Faisal Basri Nilai Pemerintah Lebih Pentingkan Ekonomi Dibandingkan Penanganan COVID-19

Andika PratamaAndika Pratama - Sabtu, 28 Maret 2020
Faisal Basri Nilai Pemerintah Lebih Pentingkan Ekonomi Dibandingkan Penanganan COVID-19

Ekonom Senior Indef Faisal Basri (Foto: antaranews)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri menilai saat ini kebijakan lockdown menjadi langkah yang telat menanggulangi wabah COVID-19. Hal ini karena 'musuh' yang dihadapi berupa virus yang tak terlihat.

Menurut Faisal, kalau tak tahu situasi medan tempur, satu-satunya cara adalah pembatasan atau lockdown dan memeriksa rumah ke rumah.

Baca Juga

Ketidaktegasan Pemerintah Soal Kebijakan Lockdown Dikhawatirkan Picu Konflik Horizontal

"Jadi pendekatan fisik itu berbeda dengan menghadapi hantu," ujar Faisal dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (28/3)

Ia berpendapat dalam kondisi seperti ini pemerintah harus mengambil kebijakan dengan melibatkan ahlinya, misalnya ahli virus, penyakit menular hingga keseharan masyarakat. Dengan begitu, keputusan diambil berdasarkan data ilmiah.

Faisal merasa pemerintah dianggap lebih mempertimbangkan perkara ekonomi dibandingkan penanganan virus corona. Padahal, menurut Faisal, sebenarnya ekonomi Indonesia akan ditentukan dari bagaimana cara pemerintah melawan virus corona.

“Ekonomi nasibnya sangat ditentukan penanganan virus. Jadi lupakan dulu ekonomi, fokus penanganan virus,” kata Faisal.

Vkrus
Ilustrasi virus corona

Ia meminta agar masyarakat tidak terserang virus corona diutamakan. Sehingga mereka percaya dengan pemerintah. Fasial juga mengharapkan data yang dimiliki pemerintah terkait virus corona akurat.

“Dan tolong dalam pengambilan keputusan disertakan orang-orang yang ahli, yang bukan rapat sidang kabinet isinya para menteri. Jadi pemerintah undang ahli-ahli, saatnya ahlinya sertakan dalam setiap pengambilan keputusan,” ujar Faisal.

Baca Juga

DPR Nilai Pulau Jawa Perlu Dikunci untuk Cegah COVID-19

Pemerintah pusat juga diminta agar berkoordinasi maksimal dengan pemerintah daerah. Sehingga penanganannya bisa lebih cepat. Apalagi, kata Faisal, virus corona sudah menyebar ke berbagai daerah.

“Pusat tugasnya memberikan logistik kepada daerah-daerah yang kurang kemudian memonitor dengan satu metode yang sama jangan setiap daerah sendiri-sendiri,” ungkap Faisal.

Menurut Faisal, jika penyebaran virus semakin luas maka pemerintah akan keteteran. Sebab tenaga medis di Indonesia jumlahnya masih kurang.

“Dokter kita terbatas hanya 0,4 per seribu penduduk. Kalau wabahnya semakin tak terkendali, dokter kita akan keteteran dan jadi rentan menjadi korban juga dari virus,” tutur Faisal.

Mantan Cagub DKI ini juga optimistis, kemampuan fiskal pemerintah masih cukup untuk melakukan bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat. Kini, tantangan terbesar adalah proses identifikasi penerima bantuan dan distribusi agar tepat sasaran.

Faisal menjelaskan, refocusing dan realokasi anggaran yang dilakukan pemerintah terhadap belanja kementerian/lembaga maupun transfer ke daerah sekiranya bisa menutupi kebutuhan untuk BLT.

"Masih cukup oke kalau dari segi ketersediaan dana," tuturnya

Faisal memberikan contoh, anggaran yang sebelumnya untuk perjalanan dinas dan pertemuan di hotel sudah dapat menutupi untuk BLT. Selain itu, proyek-proyek pembangunan yang masih dapat ditunda pun bisa direalokasikan guna menjamin jaring pengaman sosial tersebut.

Ia melihat, masih banyak ruang yang bisa dimanfaatkan pemerintah untuk membuat kebijakan guna mendukung daya beli masyarakat. Bahkan, kalau perlu, pemerintah dapat memotong gaji atau tunjangan para pejabat seperti yang sudah dilakukan di Malaysia.

Baca Juga

Kapolda Metro Pastikan Antisipasi Kerusuhan dan Penjarahan akibat COVID-19

Secara jumlah, Faisal mengatakan, pemotongan gaji pejabat mungkin tidak akan membantu banyak untuk menekan dampak wabah virus corona (COVID-19). Tapi, langkah ini dapat menjadi bentuk solidaritas sosial dan sinyal positif kepada masyarakat.

"Sinyal bahwa seluruh bangsa melakukan upaya serius (untuk menangani COVID-19)," ujarnya. (Knu)

#Faisal Basri #Virus Corona
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Dunia
Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
Virus baru ini berasal dari subgenus merbecovirus, yang juga termasuk virus penyebab Middle East Respiratory Syndrome (MERS).
Dwi Astarini - Jumat, 21 Februari 2025
 Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
Indonesia
Jokowi Kenang Faisal Basri Sebagai Sosok yang Kritis
Faisal adalah ekonom yang detail menyampaikan kritik
Angga Yudha Pratama - Jumat, 06 September 2024
Jokowi Kenang Faisal Basri Sebagai Sosok yang Kritis
Indonesia
Faisal Basri Meninggal Dunia, Bang Emil: Beliau Guru Saya
Ridwan Kamil menyampaikan belasungkawa atas wafatnya ekonom Faisal Basri.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 05 September 2024
Faisal Basri Meninggal Dunia, Bang Emil: Beliau Guru Saya
Berita
Mengenang Cinta Faisal Basri pada Tanah Air di Puisi Terakhirnya: Rumah Indonesia, Rumah Kita
Faisal Basri, Ekonom Senior Universitas Indonesia, Meninggal Dunia pada Kamis Pagi Faisal Basri, ekonom senior dari Universitas Indonesia, meninggal dunia pada Kamis pagi sekitar pukul 03.50 WIB.
ImanK - Kamis, 05 September 2024
Mengenang Cinta Faisal Basri pada Tanah Air di Puisi Terakhirnya: Rumah Indonesia, Rumah Kita
Indonesia
Ekonom Senior Faisal Basri Berpulang di Usia 65 Tahun
Ekonom senior Faisal Basri meninggal dunia pada Kamis (5/9) pukul 03:50 WIB di Rumah Sakit Mayapada, Kuningan Jakarta dalam usia 65 tahun.
Frengky Aruan - Kamis, 05 September 2024
Ekonom Senior Faisal Basri Berpulang di Usia 65 Tahun
Indonesia
Ekonom Senior Sebut Fondasi Indonesia Goyah Akibat Korupsi dan Politik Dinasti
Faisal Basri mengatakan kondisi Indonesia saat ini memprihatinkan lantaran digerogoti praktik-praktik korupsi.
Andika Pratama - Minggu, 10 Desember 2023
Ekonom Senior Sebut Fondasi Indonesia Goyah Akibat Korupsi dan Politik Dinasti
Dunia
COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan
Kasus positif COVID-19 di Tiongkok memuncak lagi.
Zulfikar Sy - Selasa, 13 Juni 2023
COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan
Bagikan