Heroik! Tim SAR Gabungan Merayap 3 Jam Evakuasi Santri di Reruntuhan Pesantren Al Khoziny
Seorang warga mencari nama korban ambruknya bangunan mushalla di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025). ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Merahputih.com - Tim SAR gabungan melakukan operasi evakuasi di Pondok Pesantren Al Khoziny, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, tempat sejumlah santri terjebak di bawah reruntuhan bangunan.
Struktur bangunan yang rapuh dan tidak stabil memaksa tim untuk menggunakan metode penyelamatan yang ekstrem dan penuh risiko, menghindari penggunaan alat berat yang dikhawatirkan memicu keruntuhan susulan.
Metode penyelamatan yang unik ini mengharuskan personel SAR untuk membuat galian sempit dan merayap di bawah puing beton.
Baca juga:
Tiga Orang Dilaporkan Meninggal Akibat Runtuhnya Bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny
Direktur Operasi Basarnas, Yudhi Bramantyo, menjelaskan bahwa keterbatasan kondisi galian sangat menyulitkan tim di lapangan.
“Galian dalam kondisi terbatas untuk dilewati dari segi diameter galian hanya 60 centimeter dengan kedalaman 80 centimeter. Personel harus merayap dalam posisi tengkurap tiga jam setiap shift agar bisa mencapai lokasi korban," jelas Yudhi, Kamis (2/10).
Upaya keras selama tiga hari operasi SAR ini membuahkan hasil. Hingga Rabu (1/10) malam, tujuh korban tambahan berhasil dievakuasi, sehingga total korban yang berhasil dikeluarkan mencapai 18 santri.
Dari tujuh korban terbaru, Basarnas melaporkan bahwa lima santri ditemukan selamat dan dua lainnya meninggal dunia. Korban selamat, seperti Haikal Muhammad Wahyudi, Al Fatih, Putra, dan Rosi, telah mendapatkan perawatan medis di RSUD Notopuro, sementara identifikasi dua korban meninggal dunia masih berlangsung.
Baca juga:
77 Santri Luka-Luka, 38 Orang Masih Dicari di Reruntuhan Bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny
Meskipun operasi evakuasi menunjukkan kemajuan signifikan, Yudhi menegaskan bahwa tantangan utama tim di lapangan adalah kondisi reruntuhan yang tidak stabil. Ia menekankan prioritas keselamatan bagi korban dan petugas.
“Setiap getaran berisiko memicu runtuhan tambahan. Karena itu kami mengutamakan kehati-hatian agar korban maupun petugas tetap selamat," tutup Yudhi.
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Viral Ibu Korban Banjir Ngamuk ke Tim SAR, Deputi Basarnas Maklum Situasi Bikin Orang Susah Berpikir Sehat
Menteri Agama Siapkan Puluhan Kampus UIN dan Pesantren di Seluruh Indonesia, Tempat Anak-Anak Palestina yang Putus Sekolah
Basarnas Masifkan Operasi Pencarian dan Pertolongan Korban Banjir di Sumatera Utara
Prioritas RUU Sisdiknas, DPR Tegaskan Pesantren, Kiai Hingga Ustaz Wajib Masuk dalam Aturan Sistem Pendidikan Nasional
Update Pencarian Korban Longsor Cilacap: 20 Orang Tewas, 3 Orang Masih Hilang
Erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Basarnas hingga TNI/Polri Dikerahkan ke Sejumlah Titik untuk Percepat Evakuasi Korban
Basarnas Kirim Tambahan Petugas Buat Evakuasi Warga Semeru
PBNU Kecam Tindakan Pendakwah yang Dianggap Lecehkan Anak, Tegaskan Dakwah Harusnya Tumbuhkan Nilai Kemanusiaan bukan Menistakan
Menteri Agama Geram Ada Pendakwah Lecehkan Anak-Anak, tak Bisa Menoleransi Tindakan yang Mencederai Nilai Kemanusiaan
Hidayat Nur Wahid Desak Pemerintah Wujudkan Dana Abadi Pesantren