Goethe-Institut Gelar Pameran 'The Glass Room: Misinformation Edition'
Pengunjung membaca poster edukasi literasi digital. (Foto: Goethe-Institut)
INDONESIA menempati urutan ke-8 dalam kategori pengguna internet terbanyak sedunia. Penggunanya mencapai lebih dari 82 juta jiwa. Ironisnya banyaknya pemakai internet di Tanah Air tidak seimbang dengan tingkat literasi digital yang mereka mumpuni.
Data Indeks Literasi Digital Indonesia yang disokong oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dan Katadata Insight Center (KIC) pada 2021 menunjukkan bahwa Indonesia hanya meraih indeks 3,49 dari 5. Ini berarti tingkat literasi digital perlu dibenahi.
Salah satu upaya dalam memperbaiki kualitas literasi digital tengah dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) internasional Tactical Tech yang berbasis di Berlin, Jerman. Tactical Tech mengikut sertakan warga sipil beserta organisasi masyarakat dalam upayanya mengurangi dampak dari teknologi pada masyarakat.
Baca juga:
Goethe-Institut Sajikan Tujuh Tari Kontemporer dari Seniman Indonesia dan India
Tectical Tech menggelar pameran pop-up untuk umum dengan mengusung tema seputar data dan privasi di Perpustakaan Goethe-Institut, Jakarta. (Foto: Goethe-Institut Indonesia)
Mulai 28 Januari sampai 24 Februari 2023, Tectical Tech menggelar pameran pop-up untuk umum dengan mengusung tema seputar data dan privasi di Perpustakaan Goethe-Institut, Jakarta.
Buat kamu yang belum tahu, Goethe-Institut adalah lembaga kebudayaan Jerman yang beberapa programnya menyediakan program belajar bahasa Jerman dan memperkenalkan kebudayaan Jerman.
Nantinya, Goethe-Institut akan dipenuhi dengan poster dan device berisi aplikasi yang mendorong pengunjung untuk mulai mempertanyakan mengenai informasi yang selama ini diterima secara daring.
Pameran ini juga mendorong masyarakat agar kritis dalam mengidentifikasi berita palsu. Sebab, memilah mana berita palsu dan bukan perkara gampang. Itu justru menjadi tantangan yang cukup sulit.
Ditambah lagi, suburnya teknologi deepfake yang memiliki fitur dan kemampuan mengganti wajah seseorang ke dalam suatu gambar atau video seakan-akan orang tersebut benar ada pada saat gambar/video diambil.
Baca juga:
Goethe-On-Demand Hadirkan 10 Film Generasi New German Cinema
Mengingat teknologi masa kini berpotensi membahayakan manusia jika tak bisa menanganinya, Tactical Tech membagikan Data Detox Kit, panduan cetak yang membahas mengenai data dan privasi.
Dengan begitu, pengunjung memiliki gambaran tentang langkah yang harus diambil guna memperbaiki kehidupan digital yang dijalaninya.
Stephanie Müller, Kepala Bagian Informasi Goethe-Institut Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru, berharap Goethe-Institut Jakarta dapat membantu masyarakat dalam mengembangkan literasi digital mereka agar dapat melawan misinformasi dan disinformasi.
Untuk kamu yang ingin berkunjung, Goethe-Institut buka mulai pukul 11.00-21.00 WIB tiap Senin sampai Jumat. Khusus untuk Sabtu, tutup pada pukul 19.00 dan Minggu tutup pukul 15.00. (kmp)
Baca juga:
Goethe Institut Berkolaborasi dengan Museum Dunia untuk Hadirkan Pameran Seni
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Resmi Ditutup, ini 5 Galeri di Art Jakarta 2025 yang Menarik Perhatian Pengunjung
Antara Alam dan Modernitas: Konsep Unik VIP Lounge Art Jakarta 2025
JICAF 2025: Pameran Ilustrasi Terbesar di Indonesia Hadirkan Pengalaman Seni 'New Heights'
Dari Bali hingga Korea, Art Jakarta 2025 Hadirkan Arus Baru Seni Kontemporer
Ruang Seni Portabel Pertama Hadir di Sudirman, Buka dengan Pameran ‘Dentuman Alam’
ArtMoments Jakarta 2025 Tampilkan 600 Seniman dan 57 Galeri, Angkat Tema 'Restoration'
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
ARTSUBS 2025 Hadirkan Ragam Material dan Teknologi dalam Ruang Seni yang Lentur
Emte Rilis ‘Life As I Know It’, Rayakan Kesendirian lewat Pameran Tunggal