Indonesia-AS Gelar Seminar Penanganan Terorisme Maritim dan IUU Fishing
Seminar bertajuk 2nd Maritime Defense in Littoral Environment di Jakarta. (Ist)
MerahPutih.com - Indonesia dan Amerika Serikat menyelenggarakan seminar internasional yang digelar oleh Kemenhan RI bersama Naval Postgraduate School (NPS) dan Naval War College (NWC) di Jakarta, 30 Oktober-1 November 2017.
Seminar bersama tersebut bertujuan untuk memantapkan pemahaman kedua negara atas penanganan terorisme maritim serta penangkapan ikan ilegal, tak dilaporkan dan tidak diatur (illegal, unreported, unregulated/IUU fishing).
Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan (FMP) Universitas Pertahanan (Unhan) Laksda (TNI) Amarulla Octavian menyatakan dua poin tersebut menjadi isu sentral dalam seminar bertajuk 2nd Maritime Defense in Littoral Environment karena menjadi permasalahan teraktual di sektor maritim.
"Berdasarkan hukum internasional dan hukum nasional, maka penanganan terorisme maritim merupakan ranah hukum militer sesuai dengan rezim laut dan platform yang mengalami serangan teroris, baik platform yang dinamis, seperti kapal maupun platform yang statis, seperti kilang minyak di tengah laut," ujarnya dalam siaran pers yang diterima merahputih.com, Jakarta, Rabu (1/11).
Sedangkan terkait pemberantasan IUU fishing, sambungnya, pada diskusi banyak dianalisis tentang tata cara kerja sama internasional menghadapinya. Sebab, merupakan bentuk kejahatan maritim transnasional yang mengancam stok ikan dunia dan merusak ekosistem kelautan.
"Isu-isu keamanan maritim yang dibahas secara mendalam dari aspek hukum dan aspek operasional, utamanya dari perspektif pilar pertahanan maritim," jelasnya.
Seminar tersebut merupakan lanjutan dari kegiatan serupa pada akhir Februari lalu dengan topik yang fokus pada isu-isu keamanan maritim mutakhir.
Agar peserta lebih aktif dalam berdiskusi, mekanisme seminar ditata sedemikian rupa. Misalnya, membagi para peserta seminar ke dalam beberapa kelompok untuk membahas isu-isu tertentu terkait dengan implementasi kebijakan Poros Maritim Dunia yang dicanangkan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Seminar turut dihadiri Asisten Deputi Koordinator Bidang Keamanan dan Ketahanan Maritim Kemenko Maritim Basilio Araujo, Dirjen Strahan Kemhan Mayjen (TNI) Yoedhi Swastanto, para pejabat sipil dan militer dari lintas kementerian, Mabes TNI dan tiga matranya, Bakamla, lembaga think-tank, sejumlah pakar serta dosen dan mahasiswa Unhan.
Sedangkan dari Negeri Paman Sam, dihadiri Duta Besar AS Joseph R Donovan Jr, Panglima Armada ke-7 Vice Admiral Philip G Sawyer, Panglima Marinir ke-3 Lieutenant General Lawrence D Nicholson, Direktur Integrasi Intelijen Maritim Nasional Rear Admiral Robert D Sharp, rombongan militer serta penjaga pantai dan profesor dari NPS dan NWC. (Pon)
Baca juga berita lainnya dalam artikel: Menko Kemaritiman: NTT Miliki Kekayaan Terpendam
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Media Besar AS Tolak Pembatasan Pers, Ramai-Ramai Say Good Bye ke Pentagon
Perang Dagang AS-China, Menkeu: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung
Helikopter Jatuh di Pantai California, 5 Orang Terluka Termasuk Pejalan Kaki
Shutdown Pemerintah AS Ancam Ratusan Ribu Pekerja, Ekonomi Berisiko Terguncang
Satuan Tugas Mulai Selidiki Radiasi Cs-137 Yang Dikeluhkan Amerika, Mulai Dari Cengkeh Lalu ke Udang
Anggaran Tidak Disetujui, Operasional Pemerintah Amerika Serikat Berhenti
Pemerintah AS Bakal Shutdown, Rupiah Diproyeksi Menguat
Presiden Amerika Serikat Dongkol karena Eskalator Macet, PBB Sebut Juru Kamera Trump Biang Keroknya
Tuding ‘Sabotase’ di Markas PBB Sampai 3 Kali, Trump: Bukan Kebetulan, Seharusnya Malu
Jimmy Kimmel kembali Mengudara, Sentil Pemimpin yang Takut Komedian