Hangatnya Akulturasi Budaya dalam Wedang Ronde


Wedang ronde merupakan perpaduan 3 budaya. (Foto: Instagram@Resepharianumma)
SEMANGKUK air jahe nan hangat berisikan bola-bola ketan, kolang-kaling, pacar cina, dan pugasan kacang tanah sangrai selalu jadi ide terbaik menghangatkan diri di kala hujan. Ya, wedang ronde namanya. Inilah minuman hangat favorit banyak orang.
Biarpun namanya terdengar Jawa banget, nyatanya wedang ronde bukan asli sana. Minuman yang pertama kali populer di sekitaran Jawa Tengah, khususnya Solo dan Salatiga ini merupakan versi Indonesia dari sajian Tionghoa bernama tangyuan.
BACA JUGA:
Racikan tangyuan yang punya rasa manis dan hangat masuk ke Nusantara lewat hubungan perdagangan nan erat di masa lalu. Para pedagang Tiongkok mengenalkan minuman ini kepada penduduk Nusantara. Dengan kreativitas dan inovasi, tangyuan diracik ulang dengan menambahkan rempah khas Jawa, yakni jahe dan gula jawa.

Tak hanya racikan tangyuan yang berubah, namanya pun ikut berganti. Seperti diungkap dalam sebuah artikel di Budaya-Indonesia.org, nama wedang dalam bahasa Jawa berarti minuman. Sementara itu, nama ‘ronde’ awalnya berasal dari bahasa Belanda rond atau rondje yang berarti bulat. Itu mengacu pada bola-bola ketan yang ada pada sajian wedang ronde. Lama-kelamaan pengucapan rondje berganti jadi ‘ronde’. Lebih pas di lidah orang Nusantara kala itu.
BACA JUGA:
Kini, kita mengenal wedang ronde sebagai minuman hangat teman di kala dingin. Minuman ini disajikan dalam mangkuk kecil. Bola-bola ketan atau tepung beras merupakan isian utama dalam wedang ronde. Selain itu, acap ditambahkan pula potongan roti tawar, kolang-kaling, agar-agar, atau pacar cina. Semuanya kemudian disiram kuah hangat nan manis beraroma jahe. Rempah jahe membuat wedang ronde bermanfaat bagi tubuh. Selain memberi sensasi hangat di tenggorok, jahe juga bisa meredakan mual, sakit, kepala, radang tenggorok, hingga menghilangkan mabuk.

Di beberapa daerah Jawa Tengah, semisal Solo, Yogyakarta, dan Salatiga, penjaja wedang ronde banyak ditemukan berjualan saat malam menjelang. Meski dijajakan di gerobak sederhana atau angkringan, wedang ronde tetap jadi favorit banyak orang. Kehangatan wedang ronde sanggup mengusir dinginnya angin malam.(dwi)
BACA JUGA:
Hangatkan Tubuh dengan Wedang Khas Indonesia Ini!
Bagikan
Berita Terkait
'Demon Slayer: Infinity Castle' Jadi Inspirasi Kolaborasi Menu Minuman Eksklusif

Jeritan UMKM di District Blok M, Harga Sewa Naik Langsung Bikin Tenant Cabut

Menemukan Ketenangan dan Cita Rasa Bali di Element by Westin Ubud, Momen Sederhana Jadi Istimewa

Karyawan Palsukan Tanggal Kedaluwarsa, Jaringan Ritel Jepang Hentikan Penjualan Onigiri

Oase Seribu Rasa di Arena Lakeside Kemayoran, Sajikan Kelezatan Nusantara dan Asia Tenggara dengan Sentuhan Modern

Berburu Promo Makanan di 17 Agustus, dari Potongan Harga sampai Tebus Murah

Bertualang Rasa di Senopati, ini nih Rekomendasinya
Gerakan ’SAPU PLASTIK’ Kumpulkan 2,5 Ton Limbah, Beri Apresiasi Pelanggan dengan Diskon 20 Persen

Menilik Deretan Menu Spesial ala Future Menu 2025 Ramaikan Industri Kuliner Indonesia

Dukung Gaya Hidup Sehat, ini nih Manfaat Sehat Jus Cold-Pressed
