dengan Kementerian Pertanian, kebutuhan crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit mentah untuk B50 masih tercukupi. Apabila masuk ke B60, barulah pemerintah perlu penambahan lahan sawit.
"Tetapi, dengan adanya program replanting (penanaman kembali) yang dilakukan, ini mencukupi kebutuhan. Jadi, mungkin penambahan lahannya tidak terlalu besar," katanya. (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
ESDM Temukan Jawaban Kenapa Stok BBM SPBU Shell & BP Kosong

SPBU Shell dan BP Kehabisan Stok BBM, Menteri Bahlil Sarankan Bisa Beli ke Pertamina

Stok BBM di SPBU Shell Kembali Langka, Belum Tahu Kosong Sampai Kapan

Bahaya Tersembunyi di Balik Bensin Tercampur Solar, Siap-Siap Kantong Jebol

Kasus Salah Isi Pertalite Malah Dapat Solar di Kembangan, Pihak SPBU Bisa Dijerat Pasal UU Perlindungan Konsumen

Salah Isi Bensin Bikin 25 Motor di Jakarta Rusak Total, Bengkel Dekat SPBU Kembangan Auto Cuan

Kabar Baik Buat Warga Jakarta! Ada Keringanan Pajak Bahan Bakar hingga 31 Agustus

Pemerintah Musnahkan Tanaman Sawit 700 Hektare di Dalam Kawasan TN Tesso Nilo

Rincian Harga BBM Pertamina, Shell, Bp, Vivo Setelah Naik Awal Juli

Harga BBM Nonsubsidi Kompak Naik di Awal Juli 2025, Hampir Capai Rp 500 Per Liter
