Hari Radio, Mengenal Perjuangan RRI dari Piringan Hitam hingga Era Digital


Piringan hitam di RRI Surabaya. (Foto: Koleksi Piringan Hitam di RRI Serabaya. (Foto: MP/Budi Lentera)
MerahPutih.com - Sebelas September diperingati sebagai Hari Radio Nasional ke-77. Hal ini juga sebagai peringatan berdirinya stasiun Radio Republik Indonesia (RRI).
Seperti diketahui, sejak era perjuangan hingga sekarang yang menjadi Lembaga Penyiaran Publik, RRI terus berkembang mengikuti era digital yang kini bertransformasi menjadi media digital multiplatform dengan mengembangkan RRI Net yakni menggabungkan siaran radio yang divisualkan.
Baca Juga:
Organisasi Radio Amatir di Indonesia yang Punya Peran Luas
Namun dibalik pemanfaatan teknologi informasi tersebut, ternyata RRI masih menyimpan bukti-bukti sejarah perjuangan keradioan yang saat ini tertata apik.
Di ruang restorasi, ribuan pita kaset yang berupa piringan hitam atau vinyl masih terpampang apik. Jika dihitung jumlahnya mencapai 8.000 vinyl, sedangkan 3.450 diantaranya sudah direstorasi menjadi bentuk digital.
"Kita ada ruangan restorasi piringan hitam. Itu koleksi kita beragam. Ada yang mulai tahun 1920 untuk penyanyi barat dan Indonesia mulai tahun 1960," ungkap Kepala Stasiun RRI Surabaya, M. Lahar Rudiyarso.
Menurut Lahar, koleksi yang dimiliki RRI tidak hanya piringan hitam, benda-benda lawas sebagai bagian dari rangkaian saksi perjuangan RRI Surabaya juga masih terpampang apik di galeri Tri Prasetya.
"Kita ingin menghadirkan bahwa RRI menjadi Rumah Rakyat Indonesia. Kita terus mengembangkan koleksi kita. Kita terus melakukan pencarian terkait hal itu," ujar Lahar.
Di Galeri Tri Prsetya RRI, puluhan koleksi dunia keradioan khususnya perjuangan RRI dari masa ke masa ada. Sebuah mesin alat yang menggunakan teknologi telegrafi untuk mengirim dan menerima pesan dari jarak jauh, biasanya menggunakan morse sebagai kode komunikas juga pernah digunakan RRI.
Baca Juga:
Wartawan Radio Nasional Jadi Korban Tabrak Lari di Fly Over Kuningan
RRI Surabaya berhasil mendapatkan telegraf ini dari penyerahan dari pemerintah Belanda kepada Indonesia tahun 1951 usia pendantanganan pengakuan kedaulatan Indonesia. Telegraf ini digunakan sampai tahun 1970an dan digantikan telepon sebagai alat komunikasi.
Tidak hanya itu, sejarah RRI Surabaya juga terukir di tugu peringatan yang tepat berdiri di depan gedung RRI Jalan Pemuda No. 82-90.
Tugu ini menceritakan pertempuran hebat heroik yang pernah terjadi di gedung RRI antara tentara Sekutu yang berada di bawah komando Jendral Mallaby melawan para pejuang dan pemuda Surabaya yang rela mati daripada dijajah kembali.
Digitalisasi juga telah diadopsi RRI, di momentum hari radio LPP RRI akan meluncurkan company profile baik dalam bentuk cetak maupun visual serta mall pelayanan publik RRI.
"Kita terus bertransformasi. Kita ada RRI Play Go yang saat ini memiliki wajah baru. Selain ada siaran live radio dan berita online juga ada fitur musik yang bisa diputar setiap saat. Ada podcast dengan kolaborasi ekseternal," kata Lahar.
Di usia ke-77 tahun ini RRI akan selalu memberikan sumbangsih bagi bangsa dan negara. (Budi Lentera/ Surabaya)
Baca Juga:
Bagikan
Mula Akmal
Berita Terkait
UOB My Digital Space Bekali 90 Ribu Pelajar Indonesia dengan Keterampilan Digital, Gandeng Ruangguru sebagai Mitra

Solo Raya Alami Lonjakan Transaksi QRIS, Volume Capai 51,91 Juta

ABI Tegaskan DRX Token Sebagai Proyek Aset Digital Yang Miliki Potensi Besar di Indonesia

Keberatan Platform Digital User Generated Content Diatur UU Penyiaran

Bye Antre TPS! Indonesia Siap-Siap Pemilu Digital 2029, Netizen: Dari Mana Duitnya?

3 Tantangan Kesejangan Digital di Indonesia, Perlu Tiru China dan India Agar Segera Maju

Pemerintah Putus Akses Layanan Digital eBay, KLM dan Bathandbodyworks

Bukan Cuma Batasi, PP Tunas Ternyata Bisa Jadi Kunci Literasi Digital Masa Depan Anak

Jadwal Rilis Gim Persona 5: The Phantom, Pemain Indonesia Harus Sabar

Bocah 9 Tahun Bakar Belasan Rumah Terinspirasi Film dan Game, Puan Dorong Penguatan Pengawasan Konten Digital
