Hormati George Floyd, Majalah Time Pasang Karya Titus Kaphar di Cover


Cover terbaru majalah TIME yang dibuat untuk menghormati George Floyd (Foto: TIME)
TIME memang dikenal sebagai salah satu majalah yang militan dalam menyuarakan isu-isu terkini yang sedang terjadi. Untuk edisi terbarunya yang akan dirilis 15 Juni 2020, majalah yang terbentuk sejak 1923 itu tampilkan gambar buatan Titus Kaphar di halaman sampulnya untuk menghormati George Floyd.
Lukisan yang berjudul Analogous Colors ini dibuat sebagai ode untuk George Floyd dan komunitas warga kulit hitam yang sedang mengalami situasi penindasan saat ini, demikian dikutip dari dari laman Hypebeast.
Baca juga:
Rihanna, Beyoncé, Lady Gaga, dan Harry Styles Buka Suara Soal Tragedi George Floyd
Titus Kaphar sendiri adalah seorang pelukis asal AS yang selalu memasukkan subjek African-American dalam karya-karyanya. Sebelum melukis Analogous Colors, ia juga sudah pernah bekerjasama dengan TIME pada 2014 yang lalu lahirkan lukisan Yet Another Fight for Remembrance untuk merespon kasus Ferguson Uprising.
Pada kesempatan ini Kaphar kembali buktikan kemampuannya sebagai seorang seniman luar biasa. Subjek dalam lukisan itu adalah seorang ibu berkulit hitam yang menggendong sesosok siluet anak berwarna putih.
Kaphar memotong bentuk dari kanvas untuk menciptakan lubang mencolok dan tidak berwarna. Gambar ini melambangkan situasi saat George Floyd memanggil-manggil ibunya ketika dijepit di tanah.
Di bagian luarnya, kamu bisa melihat border familiar TIME berwarna merah, namun untuk pertama kalinya dalam sejarah border itu ditambahkan dengan tulisan berwarna hitam.
Tulisan tersebut adalah 35 nama laki-laki dan perempuan kulit hitam yang terbunuh dalam kasus kekerasan karena polisi, rasisme, dan berjuang menuntut keadilan gerakan Black Lives Matter seperti Trayvon Martin, Breonna Taylor, Ahmaud Arbery, Eric Garner, Freddie Gray, William Chapman, Janet Wilson dan masih banyak lagi.
Baca juga:
Tanggapi Tragedi George Floyd, Nike Rilis Video Anti Rasisme ‘Don’t Do It’
Lukisan tersebut semakin bermakna karena disertai dengan sebuah puisi luar biasa yang juga ditulis sendiri oleh Kaphar. Puisi bertajuk I Cannot Sell You This Painting ini menunjukkan bahwa terkadang tulisan adalah senjata yang lebih tajam dari pedang sekalipun.
“Saat aku dengan lesu kembali mengarungi siklus kekerasan lain terhadap warga kulit hitam, aku menggambar seorang ibu berkulit hitam dengan mata terpejam, alis berkerut, memegang kontur kehilangannya,” tulis Kaphar. “Apakah ini artinya bagi kita? Apakah hitam dan kehilangan adalah sebuah warna analog di Amerika?”

Dalam puisi tersebut, Kaphar juga tuliskan bahwa jangan minta dirinya untuk tetap berharap. Dia telah menyerah untuk menjelaskan perasaan bahwa ia bahkan tidak bisa merasa aman di negara kelahirannya sendiri.
Bagaimana ia menjelaskan kepada anak-anak bahwa sistem yang dibuat untuk melindungi seseorang ternyata malah menjadi ancamanan.
Juga Bagaimana melindungi mereka ketika anak-anak ini tahu bahwa seumur hidupnya, kita (warga kulit hitam) akan selalu dianggap sebagai sebuah ancaman.

Di akhir tulisannya, Kaphar seolah menunjuk pada sosok ibu Floyd yang mengalami kesedihan luar biasa. Ia ingin agar sosok ibu berkulit hitam bisa didengar dan kisahnya bisa diceritakan. Kehilangan yang dirasakan oleh satu ibu berkulit hitam ini akan selalu dikenang dan kali ini mereka tidak akan tinggal diam. (sam)
Baca juga:
Hormati Kematian George Flyod, PlayStation Tunda Acara Live Streaming
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Antonio Rudiger Jadi Korban Rasisme di Piala Dunia Antarklub, FIFA Bakal Tindak Tegas Bek Pachuca

Antonio Rudiger Kena Rasis di Piala Dunia Antarklub, FIFA Selidiki Bek Pachuca

Bek Real Madrid Antonio Rudiger Dapat Pelecehan Rasial Vs Pachuca, Xabi Alonso: Tidak Ada Toleransi, Harus Ditindak

Rose BLACKPINK Masuk Daftar 100 Tokoh Paling Berpengaruh 2025 TIME

Dewa United FC Sayangkan Tindakan Rasisme ke Alta Ballah saat Dijamu Persib

Vini Jr Jadi Korban Rasisme Lagi, Pelaku Masih di Bawah Umur

Sudah Kembali ke Chelsea, Enzo Minta Maaf Terkait Insiden Rasisnya

Reece James Sebut Aksi Rasisme Enzo Fernandez Bisa Bikin Masalah di Ruang Ganti

3 Fans Valencia Dihukum 8 Bulan Penjara karena Rasisme, Vinicius Junior: Bersejarah
