Hal Yang Bikin Harga Tiket Pesawat ke Luar Negeri Tetap Lebih Murah Dibanding Domestik
Kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. ANTARA/Azmi Samsul Maarif.
MerahPutih.com - Harga tiket domestik pesawat di Indonesia rata-rata lebih mahal jika dibandingkan dengan tiket keluar negeri. Diklaim ada beberapa aspek berpengaruh terhadap kondisi tersebut di antaranya persaingan pasar penerbangan internasional rata-rata lebih ketat dan ketersediaan armada.
Peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada (UGM) Dwi Ardianta Kurniawan mendukung penerapan sistem multiprovider (tidak monopoli) suplai avtur untuk menekan tingginya harga tiket pesawat terbang.
Sistem multiprovider yang sebelumnya diajukan oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) itu akan mencegah praktik monopoli penjualan avtur di Indonesia.
"Mencegah praktik monopoli, serta mendorong implementasi multi provider BBM penerbangan di bandar udara, sehingga diharapkan tercipta harga avtur yang kompetitif," kata dia.
Baca juga:
Langkah Langkah Menko Luhut Turunkan Harga Tiket Pesawat
Selain menerapkan multiprovider avtur, masih diperlukan kebijakan insentif fiskal sebagai solusi mengantisipasi tingginya harga tiket pesawat di Indonesia.
Insentif fiskal itu dapat diterapkan pada biaya avtur, suku cadang pesawat udara, serta subsidi dari penyedia jasa bandar udara terhadap biaya pelayanan jasa pendaratan.
Berikutnya, kata ia, penempatan dan penyimpanan pesawat udara (PJP4U), ground handling throughput fee, subsidi atau insentif terhadap biaya operasi langsung, seperti pajak biaya bahan bakar minyak dan pajak biaya suku cadang dalam rangka biaya pemeliharaan.
"Komponen pembiayaan perawatan bandara, bukanlah pemicu atau penentu harga tiket pesawat menjadi mahal sebab tarif bandara tidak bisa setiap saat dinaikkan karena harus mendapat persetujuan dari Kementerian Perhubungan," katanya.
Baca juga:
Rencana Iuran Pariwisata Yang Dibebankan ke Tiket Pesawat Dibatalkan
Ia mengatakan, jika isu tersebut benar dan menjadi penentu, mestinya isu harga avtur mahal akan bisa terjadi setiap saat.
"Kenyataan kan tidak, isu mahal hanya terjadi pada waktu-waktu tertentu sehingga faktornya pastinya bukan dari bandara. Semua sesungguhnya sangat bergantung pada harga avtur dan nilai tukar rupiah, dan ketersediaan layanan pada rute-rute yang dianggap mahal," ujarnya. (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Demam Piala Dunia 2026, Lebih dari 1 Juta Tiket Sudah Terjual
PT KAI Jual Tiket Rp 80 Ribu di 28 September, Buat Keberangkatan Sampai 12 November 2025
Harga Tiket Pesawat Wajib Turun Saat Periode Liburan Anak Sekolah, Online Travel Agent Dipantau Ketat
Pemerintah Gelontorkan Rp 940 Miliar Buat Diskon Tarif Transfortasi Selama Juni - Juli
Legislator Gerindra Desak Kemenhub Turunkan Harga Tiket Pesawat, Juga Ingatkan Kepastian Waktu Penerbangan
Kemendag Panggil Promotor dan Penjual Online Akibat Masalah Tiket Konser Musik Day6
Tiket Piala Dunia 2026 Sudah Mulai Dijual, Paket Paling Mahal Dibanderol Rp 1,2 Miliar
Tingkat Keterisian Pesawat 98,6 Persen, Tujuan Medan Paling Favorit
DPR: Kebijakan Diskon Tol dan Tiket Pesawat Patut Diapresiasi, Harus Dibarengi Peningkatan Kualitas
Masyarakat Harapkan Realisasi Nyata Diskon Mudik Lebaran, Pengawasan Ketat Diperlukan