Forum B20 Bahas Pasar Karbon dan Penyaluran Dana Biayai Transisi Energi

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Selasa, 22 Maret 2022
Forum B20 Bahas Pasar Karbon dan Penyaluran Dana Biayai Transisi Energi

Salah satu pertemuan G20. (Foto: Antara)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Aspek pembiayaan yang menjadi fokus terkait kerja sama global dalam menyalurkan dan ketersediaan pembiayaan dalam skala besar untuk investasi transisi energi. Hal itu menjadi salah satu poin penbicaraan, forum dialog antara komunitas bisnis global B20.

"Pertukaran pandangan selama Stakeholder Consultation ini akan memperkaya proses pembentukan rekomendasi Task Force Energy ke G20," Kata Chair of Task Force Energy, Sustainability, & Climate B20 Nicke Widyawati di Jakarta, Senin (22/3).

Baca Juga:

Gibran Jadikan Puro Mangkunegaran Lokasi Royal Dinner Peserta G20

Pada 18 Maret 2022, forum B20 mengadakan Stakeholder Consultation ketiga di Jakarta untuk mendapat masukan dari para pemangku kepentingan, sehingga rekomendasi kebijakan yang dirumuskan dapat mewakili pandangan para pelaku usaha ataupun lembaga sektor keuangan.

Para stakeholder diharapkan memberikan masukan atas isu-isu prioritas yang dibawa oleh Task Force Energy, Sustainability, & Climate B20.

Sejumlah isu utama yang dibahas dalam Stakeholder Consultation ketiga itu, antara lain kerja sama global untuk pasar karbon dan penyaluran dana untuk membiayai transisi energi, serta penerapan standar pelaporan keberlanjutan dan taksonomi yang diakui secara global.

Secara global, kata Nicke, sektor energi merupakan sektor yang memiliki tantangan yang paling kritis untuk beralih ke energi berkelanjutan sebagai upaya mengurangi emisi karbon yang menjadi penyebab gas rumah kaca.

"Kondisi di Indonesia sedikit berbeda, karena kontribusi emisi karbon dari energi berada pada kisaran 20 sampai 36 persen dibandingkan dengan deforestasi yang berada pada kisaran 44 sampai 62 persen," katanya.

Tetapi, lanjut ia, hal ini tidak bisa menjadi alasan bagi para pelaku industri, khususnya di sektor energi untuk tidak ikut serta dalam pengurangan emisi gas rumah kaca.

Mengacu pada perkiraan IPCC, kenaikan suhu rata-rata global saat ini sudah mendekati ambang batas konsensus 1,5 derajat Celcius.

"Ada sedikit waktu yang tersisa untuk mengambil tindakan drastis untuk mengurangi percepatan emisi puncak ke transisi hingga menuju ke net zero yang saat ini tertinggal secara signifikan," imbuh Nicke.

Sebagai Chair of Task Force Energy, Sustainability, & Climate B20, Nicke mengajukan tiga rekomendasi kebijakan yang harus menjadi fokus bersama untuk menekan percepatan laju pemanasan global yang terjadi saat ini.

Pertama, mempercepat transisi menuju penggunaan energi yang berkelanjutan dengan meningkatkan kerja sama global mengakselerasi transisi menuju penggunaan energi yang berkelanjutan melalui upaya pengurangan intensitas karbon dalam penggunaan energi.

Kedua, memastikan transisi yang adil dan terjangkau, dengan meningkatkan kerja sama global dalam rangka untuk memastikan transisi yang adil, teratur, dan terjangkau menuju penggunaan energi yang berkelanjutan di seluruh negara maju dan berkembang.

Ketiga, kerja sama global dalam meningkatkan ketahanan energi dengan cara mendorong kerja sama global untuk meningkatkan ketahanan energi tingkat konsumen melalui pemberian akses dan kemampuan untuk mengkonsumsi energi yang bersih dan modern.

Data G20. (Foto: Antara)
Data G20. (Foto: Antara)

"Perumusan rekomendasi kebijakan ini melibatkan beberapa pihak yang ada dalam Task Force Energy, Sustainability, & Climate B20, termasuk delapan Co-Chairs yang merupakan C-Level dari pelaku usaha negara G20 dan lebih dari 140 anggota yang memberikan masukan dalam arah rekomendasi kebijakan dan prioritas masalah," katanya.

Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang juga menjabat sebagai B20 Sherpa, Rizal Affandi Lukman mengatakan, konsultasi pemangku kepentingan yang berkelanjutan sangat penting untuk mengumpulkan ide-ide informasi yang relevan dan wawasan dari berbagai pemangku kepentingan yang relevan.

"Sejak awal Task Force ESC adalah gugus tugas paling populer di dalam presidensi B20 Indonesia. Ini adalah sinyal kuat bahwa masalah energi, keberlanjutan, dan iklim sangat relevan bagi banyak pihak saat ini," kata Rizal. (Asp)

Baca Juga:

Delegasi G20 Dukung Agenda Prioritas Kemendikbudristek

#G20 #KTT G20 #Perubahan Iklim
Bagikan
Ditulis Oleh

Asropih

Berita Terkait

Indonesia
Di Belém Leader Summit, Indonesia Janji Bauran Energi Capai 23 Persen di Tahun 2030
Presiden Prabowo Subianto di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk mematuhi Perjanjian Paris guna mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 atau lebih cepat.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 07 November 2025
Di Belém Leader Summit, Indonesia Janji Bauran Energi Capai 23 Persen di Tahun 2030
Dunia
Seperlima Pantai Italia Terancam Tenggelam Akibat Pemanasan Global, Terbagi 4 Zona
Temuan ini berasal dari laporan bertajuk Sunken Landscapes yang dirilis Italian Geographic Society dan dipresentasikan dalam konferensi di Roma.
Wisnu Cipto - Rabu, 29 Oktober 2025
Seperlima Pantai Italia Terancam Tenggelam Akibat Pemanasan Global, Terbagi 4 Zona
Fun
Nyamuk Pertama Ditemukan di Islandia: Tanda Pemanasan Global Kian Nyata
Untuk pertama kalinya, nyamuk ditemukan di Islandia. Rekor panas dan perubahan iklim diduga jadi penyebab utama munculnya spesies ini di negeri es.
ImanK - Jumat, 24 Oktober 2025
Nyamuk Pertama Ditemukan di Islandia: Tanda Pemanasan Global Kian Nyata
Berita Foto
Forum Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 Bahas RUU Pengelolaan Perubahan Iklim
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisal Nurofiq (dari kiri) bersama dengan Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan Internasional & Kerjasama Multilateral Mari Elka Pangestu dan Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno saat acara Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 di Jakarta, Selasa (21/10/2025).
Didik Setiawan - Selasa, 21 Oktober 2025
Forum Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 Bahas RUU Pengelolaan Perubahan Iklim
Dunia
Pertama Kali dalam Sejarah Nyamuk Bisa Bertahan Hidup di Islandia, Ada 3 Ekor
Spesies Nyamuk Culiseta annulata ini diyakini mampu menetap karena tahan terhadap suhu dingin, menandai dampak nyata dari perubahan iklim terhadap persebaran serangga di Islandia.
Wisnu Cipto - Selasa, 21 Oktober 2025
Pertama Kali dalam Sejarah Nyamuk Bisa Bertahan Hidup di Islandia, Ada 3 Ekor
Indonesia
MPR Dorong RUU Pengelolaan Perubahan Iklim, Minta Aktivis Lingkungan Kolaborasi di ICCF 2025
Undang-Undang tersebut bakal mengintegrasikan berbagai kebijakan di kementerian dan lembaga yang saat ini masih berjalan secara sektoral.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 13 Oktober 2025
MPR Dorong RUU Pengelolaan Perubahan Iklim, Minta Aktivis Lingkungan Kolaborasi di ICCF 2025
Indonesia
Jokowi Ditunjuk Jadi Dewan Penasihat Bloomberg New Economy, ini Tugas Utamanya
Jokowi kini ditunjuk menjadi Dewan Penasihat Bloomberg New Economy. Ia akan bertugas untuk mengatasi masalah ekonomi global hingga krisis iklim.
Soffi Amira - Rabu, 24 September 2025
Jokowi Ditunjuk Jadi Dewan Penasihat Bloomberg New Economy, ini Tugas Utamanya
Dunia
Perubahan Iklim ‘Membunuh’ 16.500 Orang Selama Musim Panas di Eropa
Para ahli menggunakan pemodelan untuk memproyeksikan jumlah korban sebelum data resmi dirilis.
Dwi Astarini - Jumat, 19 September 2025
Perubahan Iklim ‘Membunuh’ 16.500 Orang Selama Musim Panas di Eropa
Dunia
Perubahan Iklim makin Nyata, Kenaikan Permukaan Laut Ancam 1,5 Juta Warga Australia pada 2050
Tidak ada komunitas di Australia yang akan bebas dari risiko iklim yang berhubungan, saling memperkuat, dan terjadi secara bersamaan.
Dwi Astarini - Rabu, 17 September 2025
Perubahan Iklim makin Nyata, Kenaikan Permukaan Laut Ancam 1,5 Juta Warga Australia pada 2050
Dunia
Perubahan Iklim, Pakistan Dilanda Banjir Mematikan Membuat Lebih dari Dua Juta Orang Dievakuasi
Secara geografis, Pakistan sangat rentan terhadap perubahan iklim karena menghadapi ancaman panas ekstrem sekaligus curah hujan tinggi.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Perubahan Iklim, Pakistan Dilanda Banjir Mematikan Membuat Lebih dari Dua Juta Orang Dievakuasi
Bagikan