Eks PM Australia Kecam Pengadaan Kapal Selam Bertenaga Nuklir

Zulfikar SyZulfikar Sy - Kamis, 16 Maret 2023
Eks PM Australia Kecam Pengadaan Kapal Selam Bertenaga Nuklir

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese berjalan menuju lokasi KTT G20 Indonesia, Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022). ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Akbar Nugroho Gumay/wsj/22.

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Australia mengumumkan kesepakatan membeli setidaknya tiga kapal selam bertenaga nuklir dengan sistem persenjataan konvensional, di bawah kemitraan keamanan trilateral dengan AS dan Inggris.

Dalam kerangka kesepakatan ini, ketiga negara juga akan bekerja sama untuk mengembangkan kapal selam canggih terbaru.

Mantan Perdana Menteri (PM) Australia Paul Keating pada Kamis (16/3), mengecam pemerintahan Anthony Albanese gara-gara kesepakatan tripartit dengan AS dan Inggris dalam membangun kapal selam bertenaga nuklir.

Keating menyebut, kesepakatan yang dinamai AUKUS itu keputusan luar negeri terburuk yang diambil oleh Partai Buruh Australia.

Baca Juga:

Runtuhnya Bank di AS Bikin Sulit Eropa

“Setiap anggota cabang Partai Buruh akan jijik ketika mereka menyadari bahwa partai yang kita semua perjuangkan ini memilih kembali ke bekas penguasa kolonial kita, Inggris, untuk menemukan keamanan kita di Asia,” kata Keating dalam National Press Club di Canberra, seperti dikutip Antara.

Dalam kesepakatan AUKUS yang diresmikan Selasa di San Diego, AS, Australia akan membeli tiga kapal selam kelas Virginia dari AS. Namun, pembelian itu masih harus mendapat persetujuan kongres.

Australia juga akan diberi opsi untuk membeli dua kapal lagi jika diperlukan, kata Presiden AS Joe Biden, PM Australia Albanese, dan PM Inggris Rishi Sunak dalam pernyataan bersama.

AUKUS diumumkan pada 15 September 2021 sebagai sebuah perjanjian keamanan trilateral untuk kawasan Indo-Pasifik guna menjawab kapabilitas militer Tiongkok yang semakin besar di wilayah tersebut.

Baca Juga:

Australia Segera Diperkuat dengan Kapal Selam Bertenaga Nuklir

Keating, yang menjabat sebagai perdana menteri pada 1991-1996, mengkritik kesepakatan AUKUS sejak mantan Perdana Menteri Scott Morrison mengumumkan AUKUS dan membatalkan Program Kapal Selam Masa Depan dengan Angkatan Laut Prancis untuk membeli 12 kapal selam senilai 56 miliar euro (Rp 917,65 triliun).

Dia mendaku keterlibatan Australia dalam kesepakatan AUKUS dilakukan agar AS memasok kapal selam bertenaga nuklir untuk menghadapi Tiongkok.

Menurut Keating, keterlibatan pemerintahan Albanese dalam pembangunan kapal selam nuklir tripartit di bawah perjanjian AUKUS merupakan keputusan internasional terburuk yang diambil pemerintah Partai Buruh Australia sejak mantan pemimpin sebelumnya, Billy Hughes, berusaha menerapkan wajib militer guna menambah pasukan Australia dalam Perang Dunia I.

"AS akan tetap berada dalam kesepakatan yang disebut AUKUS, bukan karena untuk membangun kapal selam untuk Australia, tetapi karena AS akan selamanya memiliki teknologi kapal nuklir dan sistem pengendalian tembakan yang dibangun di tempat lain," katanya.

Keating menambahkan bahwa meski kesepakatan itu ditandatangani tiga pihak, tetapi menurutnya hanya ada satu pihak yang mengeluarkan uang.

“Presiden AS dan PM Inggris hampir tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka karena 368 miliar dolar Australia (Rp 3.776 triliun) masuk kantong perusahaan-perusahaan pertahanan mereka – di Inggris, BAE Systems, serta galangan-galangan kapal selam di pantai timur AS. Tidak heran mereka tersenyum," kata Keating.

Keating mengatakan, AS ingin membendung kekuatan militer dan ekonomi Tiongkok, tetapi menurut dia, negara tersebut adalah negara perdagangan dunia.

"Ini bukan tentang membalikkan sistem internasional," kata dia. (*)

Baca Juga:

WHO Yakin Pandemi COVID-19 Berakhir Tahun Ini

#Australia
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Dunia
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Meradang, Tuduh PM Australia Berkhianat
Benjamin Netanyahu mengatakan sejarah akan mengingat PM Australia Anthony Albanese sebagai seorang politisi lemah.
Dwi Astarini - Rabu, 20 Agustus 2025
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Meradang, Tuduh PM Australia Berkhianat
Indonesia
Australia dan Negara Eropa Bakal Akui Negara Palestina, Selandia Baru Menyusul
Langkah Selandia Baru tersebut bertepatan dengan pengumuman Australia yang akan mengakui negara Palestina pada Sidang Majelis Umum PBB di bulan September.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 12 Agustus 2025
Australia dan Negara Eropa Bakal Akui Negara Palestina, Selandia Baru Menyusul
Dunia
Australia akan Umumkan Pengakuan terhadap Negara Palestina, Tinggalkan Amerika Serikat
Rencana ini diumumkan di tengah meningkatnya kecaman dan kemarahan internasional atas tindakan Israel di Gaza.
Dwi Astarini - Senin, 11 Agustus 2025
 Australia akan Umumkan Pengakuan terhadap Negara Palestina, Tinggalkan Amerika Serikat
Dunia
Bertambah Lagi! Australia Bakal Akui Negara Palestina di Sidang Umum PBB September 2025
Sejauh ini sudah 147 negara di dunia mengakui Palestina sebagai negara berdaulat. Sejak awal 2024, sepuluh negara baru bergabung dalam daftar tersebut, termasuk Irlandia, Norwegia, Spanyol, dan Armenia.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 11 Agustus 2025
Bertambah Lagi! Australia Bakal Akui Negara Palestina di Sidang Umum PBB September 2025
Dunia
Australia Masukkan YouTube ke Larangan Media Sosial untuk Anak-Anak di Bawah 16 Tahun
Ini bukanlah satu-satunya solusi, tapi ini akan membuat perbedaan.
Dwi Astarini - Kamis, 31 Juli 2025
  Australia Masukkan YouTube ke Larangan Media Sosial untuk Anak-Anak di Bawah 16 Tahun
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Australia Berikan Dana Khusus untuk Umat Kristen dan Gereja di Indonesia
Beredar informasi soal Australia yang memberikan bantuan dana khusus untuk gereja dan umat Kristen di Indonesia.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 24 Juli 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Australia Berikan Dana Khusus untuk Umat Kristen dan Gereja di Indonesia
ShowBiz
Kanye West Berulah lagi, Bikin Lagu Puja-Puja Hitler Sampai Dilarang Masuk Australia
West bahkan dikenal karena komentar-komentarnya yang anti-Semit.
Dwi Astarini - Rabu, 02 Juli 2025
Kanye West Berulah lagi, Bikin Lagu Puja-Puja Hitler Sampai Dilarang Masuk Australia
Dunia
YouTube dan Regulator Australia Berpolemik tentang Larangan Anak Di Bawah 16 Tahun Akses Media Sosial, Saling Adu Data
Regulator internet Australia dan YouTube berselisih soal rencana larangan anak di bawah 16 tahun mengakses media sosial. Siapa sebenarnya yang melindungi anak-anak?
Hendaru Tri Hanggoro - Selasa, 24 Juni 2025
YouTube dan Regulator Australia Berpolemik tentang Larangan Anak Di Bawah 16 Tahun Akses Media Sosial, Saling Adu Data
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Australia Ketar-ketir, Papua Nugini Ingin Gabung Indonesia karena Faktor Prabowo
“PRABOWO AKHIRNYA BICARA! Papua Nugini Ingin Gabung NKRI, Australia langsung Panas?!” demikian narasi video kanal YouTube “Studio Langit”
Frengky Aruan - Selasa, 24 Juni 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Australia Ketar-ketir, Papua Nugini Ingin Gabung Indonesia karena Faktor Prabowo
Indonesia
RI-Australia Gelar Lokakarya Perkuat Kolaborasi Keuangan Berkelanjutan,
Lokakarya ini merupakan tindak lanjut dari pernyataan bersama Presiden Republik Indonesia Prabowo dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese.
Dwi Astarini - Kamis, 22 Mei 2025
RI-Australia Gelar Lokakarya Perkuat Kolaborasi Keuangan Berkelanjutan,
Bagikan