Kesehatan

Faktor Usia Pengaruhi Kekuatan Perut Terima Makanan Pedas

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Jumat, 19 Maret 2021
Faktor Usia Pengaruhi Kekuatan Perut Terima Makanan Pedas

Faktor 'U' bisa jadi penghambat kamu menikmati hidangan pedas. (Foto: 123RF/Satjawat Boontanataweepol)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

TIDAK bisa makan terlalu banyak makanan pedas akhir-akhir ini? Mungkin itu faktor 'U'. Usia dan cabai ternyata tidak bersahabat. Mari mencari tahu mengapa kamu mengalami lebih banyak masalah pencernaan dengan bertambahnya usia, terutama bila itu berhubungan dengan makanan pedas.

Sebelum makanan pedas memengaruhi perut, sensasi saat panas mencapai bibir, lidah, dan mulut merupakan keseruan yang kamu cari. Semakin pedas, semakin seru menjadi prinsip penjelajahan kuliner yang dianut anak muda. Tidak demikian, ketika usia semakin betambah, tiba-tiba keseruan itu menjadi hilang karena perut yang memberontak.

Baca juga:

Perut Buncit? Begini Mengecilkannya

Makan adalah salah satu kesenangan terbesar dalam hidup, dan kamu mungkin merasa tubuh sendiri telah mengecewakanmu ketika sistem pencernaan mulai memburuk seiring bertambahnya usia. Jadi, apa yang terjadi padamu?

Selain usia, stres juga berperan dalam meningkatkan sensitivitas perut. (Foto: 123RF/Ion Chiosea)

"Ada reseptor di seluruh saluran gastrointestinal (GI) kamu yang dapat mendeteksi capsaicin, bahan kimia dalam cabai, paprika, dan berbagai bahan pedas, yang menimbulkan sensasi terbakar," kata Dr Andrew Ong, konsultan Departemen Gastroenterologi & Rumah Sakit Umum Singapura seperti diberitakan channelnewsasia.com (18/3).

Itu menjelaskan mengapa kamu mungkin merasakan sakit perut, diare, dan sensasi panas di perut setelah makan bakso dengan sambal bersendok-sendok. Diikuti dengan anus yang terasa terbakar dan sakit setelah dari toilet. Ya, reseptor itu juga ada di anus.

Mengapa kamu mengalami diare karena reseptor pendeteksi capsaicin yang sama juga ditemukan di usus halus serta usus besar. Organ ini juga dapat merasakan sensasi panas itu. Sebagai mekanisme pertahanan, mereka bekerja keras untuk mengeluarkan makanan pedas dari tubuh dengan cepat.

Namun, karena bahan sisa makanan bergerak begitu cepat melalui usus besar, tidak ada cukup waktu untuk melakukan tugasnya: menyerap air. Hasilnya, bentuk feses encer atau dikenal sebagai diare.

Mengapa Terjadi Saat Bertambah Usia?

Jangan berlebihan menambahkan sambal ke mangkuk bakso. (Foto: 123RF/ferli)

Pertama, orang berusia menengah lebih cenderung memulai pengobatan untuk penyakit kronis seperti kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi. "Beberapa efek samping dari obat-obatan ini juga dapat mengiritasi saluran pencernaan untuk membuat pasien lebih sensitif terhadap efek makanan pedas," kata Dr Ong.

Kedua, jika kamu bagian dari Generasi Sandwich, menghidupi anak-anak dan merawat orang tua lansia, kamu mungkin lebih stres daripada usia produktif lain.

Baca juga:

Selain Air Jeruk Nipis, ini Cara Tepat Menghilangkan Perut Buncit

Dan, itu mungkin menjelaskan mengapa kamu sakit perut bahkan dengan sedikit sambal terasi. "Penelitian telah menunjukkan bahwa stres menurunkan ambang nyeri pada saluran pencernaan. Jadi, pasien yang mengalami situasi stres lebih cenderung merasakan gejala," Dr Ong menjelaskan.

Kemungkinan lain? Karena orang Asia telah mengubah pola makan mereka untuk memasukkan pola makan kebarat-baratan selama bertahun-tahun. "Kita menjadi kurang terpapar makanan pedas dan karena itu memiliki toleransi yang lebih rendah saat mengonsumsinya," dia melanjutkan.

Makan Pedas Secukupnya

Saluran gastrointestinal dapat mendeteksi capsaicin, bahan kimia dalam cabai. (Foto: 123RF/ferli)

Pengobatan terbaik adalah makan makanan pedas secukupnya, terutama jika gejalanya parah. Jika ketidakmampuan kamu untuk mentolerir cabai disebabkan oleh kurangnya latihan, berikan tubuh waktu untuk beradaptasi lagi. "Anda mungkin bisa membuat diri tidak terlalu sensitif dengan mengonsumsi makanan pedas secara teratur selama beberapa waktu. Ini, bagaimanapun, tergantung pada toleransimu terhadap gejala yang muncul," saran Dr Ong

Bagaimana dengan penggunaan antasida untuk memadamkan rasa terbakar di usus? Sementara beberapa penelitian menunjukkan bahwa capsaicin dapat mendorong produksi asam di perut, kata Dr Ong, hanya ada sedikit bukti bahwa antasida membantu. "Meskipun efek menenangkan dari antasida dapat membantu mengurangi beberapa ketidaknyamanan," tambahnya.

kamu mungkin lebih baik minum obat seperti omeprazole untuk mengurangi produksi asam. "Tapi ini bekerja paling baik hanya jika diminum setengah jam sebelum makan," tutup Dr Ong. (aru)

Baca juga:

Makanan untuk Atasi Gas Perut

#Kesehatan #Makanan Pedas #Makanan
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Indonesia
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Diharapkan mempermudah para pengguna moda transportasi publik, komuter, pekerja, dan warga sekitar dalam mengakses layanan kesehatan yang cepat, nyaman, dan profesional.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Lifestyle
Resmi! Nasi Megono Kecombrang dan Lopis Krapyak Pekalongan Jadi Warisan Budaya Takbenda Nasional
Nasi Megono dari Kota Pekalongan memiliki cita rasa yang istimewa dan unik dibandingkan Megono dari daerah lain di sekitarnya
Angga Yudha Pratama - Selasa, 14 Oktober 2025
Resmi! Nasi Megono Kecombrang dan Lopis Krapyak Pekalongan Jadi Warisan Budaya Takbenda Nasional
ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Menu MBG Pangsit Goreng di SD Depok Viral, BGN Sebut Ada Kandungan Ayam dan Telur
Menu MBG pangsit goreng di SD Depok mendadak viral. BGN menyebutkan, bahwa pangsit tersebut berisi tahu, telur, dan ayam.
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
Menu MBG Pangsit Goreng di SD Depok Viral, BGN Sebut Ada Kandungan Ayam dan Telur
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Bagikan