Gelombang Baru Kasus COVID-19, Melbourne kembali Lockdown

Leonard Leonard - Jumat, 03 Juli 2020
Gelombang Baru Kasus COVID-19, Melbourne kembali Lockdown

Australia terapkan masa penguncian yang ketiga kalinya. (Foto: Unsplash/Matt Zhang)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

AKIBAT khawatir akan gelombang kedua COVID-19, lebih dari 300.000 warga pinggiran Kota Melbourne kembali ke tingkat pembatasan paling ketat ketiga, Rabu (1/7). Warga tidak diperbolehkan meninggalkan rumah kecuali untuk belanja bahan makanan, urusan kesehatan, pekerjaan penting, mengasuh orang, dan kegiatan kebugaran sehari-hari. Masa penguncian akan berlangsung setidaknya sampai 29 Juli nanti.

Perdana Menteri Negara Bagian Victoria Daniel Andrews mengatakan dalam jumpa pers bahwa kebijakan penutupan akan diterapkan selama empat minggu mendatang. "Agar kita bisa mengendalikan penularan dalam komunitas di seluruh Kota Melbourne," katanya kepada Reuters.

Baca juga:

Ada Kemungkinan Pelancong Tidak Dapat Mengunjungi Australia Hingga 2021

1
Warga diizinkan keluar rumah khusus urusan esensial. (Foto: Unsplash/Shawn Ang)

Pedoman dari Departemen Kesehatan Victoria menetapkan 10 kode pos di Melbourne yang dianggap sebagai titik panas virus corona.

Bisnis yang baru-baru ini diizinkan untuk dibuka kembali akan sekali lagi dibatasi. Kafe dan restoran hanya akan mengizinkan pemesanan untuk dibawa pulang atau dikirim. Selain pembatasan, otoritas kesehatan berharap untuk menguji setengah dari populasi yang terkena dampak penguncian COVID-19.

Polisi akan berpatroli di zona dan perbatasan untuk memastikan bahwa warga negara mematuhi pembatasan baru. Pembatasan lebih lanjut di sekitar Melbourne tetap menjadi kemungkinan di masa depan.

Dalam sebuah pernyataan kepada publik, Andrews mengatakan peningkatan wabah dapat kembali terjadi. Hal itu dimungkinkan karena pelanggaran pengendalian infeksi yang terjadi di hotel-hotel di seluruh negara bagian. Padahal, Victoria dalam program karantina.

Baca juga:

Kasus Positif COVID-19 di Tiongkok Naik

2

Pihak otoritas akan melakukan tes COVID-19 kepada warga terdampak. (Foto: Unsplash/Shi Min Teh)

Andrews menyayangkan sikap warga yang tak menganggap serius pandemi ini. "Itu membawa kita pada keputusan sulit.Kembali ke pembatasan yang lebih keras," ujarnya.

Di tempat lain di saat yang bersamaan, Australia mulai membuka dan memasuki fase tiga pengangkatan penguncian.

Aturan baru di bagian lain negara itu memungkinkan pembukaan kembali bar dan klub kepada untuk total pengunjung lebih dari 100 orang. Itu pun dengan catatan mereka mampu mempertahankan aturan jarak sosial. Namun, ketika daerah-daerah itu mengangkat masa penguncian, mereka dapat menerapkan aturan karantina atau pembatasan perjalanan untuk orang yang bepergian melintasi batas negara bagian dari Victoria.

Pada puncak peperangan melawan virus corona, Australia melarang perjalanan antarnegara, tapi mulai melonggarkan pembatasan. Negara ini sedang menyelidiki kemungkinan membuka 'gelembung perjalanan' antara daerah berisiko rendah dan tujuan serupa seperti Selandia Baru.

Saat ini terdapat kurang dari 400 kasus COVID-19 aktif di Australia. Sepanjang wabah virus corona, Australia melaporkan sekitar 7.920 kasus COVID-19 yang terkonfirmasi dan 104 kasus kematian. (lgi)

Baca juga:

70 Kasus Terbaru COVID-19 Pasca Pembukaan Sekolah di Prancis

#COVID-19 #Australia
Bagikan
Ditulis Oleh

Leonard

Berita Terkait

Indonesia
WNI Australia Waspada, KBRI Rilis Imbauan Darurat Terkait Aksi Anti-Imigran 'March for Australia'
Dalam situs resmi "March for Australia", para penolak imigrasi berargumen bahwa persatuan dan nilai-nilai Australia telah terkikis akibat kebijakan dan gerakan yang dianggap memecah belah
Angga Yudha Pratama - Minggu, 19 Oktober 2025
WNI Australia Waspada, KBRI Rilis Imbauan Darurat Terkait Aksi Anti-Imigran 'March for Australia'
Indonesia
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Salah satu fokus dalam penanganan Tb adalah memperluas skrining atau deteksi dini. Masyarakat diimbau untuk tidak takut melakukan pemeriksaan, karena TBC dapat disembuhkan dengan pengobatan yang konsisten.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 17 Oktober 2025
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Indonesia
Australia Cabut Bea Masuk Anti-Dumping Kaca Apung Bening Indonesia, Ekspor Melejit
Komisi Anti-Dumping Australia menyebutkan Oceania Glass, satu-satunya produsen kaca apung bening di Australia, telah menghentikan produksi sejak 6 Maret 2025.
Wisnu Cipto - Kamis, 16 Oktober 2025
Australia Cabut Bea Masuk Anti-Dumping Kaca Apung Bening Indonesia, Ekspor Melejit
Indonesia
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Gejala umum ISPA yang harus diwaspadai meliputi batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan demam
Angga Yudha Pratama - Kamis, 16 Oktober 2025
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Dunia
Perubahan Iklim makin Nyata, Kenaikan Permukaan Laut Ancam 1,5 Juta Warga Australia pada 2050
Tidak ada komunitas di Australia yang akan bebas dari risiko iklim yang berhubungan, saling memperkuat, dan terjadi secara bersamaan.
Dwi Astarini - Rabu, 17 September 2025
Perubahan Iklim makin Nyata, Kenaikan Permukaan Laut Ancam 1,5 Juta Warga Australia pada 2050
Dunia
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Meradang, Tuduh PM Australia Berkhianat
Benjamin Netanyahu mengatakan sejarah akan mengingat PM Australia Anthony Albanese sebagai seorang politisi lemah.
Dwi Astarini - Rabu, 20 Agustus 2025
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Meradang, Tuduh PM Australia Berkhianat
Lifestyle
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Gejala long COVID tidak selalu sama pada setiap orang. Sebagian mengalami hanya satu keluhan, seperti sesak napas atau kelelahan (fatigue), sementara yang lain menghadapi kombinasi beberapa gangguan.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 12 Agustus 2025
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Indonesia
Australia dan Negara Eropa Bakal Akui Negara Palestina, Selandia Baru Menyusul
Langkah Selandia Baru tersebut bertepatan dengan pengumuman Australia yang akan mengakui negara Palestina pada Sidang Majelis Umum PBB di bulan September.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 12 Agustus 2025
Australia dan Negara Eropa Bakal Akui Negara Palestina, Selandia Baru Menyusul
Dunia
Australia akan Umumkan Pengakuan terhadap Negara Palestina, Tinggalkan Amerika Serikat
Rencana ini diumumkan di tengah meningkatnya kecaman dan kemarahan internasional atas tindakan Israel di Gaza.
Dwi Astarini - Senin, 11 Agustus 2025
 Australia akan Umumkan Pengakuan terhadap Negara Palestina, Tinggalkan Amerika Serikat
Dunia
Bertambah Lagi! Australia Bakal Akui Negara Palestina di Sidang Umum PBB September 2025
Sejauh ini sudah 147 negara di dunia mengakui Palestina sebagai negara berdaulat. Sejak awal 2024, sepuluh negara baru bergabung dalam daftar tersebut, termasuk Irlandia, Norwegia, Spanyol, dan Armenia.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 11 Agustus 2025
Bertambah Lagi! Australia Bakal Akui Negara Palestina di Sidang Umum PBB September 2025
Bagikan