Google 'Jadikan' PM India Sebagai Penjahat Nomor Satu


The Guardian
MerahPutih Internasional - Jika Anda mengetik kata kunci "top 10 criminals" di Google, maka foto Perdana Menteri India, Narendra Modi, akan berada di urutan pertama.
Banyak pendapat umum yang mengataklan, secara tidak langsung Google menepatkan PM India sebagai penjahat nomer wahid.
Hal ini pun mendapat kecaman dari pemerintah India, untuk itu pihak Google pun memohon maaf dan menyatakan hal tersebut tidak mencerminkan pandangan Google, ini merupakan suatu kesalah pahaman yang tidak disengaja.
"Hasil ini adalah masalah kami dan tidak mencerminkan pendapat dari Google," kata seorang pejabat Google seperti yang dilansir The Guardian.
"Terkadang, cara gambar dijelaskan di internet dapat menghasilkan hasil yang mengejutkan untuk pertanyaan tertentu.
Kami mohon maaf telah menyebabkan kebingungan atau kesalah pahaman ini. Kami terus bekerja untuk meningkatkan algoritma kami untuk mencegah hasil yang tidak diharapkan seperti ini," tambahnya.
Hasil lainnya untuk permintaan pencarian "10 penjahat" termasuk George W Bush, Muammar Gaddafi dan Osama bin Laden.
Baca juga:
Tidak Ada Rute Aman untuk Evakuasi Pendaki Gunung Kinabalu
Beberapa Pendaki Terperangkap di Gunung Kinabalu
Informasi Tak Jelas, Keluarga Korban Kapal Pesiar Tiongkok 'Ngamuk'
Bagikan
Berita Terkait
Kebocoran Data Gmail dan Cara Melindungi Akun dari Serangan Phishing

Banjir Bandang Tewaskan Sedikitnya 200 Orang di India dan Pakistan

Google Bocorkan Desain untuk Pixel 10 Pro Fold, Tampil dengan Warna Moonstone

Banjir Bandang India, Pemerintah Peringatkan Warga Cuaca Buruk masih Berlanjut

Banjir Bandang India, Lebih dari 100 Orang masih Hilang

Banjir Bandang Menyapu India, 4 Tewas dan Puluhan Orang Terjebak dalam Puing

Lanjutkan Penyelidikan Dugaan Korupsi Google Cloud, Para Mantan Petinggi GoTo Diperiksa KPK

KPK Panggil Google Selidikan Dugaan Korupsi Pengadaan Google Cloud

Google Cloud Bikin Pusat Operasi Keamanan di Indonesia, Didukug AI dan Berbasis Intelijen

India Balik Serang NATO Soal Rusia, Minta Jangan Standar Ganda
