G20 Cari Cara Agar Ketegangan Ukraina dan Rusia Tidak Lemahkan Ekonomi Dunia


Tentara Rusia terlihat di kendaraan tempur infanteri BMP-3 di jajaran Kadamovsky di wilayah Rostov, Rusia Kamis (3/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Sergey Pivovarov
MerahPutih.com - Situasi geopolitik dunia, seperti ketegangan di Ukraina dan Rusia, menambah tantangan bagi upaya pemulihan global yang dilakukan para anggota G20.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, meski dalam forum finance track tidak secara khusus membahas konflik di Ukraina, namun ternyata suasana geopolitik tersebut memberikan spillover kepada perekonomian.
Baca Juga:
150 Ribu Tentara Rusia Kepung Perbatasan Ukraina, AS Coba Upayakan Diplomasi
Presidensi G20 Indonesia perlu untuk menemukan cara agar aspek geopolitik ini tidak menjadi masalah yang dapat melemahkan upaya pemulihan ekonomi yang mulai berjalan meski belum merata.
Sri Mulyani bercerita, sempat terjadi ketegangan dalam ruangan ketika Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) Presidensi G20 Indonesia berlangsung.
Hal itu, kata ia, terjadi karena di dalam ruangan ada negara-negara yang memang sedang berada di dalam tensi geopolitik ini sehingga untuk merumuskan suatu kebijakan dalam forum membutuhkan sebuah upaya untuk menjembatani.
"Alhamdulillah bisa mendapatkan kesepakatan, maka kita bisa mendapatkan tadi, bahwa memang pemulihan ekonomi berjalan namun kita juga paham tidak merata," katanya.
Ia memastikan, berbagai unsur atau faktor-faktor termasuk geopolitik yang berpotensi mengganggu upaya pemulihan akan terus diperhatikan agar pemulihan tetap bisa berjalan baik.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan, situasi pandemi seperti sekarang ini, bukan saatnya untuk menciptakan rivalitas atau membuat ketegangan baru.

"Bukan saatnya membuat ketegangan baru yang mengganggu pemulihan dunia apalagi yang membahayakan keselamatan dunia, sebagaimana yang terjadi di Ukraina saat ini," kata Presiden di Jakarta, Kamis (19/2).
Dalam kondisi pandemi kini, tidak ada satu negara pun yang bisa bangkit sendirian. Semua negara saling terkoneksi dan tidak ada yang terisolasi, tambahnya.
Dia menegaskan, kebangkitan satu kawasan akan membangkitkan kawasan yang lainnya. Sebaliknya, keruntuhan satu kawasan akan ikut meruntuhkan kawasan lainnya.
Jokowi menekankan saat ini semua pihak harus menghentikan pertentangan dan ketegangan.
"Kita harus fokus untuk bersinergi untuk berkolaborasi menyelamatkan dan membangkitkan dunia tempat kita hidup; untuk segera bangkit kembali, pulih kembali," katanya.
Menurutnya, ketidakpastian global harus dihadapi dengan sinergi dan kolaborasi, bekerja sama mengendalikan inflasi yang cenderung meningkat, mengantisipasi kelangkaan dan kenaikan harga pangan, mengatasi kelangkaan kontainer dan rantai logistik lainnya, serta mencegah terjadinya kelaparan. (Asp)
Baca Juga:
Konflik Rusia-Ukraina Bisa Berdampak pada Kenaikan Harga Minyak Dunia
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi

Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang

Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II

Komentari Eks Marinir Jadi Tentara Bayaran, Dubes Rusia Sebut Pihaknya tak Lakukan Rekrutmen

Eks Marinir Satria Kumbara Bukan Direkrut, Rusia Tegaskan Konsekuensi Tanggung Sendiri

Pertama Kali dalam 500 Tahun Gunung Berapi Rusia Meletus, Ahli Sebut Terkait dengan Gempa Besar

Otoritas Kamchatka Umumkan Pencabutan Peringatan Tsunami

Peringatan Tsunami Terdengar, Pekerja Pembangkit Fukushima Jepang Segera Dievakuasi
