Empat Kriteria yang Harus Dimiliki Rais Aam PBNU Ala Ma'ruf Amin

Wapres KH Ma'ruf Amin. ANTARA/Agus Wira Sukarta/aa
MerahPutih.com - Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyebut beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) antara lain faqih, berkarakter organisatoris serta mampu menjadi penggerak.
Sementara, siapa sosok pemimpin ideal NU, menurut Ma'tuf, kewenangannya berada di muktarimin.
Baca Juga:
Menag Yaqut Bantah Lakukan Intervensi Muktamar ke-34 NU
"Kalau (sosok) Rais Aam, saya pernah membuat itu di Muktamar di Jombang, minimal saya ada empat kriteria, itu saya kira semua orang tahu," kata Wapres Ma’ruf Amin dikutip Antara, Rabu (22/12).
Karakter pertama, menurut Ma’ruf, ialah sosok yang paham terhadap aturan dan syariat Islam atau fakih. Rais Aam yang memahami syariat Islam akan mampu menyelesaikan persoalan terkait kehidupan umat beragama Islam.
"Dia harus fakih, kalau Rais Aam ya, kalau dia nggak fakih nanti bagaimana dia bisa menyelesaikan persoalan, tidak ada patokannya," katanya.
Kemudian, tambahnya, Rais Aam juga harus berkarakter organisatoris karena PBNU merupakan suatu organisasi.
"Yang kedua itu munadzim, organisatoris. NU itu organisasi, jadi seorang pemimpin tertinggi itu harus mengerti organisasi, bagaimana meng-organise ini," tambahnya.
Baca Juga:
Buka Muktamar NU, Kiai Said Singgung Nasionalisme dan Agama
Selain itu, Wapres Ma’ruf menilai Rais Aam juga harus seseorang yang memiliki kemampuan sebagai penggerak dalam upaya memperbaiki kehidupan umat Islam.
"Kemudian, dia harus bisa menggerakkan, sebab NU itu gerakan ulama dalam memperbaiki umat atau dalam rangka meng-islah. Itu kalau (kriteria) Rais Aam, dulu saya pernah membuat itu," jelasnya.
Sementara terkait penentuan ketua umum Tanfidziyah PBNU, Ma’ruf Amin yang juga mustasyar PBNU tersebut menilai ketentuan tersebut menjadi kewenangan penuh para peserta Muktamar ke-34 NU.
Baca Juga:
Buka Muktamar Ke-34 NU, Jokowi: Terima Kasih Sudah Kawal Toleransi dan NKRI
Ma’ruf berharap sosok Tanfidziyah PBNU yang akan dipilih nantinya memiliki kemampuan untuk memimpin organisasi dengan baik.
"Kalau yang tanfidh itu yang mampu melakukan organisasi, pelaksananya, tanfidz yang bisa menjalankan semua program yang sudah ada, itu nanti yang menentukan itu ya muktamirin peserta muktamar," ujarnya. (Knu)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
PBNU Desak KPK Segera Umumkan Tersangka Korupsi Kuota Haji Biar tidak Jadi Bola Liar

KPK Telusuri Aliran Dana Kasus Korupsi Kuota Haji, Termasuk ke PBNU

Tokoh Palestina Kecam PBNU Undang Pendukung Israel, Sikapnya tak Bisa Dibenarkan

PBNU Instruksikan Jaga Stabilitas Nasional, Tidak Terprovokasi Isu Memecah Belah

PBNU Bangun 1.000 Titik SPPG, 10 Dapur Diklaim Siap Beroperasi

Konferensi Pesantren Ditutup, Hasilkan Empat Rekomendasi Utama

Reaksi PBNU saat Tahu Pengurusnya Jadi Komisaris Perusahaan Tambang Nikel di Raja Ampat hingga Dituding Terima Uang

Kenang Paus Fransiskus, Ketum PBNU: Kasih Sayang kepada Umat Manusia Tanpa Memandang Etnis dan Agama adalah Teladan Paripurna

Ma’ruf Amin Sebut Indonesia Tidak Baik-Baik Saja, Perlu Kerja Keras dan Bersatu

Ketua PBNU Ingatkan Umat Tak Beri Ruang untuk Pemecah Belah dan Penyebar Kebencian
