Kesehatan

Injeksi atau Infus, Cara Efektif Berikan Multivitamin

Dwi AstariniDwi Astarini - Rabu, 29 September 2021
Injeksi atau Infus, Cara Efektif Berikan Multivitamin

Pemberian multivitamin lewat injeksi lebih efektif. (Foto: pexels-rfstudio)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

ADANYA pandemi meningkatkan kesadaran manusia untuk menjaga daya tahan tubuh. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan imunitas ialah dengan rutin mengonsumsi vitamin.

Selain mengonsumsi makanan bernutrisi tinggi, ada berbagai cara yang bisa ditempuh untuk bisa mendapatkan proteksi lengkap dari multivitamin. Ada yang rutin mengonsumsi suplemen, injeksi atau infus multivitamin. Namun, menurut dr. Ina Mayasari, owner dan head doctor di Klinik Kecantikan A-ONE Patal Senayan, pemberian multivitamin melalui injeksi dan infus lebih efektif jika dibandingkan dengan melalui oral.

"Pemberian suplemen oral akan melalui sistem pencernaan. Dari mulut ke lambung. Di lambung semua makanan di proses, semua enzim-enzim, asam lambung akan keluar. Demikian pula di usus.Semua enzim itu akan mengurangi absorpsi(penyerapan) dari vitamin," urainya saat ditemui di Restoran Robot&Co, Jakarta Selatan.

BACA JUGA:

Mendapatkan Layanan Klinik Kecantikan Sekaligus Kulineran

Dokter Ina menyebut daya serap suplemen ditubuh tergantung jenis vitamin. Vitamin tertentu akan berkurang 30 hingga 40 persen. Sementara vitamin C yang banyak varian suplemennya, saat masuk ke tubuh bisa berkurang hingga 60 persen. Jadi, yang diserap oleh tubuh sekitar 40 persen saja. "Makanya kalau suplemen vitamin itu disarankannya dikonsumsi setiap hari. Itu karena yang terserap sedikit sekali," ujarnya.

Hal berbeda terjadi jika kita menggunakan sistem infus atau suntik multivitamin. "Kalau kita suntikkan lewat pembuluh darah, maka vitamin tidak akan melewati enzim-enzim di sistem pencernaan. Langsung ke darah. Dari darah diserap oleh tubuh. Almost 100 persen lah," jelasnya.

Dengan demikian, intensitas kita untuk mengonsumsi suplemen vitamin berkurang. "Kita tidak pernah dengar orang suntik vitamin C setiap hari, kecuali dalam keadaan sakit," ucapnya.

Jika ingin mengonsumsi vitamin dengan cara injeksi atau infus, dokter Ina mengatakan jenis vitamin tertentu perlu seminggu sekali. Sementara untuk multivitamin cukup dua minggu sekali karena dalam sekali treatment sudah komplit.

Pemberian multivitamin lewat infus atau injeksi bisa untuk semua kalangan. Tidak ada batas usia. Namun, pasien dengan komorbid ginjal dan liver harus lebih berhati-hati saat mendapatkan injeksi multivitamin. "Sistem kerja ginjal dan livernya akan lebih keras dibandingkan biasanya," terangnya. Ia menyarankan orang-orang dengan riwayat sakit ginjal dan liver harus minum air putih lebih banyak setelahnya.(Avia)

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Bagikan