Gubernur Pramono dan KPK Bahas Penyelesaian Monorel Jakarta dan Tanah Sumber Waras
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, di Gedung KPK. (Foto: MerahPutih.com/Ponco)
MerahPutih.com - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menemui pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (16/10).
Dalam pertemuan tersebut, sejumlah isu strategis dibahas, mulai dari penyelesaian proyek monorel mangkrak hingga pemanfaatan lahan Rumah Sakit Sumber Waras.
Pramono menjelaskan, salah satu agenda utama adalah rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk menuntaskan persoalan proyek monorel terbengkalai di sepanjang Jalan HR Rasuna Said, Kuningan.
“Hal yang dibahas pertama berkaitan dengan keinginan Pemerintah Jakarta untuk segera melakukan pembersihan ataupun penyelesaian persoalan monorel yang ada di sepanjang Jalan Rasuna Said,” ujar Pramono kepada wartawan.
Baca juga:
Gubernur Pramono Sambangi KPK, Bahas Penguatan Upaya Antikorupsi di Jakarta
Menurutnya, Pemprov DKI telah menerima arahan dari KPK serta surat dari Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta terkait status hukum proyek tersebut. Dengan kepastian hukum itu, Pemprov menyiapkan langkah konkret untuk menata kembali kawasan Rasuna Said.
“Apabila permasalahan hukum sudah selesai dan kami telah mendapatkan surat dari Kajati, maka Pemerintah Jakarta akan merencanakan penyelesaian persoalan monorel ini. Harapannya, tahun 2026 sudah bisa kita mulai dan selesaikan,” jelasnya.
Politisi PDI Perjuangan itu menilai penyelesaian proyek monorel penting dilakukan karena kondisi struktur yang mangkrak menimbulkan kemacetan dan mengganggu estetika kota.
Baca juga:
Selain monorel, Pramono juga membahas lahan Rumah Sakit Sumber Waras yang sejak 2014 menjadi perhatian publik. Ia menegaskan, Pemprov DKI akan menindaklanjuti temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait aset tersebut.
“Kami juga membahas mengenai tanah di Rumah Sakit Sumber Waras yang sudah terbengkalai sejak 2014. Pemerintah Jakarta memenuhi apa yang menjadi temuan BPK untuk ditindaklanjuti,” ujarnya.
Namun, dengan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang kini meningkat hampir dua kali lipat, Pramono menilai opsi menjual lahan itu tidak lagi realistis.
“Karena NJOP-nya sudah naik tinggi, tidak mungkin tanah Sumber Waras itu dijual. Maka kami memutuskan untuk memanfaatkannya bagi pembangunan rumah sakit agar memberi manfaat luas bagi masyarakat Jakarta,” tambahnya.
Baca juga:
Pramono Klaim Jakarta Lebih Siap Bangun PLTSa Ketimbang Daerah Lain, Setuju Gandeng Danantara
Selain dua isu utama tersebut, pertemuan juga membahas penguatan kerja sama pencegahan korupsi, termasuk pelatihan dan pendampingan hukum bagi aparatur Pemprov DKI.
“Kami ingin bekerja sama dalam tindakan preventif hukum dan pencegahan korupsi di Balai Kota. Kami membuka diri seluas-luasnya untuk kolaborasi,” ujar Pramono.
Di akhir pertemuan, Pramono menyampaikan apresiasi kepada KPK atas dukungan dan kerja sama yang terus terjalin dengan Pemprov DKI.
“Sekali lagi saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada KPK atas apa yang telah dibahas hari ini,” pungkasnya. (Pon)
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
ISPA di Jakarta Tembus 1,9 Juta Kasus, Kadinkes Ingatkan Bahaya Polusi Udara dan Perlunya Masker di Masa Pancaroba
Normalisasi Kali Krukut Dipersoalkan PKS, Gubernur Pramono Janji Lakukan Sosialisasi ke Warga
Kantor Kantor Dinas Provinsi Riau Digeledah KPK, Cari Bukti Pemerasan Gubernur
Latar Belakang Pelaku Ledakan SMAN 72: Bapak dan Ibunya Terpisah
Diprotes Pedagang, Pasar Jaya Jelaskan Alasan Penyegelan Kios di Pasar Pramuka
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Pelaku Peledakan SMAN 72 Tonton Video Kekerasan, Disdik DKI Harus Blokir Akses Konten Berbahaya di Sekolah
BPKH Hormati Proses Hukum KPK dan Tegaskan Komitmen Transparansi Pengelolaan Dana Haji
Pramono Minta Usut Tuntas Kematian Pemotor yang Tewas Terlindas Mikrotrans
Pemprov DKI Bakal Tanggung Seluruh Biaya Pemotor yang Tewas Terlindas Mikrotrans