Gelontorkan Rp 42 triliun, Smelter PT Freeport di Gresik Diklaim Jadi Yang Terbesar
Tambang Freeport. (PTFI).
MerahPutih.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan groundbreaking (peletakan batu pertama) pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur, Selasa (12/10).
Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan smelter yang dibangun ini merupakan terbesar di dunia. Smelter ini dapat mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun.
"Kita mendapatkan laporan bahwa smelter yang akan dibangun ini dengan desain single line ini terbesar di dunia karena mampu mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun," kata Jokowi di YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (12/10).
Baca Juga:
Jokowi Resmikan Pembangunan Smelter Freeport di Gresik Jawa Timur
Jokowi menjelaskan, smelter PT Freeport Indonesia di Gresik ini dibangun di lahan seluas 103 hektar dengan nilai investasi USD 3 miliar atau Rp 42 triliun. Kapasitas pabrik pemurnian lumpur anoda untuk menjadi emas mencapai 6 ribu ton per tahun.
"Bapak Ibu bisa bayangkan 1,7 juta ton. Itu kalau dinaikkan truk yang kecil biasanya bisa mengangkut 3 sampai 4 ton, berarti ada 600 ribu truk berjajar di sini bayangkan, ini gede sekali," tuturnya.
Jokowi berharap, dengan dibangunnya smelter ini akan menjadi daya tarik industri lain untuk masuk ke kawasan ini. Sehingga bisa menumbuhkan ekonomi di Indonesia, khususnya industri turunan tembaga untuk ikut berinvestasi di area ini
Jokowi memastikan bakal memberikan dukungan setiap investor yang masuk ke Indonesia. Sehingga iklim investasi semakin membaik dan pemerintah akan terus memberikan dukungan penuh.
Peresmian ini menandai dimulainya tahap konstruksi smelter, setelah sejumlah tahapan dilakukan termasuk Front-End Engineering Design, reklamasi dan penguatan lahan, serta rekayasa detail yang sudah dimulai sejak akhir 2018. Hingga saat ini, kemajuan pembangunan smelter telah mencapai 8 persen.
"Kewajiban pembangunan smelter tertuang dalamIzin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) PTFI yang menjadi bagian tak terpisahkan dari izin keberlanjutan operasi PTFI hingga 2041," ujar Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas.
Konsentrat tembaga yang dipasok ke Smelter ini berasal dari tambang bawah tanah terbesar di dunia yang dikelola PTFI, dimana 98 persen karyawannya adalah putra putri terbaik bangsa yang berasal dari berbagai suku dan daerah, baik di Papua dan daerah lainnya di Indonesia.
PTFI menggandeng PT Chiyoda International Indonesia untuk melakukan pekerjaan Engineering, Procurement, dan Construction (EPC) di tahap konstruksi. Tahap ini akan membuka lapangan pekerjaan bagi setidaknya 40.000 tenaga kerja (secara kumulatif) yang direkrut melalui perusahaan kontraktor.
PTFI akan mendorong perusahaan kontraktor agar memaksimalkan perekrutan masyarakat lokal untuk mengisi bidang-bidang pekerjaan tertentu.
Tony menambahkan, industri hilir tembaga dan turunannya di Indonesia perlu ditingkatkan, sehingga produk katoda tembaga dapat semakin banyak diserap di dalam negeri dan memberikan manfaat ekonomi yang lebih luas.
"PTFI, anggota Holding BUMN Industri Pertambangan MIND ID, menambang dan memproses bijih
menghasilkan konsentrat yang mengandung tembaga, emas dan perak," ujarnya. (Knu)
Baca Juga:
PT Freeport Beri Bantuan Rp 15 miliar untuk PON Papua
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Eddy Soeparno Tegaskan Presiden Prabowo tidak Dikendalikan Jokowi
Polisi Tunggu Kedatangan Roy Suryo, Segera Diperiksa sebagai Tersangka Kasus Ijazah Jokowi
Sudah Kantongi Barang Bukti, Polisi Sebut Tersangka Edit hingga Manipulasi Ijazah Jokowi
Roy Suryo Jadi Tersangka Kasus Ijazah Palsu Jokowi, Polda Metro Jaya: Terbukti Sebarkan Hoax
Polisi Tetapkan 8 Tersangka Kasus Ijazah Palsu Jokowi, Salah Satunya Berinisial RS
Nasib Laporan Jokowi Terkait Ijazah Palsu ke Polda Metro Ditentukan Hari Ini
Penentuan Penerus Takhta Kerajaan Surakarta, Jokowi Tolak Ikut Campur
Ini Kata Jokowi Soal Rencana Pemberian Gelar Pahlawan Nasional ke Soeharto
Prabowo Bantah Takut dengan Jokowi, Minta Rakyat Hormati Mantan Presiden
Projo Bakal Hilangkan Logo Muka Jokowi, Budi Arie Berikan Sinyal Tinggalkan Jokowi