Gus Yaqut: Memaksakan Atribut Agama Tertentu Kepada yang Beda Agama Bagian dari Pemahaman Simbolik

Menteri Agama yang juga Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas. ANTARA/Tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden/pri.
Merahputih.com - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengajak semua elemen masyarakat untuk memahami ajaran agama secara substantif, bukan hanya secara simbolik.
Menurutnya, di antara pemahaman agama secara simbolik yaitu dengan memaksakan atribut agama tertentu kepada yang berbeda agama.
"Memaksakan atribut agama tertentu kepada yang berbeda agama, saya kira itu bagian dari pemahaman (agama) yang hanya simbolik. Kita ingin mendorong semua pihak memahami agama secara substantif,” ujar Gus Yaqut, sapaan akrabnya dikutip dari laman resmi NU, Kamis (4/2).
Baca Juga:
Mendikbud Nadiem Larang Sekolah Wajibkan Seragam Khusus Agama
Dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Penggunaan Pakaian Seragam dan Atribut di Sekolah Negeri menjadi contoh dan upaya mencari titik persamaan dari berbagai perbedaan yang ada di masyarakat.
Ia menekankan hal itu bukanlah upaya memaksakan supaya sama. Tetapi, masing-masing umat beragama memahami ajaran agama secara substantif bukan hanya simbolik.
Gus Yaqut mengakui bahwa masih banyak sekolah yang memperlakukan anak didik dan tenaga pendidik yang tidak sesuai dengan Keputusan Bersama Tiga Menteri ini. Seharusnya, agama bukan menjadi justifikasi untuk bersikap tidak adil kepada orang lain yang berbeda keyakinan.

Salah satu indikator keberhasilan moderasi beragama dalam kehidupan masyarakat Indonesia terletak pada toleransi, harmonisasi umat beragama melalui perlindungan hak sipil dan hak beragama, serta mengukuhkan kerukunan sebagai bentuk tanggung jawab sosial.
Sehingga, SKB 3 menteri ini adalah kiat pemerintah dalam hal ini Kemendikbud, Kemendagri dan Kemenag untuk terus menerus mengupayakan kehidupan berbangsa dan bernegara untuk Indonesia yang lebih baik.
Sementara, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan, dunia pendidikan harus menjadi lingkungan yang menyenangkan. Kunci keberhasilan suatu bangsa terletak kualitas SDM yang bersifat komprehensif.
Baca Juga:
SKB Tiga Menteri Soal Seragam di Sekolah Lindungi Bangsa dari Intoleransi
Tidak hanya terletak pada penguasaan hal teknis, tapi juga moralitas dan integritas, salah satunya adalah toleransi dalam keberagaman. Sekolah sejatinya juga mempunyai potensi dalam membangun sikap dan karakter peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan untuk menyemai nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
"Toleransi dan menjunjung tinggi sikap menghormati perbedaan latar belakang agama dan budaya suatu keniscayaan dan realitas bagi bangsa kita," tandas Tito. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Rampung Diperiksa KPK, Eks Menag Gus Yaqut Bungkam soal Aliran Fee Kuota Haji ke Kemenag

Eks Menag Gus Yaqut Jalani Pemeriksaan KPK Bermodal Map Biru Transparan, Apa Isinya?

Penuhi Panggilan KPK, Eks Menag Yaqut Mengaku Diperiksa Jadi Saksi

KPK Panggil Eks Menag Gus Yaqut terkait Kasus Korupsi Kuota Haji

KPK Ingatkan Eks Menag Gus Yaqut Tidak Mangkir Panggilan Pemeriksaan Hari Ini

Konfrontir Hasil Penggeledahan, KPK Bakal Periksa Lagi Eks Menag Gus Yaqut

KPK Sita Dokumen dan Barang Bukti Elektronik dari Rumah Eks Menag Yaqut

KPK Geledah Rumah Eks Menag Yaqut terkait Korupsi Kuota Haji

Kena Cekal KPK, Eks Menag Gus Yaqut Minta Media tidak Asal Berspekulasi

Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem
