Gang Raden Jibja, Kampung Kaligrafi di Kota Bandung


Ada banyak jenis kaligrafi yang menghiasi sepanjang jalan gang ini. (Humas Bandung)
DINDING-dinding rumah di gang RW 02 Kelurahan Cicaheum, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, dipenuhi dengan hiasan kaligrafi dari potongan hadits, ayat Al Quran dan Asmaul Husna.
Namanya Gang Raden Jibja. Warga di sana menyulap dinding gang dengan hiasan kaligrafi.
Baca Juga:
Arat Sabulungan,Sistem Kepercayaan Suku Mentawai yang Hampir Hilang

Saat memasuki gang itu, pengunjung dibuat kagum dengan hiasan kaligrafi sepanjang hampir 500 meter. Ada banyak jenis kaligrafi yang menghiasi sepanjang jalan gang ini.
Puluhan anak-anak pun terlihat riang dengan alat gambarnya, membuat lukisan kaligrafi sederhana.
Semua hasil karya tersebut merupakan hasil kolaborasi antara perajin kaligrafi, Aam Jamaludin yang tinggal di Gang Raden Jibja dengan warga sekitar termasuk pemuda Karang Taruna.
Saat ditemui, tokoh masyarakat RW 02 Gang Raden Jibja, Atun Hadiatun (72) mengatakan, awal mula ide tentang mural kaligrafi muncul saat akan mengikuti perlombaan kampung KB (Keluarga Berencana) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung.
Berbekal dari kondisi lingkungan yang kental dengan kegiatan keagamaan, maka ia bersama rekan-rekan lainnya mengusung konsep kampung mural kaligrafi.
"Di gang (Raden Jibja) ini banyak pengajian, makanya kampung kaligrafi. Semua dikerjakan oleh Karang Taruna, para pemuda, dan pakar kaligrafi, dua orang guru di gang ini," ujar Atun Hadiatun.
Dia menjelaskan, proses pembuatan kaligrafi di sepanjang jalan tersebut sudah dilakukan sejak Februari 2021 lalu.
Bahan-bahan yang digunakan pun terbilang sederhana. Seperti kapur papan tulis, kuas, cat tembok, dan gabus. Semua bahan hasil swadaya masyarakat.
Berkat keunikannya itu, Gang Reden Jibja banyak dikunjungi masyarakat bahkan dari luar Kota Bandung.
"Sudah ada kunjungan dari berbagai daerah, mereka bilang kelas kaligrafinya bagus. Terakhir, datang Kepala Dinas KB dari Makassar," katanya.
Baca Juga:

Ditemui di tempat yang sama, Aam Jamaludin, perajin kaligrafi mengaku, kemampuan membuat kaligrafi diperoleh saat belajar di salah satu pondok pesantren di Tasikmalaya.
Ia mengatakan, mural kaligrafi dibuat untuk lebih mendekatkan bacaan Alquran dengan masyarakat.
"Kami mencoba menyatukan fungsi kaligrafi yang religi untuk kehidupan masyarakat," katanya.
Kaligrafi buatannya terbilang unik. Kaligrafinya dibuat dengan bahan sederhana yakni alumunium foil dan lem batang yang diaplikasikan di berbagai media.
Ia menyebutkan, beberapa mural kaligrafi yang dibuat dengan jenis kaligrafi kupi motif lurus.
Aam mengajak masyarakat yang ingin belajar membuat kaligrafi untuk datang langsung ke Gang Jibja.
"Insyaallah, silahkan yang mau belajar untuk datang langsung ke sini," katanya.
Sementara itu, Lurah Cicaheum Kecamatan Kiaracondong, Edi Martadinata mendukung penuh hadirnya kampung Kaligrafi di Gang Raden Jibja.
Edi menyebut pihaknya bersama warga berencana membuat paket-paket wisata untuk bisa meningkatkan pengunjung ke wilayah tersebut.
"Pengunjung nantinya dapat belajar membuat kaligrafi, mengunjungi Buruan Sae, serta menikmati sajian kuliner khas yang dibuat UMKM kami. Setelahnya mendapatkan oleh-oleh berupa kaligrafi," ungkapnya. (Imanha/Jawa Barat)
Baca Juga:
Jatkarma Samskara, Upacara Menyambut Kelahiran Bayi dalam Budaya Hindu Bali
Bagikan
Berita Terkait
Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'

Macan Tutul Kabur Dari Lembang Park and Zoo ke Gunung Tangkuban Parahu Bahayakan Nyawa Warga

Polisi Bantah Tembak Gas Air Mata ke Unisba, Dalihnya Tertiup Angin Masuk Kampus

Warga Bandung Catat! Ini 6 Titik Evakuasi Jika Terjadi Gempa Dahsyat Sesar lembang

Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman

PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas

Sindikat di Bandung dan Bogor Jual Beras ‘Oplosan’ Kualitas Medium dengan Harga Premium, Konsumen Rugi Sampai Miliaran Rupiah

Penyegelan Pulau Reklamasi di Perairan Gili Gede Lombok Tunggu Hasil Observasi Lapangan

Bangunan Liar Tanpa Izin Ganggu Operasional Whoosh, KCIC Lakukan Penertiban

Rayakan 20 Tahun “Berdiri Teman”, Closehead Hadirkan Semangat Baru dengan Pulangnya Aido
