Dukung 'Kebaya Goes To UNESCO' Lewat Pameran Foto 'Kebaja Saja'


Pameran foto 'Kebaja Saja' diharapkan dapat membuat masyarakat semakin paham tentang pakaian asli Indonesia ini dan berdampak bagi perekonomian. (Foto: Merahputih.com/Marcella)
SORE itu, belasan perempuan berkumpul dan memakai kebaya indah berwarna merah dan putih. Semuanya tersenyum bahagia, tanda bangga memakai pakaian asli Tanah Air. Kemeriahan itu merupakan bagian dari acara pameran foto Kebaja Saja yang diselenggarakan di Galeri Foto Jurnalistik Antara, Jakarta Pusat, Selasa (30/8).
Pameran yang sangat identik dengan kekhasan Indonesia ini digelar untuk mengkampanyekan 'Kebaya Goes To UNESCO'. Sesuai namanya, belum lama ini kebaya resmi diangkat menjadi salah satu warisan tak benda asal Indonesia. Untuk itu, banyak komunitas menyuarakan kampanye ini agar kebaya semakin dikenal banyak orang, lestari, dan terus digunakan.
"Gimana caranya supaya UNESCO melihat upaya kita melestarikan kebaya (adalah) melalui (kegiatan) sehari-hari," ajak Miranti Serad, salah satu peminat kebaya dan wastra nasional.
Miranti berharap perempuan Indonesia bisa lebih sering memakai kebaya dalam aktivitas keseharian. Misalnya ke pasar, berbelanja, atau kegiatan lain. Jadi, tak hanya pakai kebaya ketika pergi ke kondangan.
Baca juga:

Antara, Lembaga Berita Nasional, menyadari pentingnya momentum kampanye penggunaan kebaya. Melalui pameran foto Kebaja Saja atau yang bisa dibaca sebagai "kebaya saya", Antara ingin masyarakat Indonesia semakin mengenal kebaya dan menjadikan pakaian asli Indonesia ini selangkah lebih maju lagi ke depannya.
Tujuan lainnya, pameran foto ini dapat memberdayakan perempuan Indonesia dan ikut memajukan perekonomian negara melalui kebaya.
Kebaya merupakan pakaian asal Indonesia dan disebut sebagai pakaian tanpa kelas. Sebab, bisa digunakan oleh siapa saja tanpa memandang status dan kasta sosialnya. Tak hanya oleh orang Indonesia, kebaya juga pernah dipakai oleh warga negara asing dalam berbagai kesempatan.
Selain itu, kebaya juga disebut memiliki 2 jenis. Ada kebaya dengan pakem adat. Artinya, potongan kebaya tersebut mengikuti pakem atau aturan seni yang menaunginya sejak dulu. Misalnya jenis kebaya tertentu ada yang harus dipadukan dengan kain batik atau tenun.
Namun, ada pula kebaya modern yang potongan dan aksesorisnya telah mengikuti perkembangan zaman dan percampuran budaya atau akulturasi. Misalnya kebaya encim yang lahir dari akulturasi budaya Betawi, Melayu, Belanda, dan Tionghoa.
Baca juga:

Foto-foto dalam pameran foto Kebaja Saja berjumlah 77. Angka ini melambangkan usia kemerdekaan Republik Indonesia yang baru saja berulang tahun pada 17 Agustus kemarin. Puluhan foto ini digantung di dua ruang pameran. Berurutan dari foto zaman dahulu hingga ke zaman saat ini.
Foto perempuan berkebaya paling tua adalah dari tahun 1910. Itu merupakan potret 7 perempuan berbusana kebaya dan sarung yang diperkirakan diambil di Jawa. Lalu, ada pula tiga bersaudara Kartini, Kardinah, dan Roekmini serta Goesti Raden Adjeng Siti Noeroel Koesoemowardani (Gusti Nurul), seorang putri Mangkunegara VII.
Tak hanya itu, banyak pula foto perempuan modern yang memakai kebaya di berbagai kesempatan. Seperti saat memperingati Hari Kartini, melaksanakan kegiatan adat dan tradisi, atau saat berolahraga.
Foto-foto ini merupakan gabungan dari foto yang dipotret langsung oleh kantor berita Antara dan kerja sama pihak lain. Seperti Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan IPPHOS (Indonesian Press Photo Service). Bahkan, foto-foto karya fotografer di zaman dulu juga dikirim langsung oleh pihak Belanda melalui lembaga penelitian di Universitas Leiden yang disebut KITLV.
Acara pameran foto tersebut juga dibuka oleh penampilan fashion show dari 17 orang perempuan yang memiliki profesi berbeda. Ada seorang dokter, notaris, desainer, dan influencer. Bahkan, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia periode 2014-2019, Susi Pudjiastuti, juga turut hadir dalam rangkaian acara ini.
Susi menyampaikan bahwa kebaya ini adalah pakaian yang Indonesia banget dan membuat perempuan terlihat lebih cantik. "Saya selalu senang memakai kebaya. Kapan pun saya memakai kebaya, saya selalu terlihat cantik," ungkap Susi Pudjiastuti sembari tersenyum.
Pameran foto 'Kebaja Saja' ini dibuka secara gratis untuk umum selama sebulan penuh. Mulai dari 30 Agustus hingga 30 September 2022. Melalui pameran foto ini, pengunjung dapat melihat lebih jauh perjalanan kebaya di Indonesia dalam rentang 100 tahun. (mcl)
Baca juga:
Peringati Hari Kartini, Pesohor Indonesia Ramai-Ramai Pakai Kebaya
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Pameran Foto '1945' Resmi Dibuka di Monumen Pers Nasional, Tampilkan Jejak Sejarah Kemerdekaan Indonesia

Menilik Pameran Foto Bertajuk Rekam Jakarta 2025: Metamorph di Cemara 6 Galeri

Deretan Spg Berkebaya Meriahkan Hari Kebaya Nasional dalam Ajang Otomotif GIIAS 2025

Gerakan #KitaBerkebaya Jamah Identitas Lokal Nusantara, Jadi Upaya Melestarikan Kebudayaan

Film Pendek 'Kita Berkebaya' Segera Rilis 24 Juli 2025, Angkat Keresahan Tradisi Berkebaya Agar Tak Ditinggalkan

Peluncuran Film Pendek Bertajuk #KitaBerkebaya Meriahkan Hari Kebaya Nasional 2025

Menjelajahi Emosi Lewat Lensa: Mikael Aldo Rilis Photobook ‘PROPHECY’

Menilik Pameran Foto Pemenang Anugerah Pewarta Foto Indonesia 2025 di Loji Gandrung

Bukan Sekedar Baju, Kebaya Menjadi Identitas Budaya Perempuan Indonesia

Kebaya Bukan Cuma Baju, Tapi Juga Identitas Budaya
